Rabu, 21 Desember 2016

A Part of My Journey 1

Seperti yang telah aku bayangkan, perjalananku akan melewati hal semacam ini. Aku rapuh..
Rapuhnya aku Kau Mahatahu, Yaa Rabb..
Senin, 19 Desember 2016. Pertama kalinya aku mengikuti rangkaian tes rekrutmen pekerja di Jakarta. Seleksi ini untuk melamar menjadi karyawan PT Hexpharm Jaya, salah satu perusahaan besar di Indonesia yang berkedudukan di Cikarang.
Sama halnya dengan peserta lain, atau bahkan persiapanku lebih matang, karena ini kali pertama pengalamnku. Aku mengikuti semua persyaratan yang ada, tak tanggung, aku membeli kemeja putih dan sepatu baru. Bukan hanya itu, aku membeli peralatan lain pun baru, seperti pensil, penghapus, serutan pensil, pulpen, penggaris. *yaa iyalah kan belum ada, wkwk
Tak lupa pula aku menggali informasi seputar seleksi karyawan yang rekrutmennya melalui BKK sekolah. Iyaa, aku mendaftar di BKK salah satu sekolah di Jakarta. Pun dengan membaca soal-soal yang biasa diujikan saat tes psikotes kerja.
Taraa hari itu tiba. Nerveous? Tidak. Takut? Tentu tidak. Seperti biasa, aku pasang kepercayaan diri penuh.
Okey, berawal dari memasuki area tes, mengisi daftar hadir, memasuki ruangan, duduk di kursi, daann mulai memperhatikan pengarahan dari penyelenggara BKK yang dilanjutkan oleh pihak HRD dari perusahaan yang bersangkutan.
Jantung mulai cepat berlari kala proyektor dipasang, benar saja, ini yang kucemaskan. Pengarahan HRD menggunakan layar proyektor, aku mulai pesimis, apa yang membuatku seperti itu? Aku duduk di bangku paling kiri dan di barisan tengah, sedangkan layar proyektor ada di depan paling kanan, itu sangat bertentangan sekali dengan posisiku. Lantas apa hal membuatku khawatir? Aku tidak memakai kacamata. Itu yang sangat kusesali.
Aku memutuskan tuk melepas kacamata karena aku melihat di informasi lowongan persyaratan peserta tidak boleh bermata minus, aku mau mencoba, aku yakin aku bisa tanpa kacamata. Aihh, ternyata dugaan memang tidak selamanya benar. Aku bukan aku, aku membohongi diri sendiri, aku menyiksa diri sendiri, yaa menyiksa. Selama mengikuti psikotes aku merasa tersiksa. Pertama, aku tidak bisa melihat dengan jelas semua penjelasan dan instruksi yang ada di layar proyektor. Kedua, mataku lelah menghadapi soal-soal yang ada. Aku gagal fokus, konsentrasi kabur, dan aku ahh sudahlah.
Tapi pesimisku tidak semuanya kutuangkan, aku tetap memiliki sisi optimis. Apa itu? Entahlah, Wallahu'alam bisshawab..
Dan yang paling penting adalah Allah selalu ada untukku, Dia yang mengatur jalan rizkiku. Aku hanya bisa berusaha secara real di sini, tetap saja Allah yang menentukan keputusan finalnya.
Laahaula walaaquwata illabillah..

Sekarang aku tengah menunggu hasil dari usahaku tempo hari. Petugas penyelenggara mengatakan, peserta yang lolos psikotes akan mendapatkan informasi via SMS atau telepon untuk mengikuti tes selanjutnya, yaitu interview HRD, estimasi maksimal satu bulan setelah psikotes diselenggarakan.

Dan aku sangat berharap. Aku menggantungkan harapan kepada Allah melalui seleksi ini..
Wakafaabillahi waliyaa, wakafabillahi nashiiro..

Read more »

Selasa, 20 Desember 2016

Eksplorasi

Ini tentang eksplorasi..
Yaa, sebuah pengelanaan yang telah kubayangkan sebelumnya. Rancangan imajinasi pelepas penat yang dirasa dulu, iyaa kukata dulu.
Hanya jawaban sang waktu yang menentukan keadaanku saat ini, belum apa-apa.
Petualangan baru dimulai, kukira aku akan menjalaninya sendiri, ternyata tidak. Allah datangkan seorang teman, benar, aku harap ini termasuk dalam skenario bagus yang Allah rancang dalam Lauhul Mahfudz-Nya.
Belum puas, tentu saja, masih di area start kok, mungkin sekitar satu meter saja ku melangkah, hahaa..
Riak malam belum bisa menghantarkanku pada kantuk, aku bosan. Mesin otakku tengah beroperasi. Oh Allah, aku baru merasakannya lagi. Kukira imajinasiku sudah tidak liar, kukira aku tidak bisa lagi berpikir semrawut. Kembali aku salah. Jika sudah seperti ini, artinya aku akan kembali menjadi aku, iyaa aku, karena kemarin aku hanyalah sebuah cover.

Read more »

Minggu, 11 Desember 2016

Kegagalan

"Jadi gimana rasanya gagal?"

Tiba-tiba teringat kalimat tanya itu, pertanyaan yang dilontarkan seorang teman, entah siapa, aku lupa. Pertanyaan itu kudapatkan sehari sebelum kepergianku dari tempat kerjaku kemarin.

Mungkin aku terlihat gagal sekali, eitt bukan, aku gagal empat kali di satu tahun terakhir ini. Hahaa
Apa sajakah itu?
1. Gagal seleksi PKN-STAN (tahap tes tulis)
2. Gagal seleksi UMPTKIN (tahap tes tulis)
3. Gagal seleksi PT KAI (tahap tes kesehatan)
4. Gagal menjadi karyawan PT Universal Furniture Industries

Secara visual, orang-orang hanya mengetahui kegagalanku yang paling menonjol, yaa di nomor 4.

Faktor penyebab kegagalanku yang paling dominan, dan yang baru aku sadari adalah tentang keseriusan. Iyaa, aku anggap keseriusanku kurang total, prepare-ku kurang maksimal, yaa sekitar kurang 10-20%'an lah.

Aku sadar, dan aku harus memperbaiki kesalahanku itu.
Sepeninggalnya aku dari kerjaanku di PT UFI, aku berjalan ke barat, hingga datang ke kota metropolitan, apalagi jika bukan Jakarta tujuan para pemuda untuk bereksplore?
Aku siap dengan kegagalan-kegagalan selanjutnya, untuk itu aku pun harus mempersiapkannya dengan lebih-lebih siap.

Apa persiapanku? Seperti biasa, aku menggali banyak ilmu. Banyak bertanya soal ini-itu, sering meminta pendapat, masukan, dan nasehat dari orang-orang yang sudah berpengalaman tentunya.
Seperti perjalanan hidupku sebelumnya, aku selalu mengetahui sesuatu berdasarkan teori terlebih dahulu, baru lapangan kutahui selanjutnya.

"Katanya hidup di Jakarta itu keras."
"Katanya di Jakarta itu harus hati-hati betul."
"Katanya cari kerja itu susah."
"Katanya kalau mau kerja di situ harus pakai duit."
"Katanya kalau masuk kerja via yayasan sistemnya begini-begini."
"Katanya masuk kerja pakai jalur murni tuh jarang."
"Katanya orang cari kerja juga butuh banyak modal."
"Katanya kalau kerja tidak ada orang dalam, susah."
"Katanya sering ada penipuan, dengan modus begini-begitu."
"Katanya si dia diPHP'in sama calo kerja."
"Katanya dia udah masukin lamaran tapi nggak dipanggil-panggil."
"Katanya tes kerja tuh begini-begini."
"Katanya........"
Dan berbagai macam katanya-katanya yang telah kudengar dari sumber-sumber yang kucari.
Tapi semua itu "katanya", kata dia, kata orang lain. Aishh, bukan berarti aku menginginkan fakta itu terjadi padaku. Hanya saja, aku ingin tahu lebih jauh, bukan saja berupa kalimat yang berawal "katanya".
Aku masih di lingkungan start, aku belum sepenuhnya menjelajah apa yang kutuju. Aku belum sampai pada tahap yang "katanya-katanya" itu.
Aku jadikan kalimat-kalimat itu acuan diri agar lebih berhati-hati dalam menjalankan misi pengelanaan, aku jadikan motivasi supaya aku bisa melalui prosesnya tanpa mengalami hal semacam itu.
Bukan berarti aku takut, justru itu menjadi pondasi kekuatanku agar lebih siap jika menghadapi jalanan terjal.
Aku ingat, aku tidak sendiri, Allah selalu ada di dekatku. Dia Pelindungku, Dia akan menolongku, Dia yang akan membimbingku.
Laahaula walaa quwata illabillah..

Wallahu'alam bisshawab..

Read more »

Jumat, 11 November 2016

Yukk ng'Gosip!

Gosip, mengapa orang suka hiraukan bahkan mendengarkan gosip? Atau yang lebih PARAH adalah mengikuti alur dan alir gosip tersebut. Tidakkah memikirkan dampak atas gosip tersebut, hai manusia? Dan TIDAKKAH sedikit saja berpikir tentang peringatan Allah, janji Allah, dan ancaman Allah?

"Mereka tidak mempunyai ilmu tentang itu. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti dugaan, dan sesungguhnya DUGAAN ITU TIDAK BERFAEDAH SEDIKITPUN TERHADAP KEBENARAN" Q.S (An-Najm[53] : 38)

"Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka TELITILAH KEBENARANNYA, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu." (QS. Al-Hujurat[49] : 6)

"Wahai orang-orang yang beriman! JAUHILAH BANYAK DARI PRASANGKA, sesungguhnya sebagian prasangka itu DOSA, dan JANGANLAH KAMU MENCARI-CARI KESALAHAN ORANG LAIN, dan JANGANLAH ADA DI ANTARA KAMU YANG MENGGUNJING sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu MERASA JIJIK. Dan BERTAKWALAH KEPADA ALLAH, sungguh ALLAH MAHA PENERIMA TOBAT, MAHA PENYAYANG" (QS. Al-Hujurat[49] : 12)

"(Ingatlah) ketika dua MALAIKAT MENCATAT (PERBUATANNYA), yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri."(QS. Qaf[50] : 17)

Gosip, menggunjing, prasangka (yang nggak2), dugaan (yang nggak2), bahas keburukan orang lain (walaupun benar adanya, namanya gibah, ini lebih berat dari gosip malah), atau semacamnya adalah TIDAK DIBENARKAN, dan dalam firman-Nya, Allah menyebut ini DOSA.
Bayangkanlah, perbuatan itu hanya membuang waktu dan TIDAK BERMANFAAT SEDIKITPUN, atau SIA-SIA BELAKA.

Read more »

Senin, 07 November 2016

Macam-macam Jaim

Macam-macam Jaim

Repost ahh, setelah sebulan berlalu, mungkin sudah lupa akan sesuatu yang terjadi karena postingan ini..wkwk

Jaim, hahaa.. lucu aku kalo denger neh kata, jaim atau singkatan dari jaga image tuh hm menurutku kondisi dimana seseorang dalam keadaan diem, tapi diemnya berbobot, cool gitu lah looknya, etapi yang lagi aku bahas neh gendernya cowok yaa..wkwk
Berdasarkan hasil riset yang bersumber dari pengalaman yang pernah atau sedang terjadi di sekitarku, orang jaim diklasifikasikan dalam beberapa macam, hahaa.. yokk, check them out
Satu..
Jaim karakter.
Iyaa karakternya jaim, bawaan orok, gen dari ortunya kali, wkkwk..
Aku pernah kenal sama orang model ginian. Facenya enggak ganteng-ganteng amat kok, tapi karena bawaannya yang jaim, jadi kelihatan cool, keren gituloh. Dari cara jalannya, tegap, hmm postur tubuhnya yang six-pack mendukung banget tuhh, ditambah tinggi badannya yang sipp deh, kayak tentara gituh, cara ngomongnya, aksesories wajah enggak maen semua, cuman mulut doang yang gerak, ciahh ok banget. Terus kalo mau ketawa, kayak mikir-mikir dulu, ketawa juga seadanya, enggak sampe yang terbahak-bahak, etapi aku pernah liat dia ketawa beneran, walau cuma beberapa detik, menurutku itu momen langka, abis tuh jaim lagi, hahaaa itu yang bikin aku enggak pernah lupa. Oh ya kalo ketemu, enggak nyapa, senyum juga enggak, paling cuma liat doang, mastiin orang yang bakal papasan sama dia udah lewat, kalau udah papasan mukanya paling cuma mengernyitkan dahi, atau mengangkat alis doang, it's too simple, but it's so impressing. Hiyaaa....
Lanjut-lanjut, penyampaiannya kalau lagi ngomongin hal serius, pasti sangat mengagumkan, kata-kata yang keluar dari mulutnya itu mengandung makna yang bisa aku serap dan bisa aku resapi juga bisa memotivasi pastinya. Tau kan orang jaim tuh kalo ngomong yang perlu aja, kalo ngobrol yang penting aja.
Selain ngobrol yang penting aja, kegiatan yang dilakukan pun yang penting-penting aja, setahu aku itu yaa..
Oh ya, kalo ngomong jarang bercanda, kalau dia bercanda malah jadi bingung maksudnya apa, haaaha..
Ehh ya ini yang paling spesial, orang jaim kalo udah nemuin sesuatu yang bikin nyaman tuh udah enggak mau lepas kayaknya, atau kalaupun udah lepas (karena keadaan yaa kalo yang pernah aku alami) mungkin lupainnya lama, ya buktinya setelah sekian bulan enggak ketemu, dia dapat info penting yang menurutnya penting juga buat aku, dia kabarin tuh.
Hmm apalagi yaa, udah kayaknya,. Intinya orang jaim yang beginian tuh amazing, perfect gitu deh. Ada sesuatu yang besar di dalam diri orang jaim ini dan hanya orang-orang tertentu yang bisa mengetahuinya, the lucky one when u found it.

Yang kedua..
Jaim khusus
Iyaa orang jaim model gini juga aku pernah temuin, baru aja dia ngilang kemarin-kemarin. Aku sih ngerasa aja kalo dijaimin sama dia, ngersanya juga baru sekarang-sekarang kok setelah dia pergi, hahaha.. orang yang udah enggak ada kan emang suka dikenang, jadi yaa gitu, mungkin ini hasil olahan aku mengenang kepergianya, hhahaa...
Gini deh, dari lookingnya dulu yaa.. hmm face Ok, putih bersih, manis, apalagi kalo senyum, aduhh itulohh gigi taringnya, aku pinginnya dia enggak boleh berenti senyum, hahaha..Senyum juga bentar sih, kan dia jaim di mata aku..Etapi dulu sih dia suka senyum-senyum gitu dari balik helmnya, kalo pas dia pulang di belakang aku, kan kelihatan dari spion aku tuh kalo di belakang dia lagi senyum-senyum, ciahhhh, kadang nyamperin ke samping sihh.. hahahaaai
masih bahas looking, postur badannya juga oke, pas gitu, six-pack, bisa lah dibilang gitu.
Ditambah looknya yang kayaknya jutek-jutek gitu, cuek gimana gitu, cool enough, terlihat dewasa, bikin aku..... hahhaaa, tinggi badannya cukup deh segitu mah..
Gimana aku bisa tahu kalo dia jaim sama aku? Hayoo gimana...
Jadi gini, ada beberapa penguat sih buat aku. Waktu tuh aku pernah bahas soal dia sama temen tuh, waktu aku bilang dia itu pendiam, ehh malah diketawain, katanya diem apaan jehh, "mbeler" gitu..(mbeler, bahasa jawa, semacam sikap yang sok asik, gokil, suka haha hihi, jail, usil, dan sejenisnya lah). Terus hal lain yang bikin aku yakin dia jaim sama aku adalah, aku kadang suka liat dia lagi usilin temen-temen lain, apalagi cewek, hadeuhh.. apa cemburu? Enggak lah, enggak tau maksudnya, hahaa..Terus ya kadang aku juga suka dapet cerita sih dari temen-temen lain, kalo dia begini begitu, apalah..
Ouww bukti kejaimannya belum aku paparkan yaa, hihii sory..
Pertama, kalau ketemu aku, diemm ajaaa, paling cuma senyum, udah, lewat. Iya sih lagian mau ngapain lagi coba, hahaa.. kadang aku juga perhatiin gimana eskpresi dia kalo lewat mau papasan sama aku, kayak kaku gitu, mungkin rasanya pengen balik lagi, atau berharap ada pengalihan apa gitu, ada yang manggil kek, ada yang jatuh kek, pokonya biar enggak jadi berpapasan, hahhaa...
Kedua, kalau posisi dia di belakang aku, ya udah bakal tetap di belakang, enggak akan nyusul, apalagi nyamperin, it's impossible. Padahal kadang aku berharap, nyapa kek dari belakang, terus jalan beriringan, nanya apa kek, bukannya dia udah biasa begitu kalo sama tmen-temen lain, kok ke aku enggak bisa? Ngarep gitu mah biasa kann? Hmm..
Ketiga, kalau posisi kita dalam satu tempat, aku diem, dia diem, ya udah berasa enggak ada dia sihh..hahaha
Keempat, bisanya cuma via bbm doang.....ampe ngajakin jalan juga via bbm, ya gimana aku mau, dianya aja enggak yakin kayaknya, aku anggap enggak serius sih, hahaa.. etapi pernah aku suruh dia buat ngomong langsung kalo mau ngajakin aku, belum apa-apa udah pesimis duluan, kebukti sih, masa udah bikin perjanjian minta aku jawab "mau" nanti pas dia ngomong, yaa aneh kaannn..hm prnah juga sih aku yang ngajakin, tapi enggak dia respon serius juga tuh, kenapa yak? Gengsi kali masa diajakin cewek, hahaha..
Ketiga. Pernah aku minta berangkat bareng sama dia, aku minta dijemput di sini, oke dia turuti. Pas dia udah nyampe, malah bbm aku coba "aku udah di depan" katanya. Hadeuhh, kan dia di depan aku ngapain bbm coba, kenapa enggak nyapa, panggil, samperin kek, beuhh.. terus selama di jalan juga enggak ngomong apa-apa tuh, ihhh maksud aku mah nanya apa kek, apa gitu yakk, jaimnya tuh kebangetaannn.. masa nunggu aku yang duluin sihhh...
Pernah juga aku minta pulang bareng, sama aja kasusnya, kondisinya sama, eehh tapi dia bisa kok ngomong "aku anterin nyampe terminal yaaa.." padahal buat nyampe ke terminal tuh cukup jauhh tau, mungkin 3 kali lipat dari tempat aku minta turun sebelumnya..jehhh, yeayyy, dia bisa bersuara..hahaa, ya walau selama di jalan diem mulu, paling kalo aku yang duluan ngomong. Tapii hmm, pas nyampe terminal tetep kikuk, kaku, canggung, padahal cuman ada kita berdua, enggak ada lagi yang dikenal. Apa coba? Aku kan bediri di sisi jalan nungguin angkutan lewat gitu, dia tetap di atas motornya, di samping aku, cuman nungguin aku doang, ngeliatin aku yang lagi nunggu angkutan, hadeuhh, bikin greget tauuu, bukannya ngobrol apa kek apa kek, yaampyuuunn...Ya karena akunya enggak enak juga kan masa cuma diliatin doang, akunya juga bingung mau ngobrolin dia apa, kesian juga dianya dianggurin, ya udah aku jalan aja nyamperin angkutan sebelah onoh, dianya aku suruh pulang, dan udah enggak ngomong apa-apa juga, cuman ngomong "iya" setelah aku bilang "makasih yaa, aku ke sana, kamu hati-hati yaa.."Terus udah deh masing-masing dengan jalannya. hahayy..
Walau gimana pun yaa, orang jaim model gitu tetap unik di mata aku, bikin gimana gitu, yaa itu jaimnya dia senjata dia yang bisa bikin aku terus mengamati kejaimannya, Ggkgkk..
Padahal aku enggak kenal tuh sama dia, enggak tau apa-apa soal dia, tapi kalo ada sesuatu yang bersangkutan sama dia pasti aku ingat, ya iyalah kan paling juga dikit, hahaha...
Udah ah lanjut ke jenis jaim berikutnya, bahas dia mulu ntar aku baper lagi, jiahahaa...eh kan orangnya udah enggak ada, lupa aku!! Wkwkk

Yang ketiga..
Model jaim kandang. Aishh apa lagi ini. Jaim kandang itu orang jaim cuma sewaktu ada di wilayah dia aja neh. Ada tuh orang macem gitu di sini sekarang, jadi dia kalo di ruangan sendiri jaimnya minta ampuunnn, jutek, cuek banget, aku di sana pun mungkin dianggapnya enggak ada siapa-siapa, gregett bangeeettt, bikin kikuk akunyaa, hahha..
Tapi kalo di luaran, aihh asyikk banget, oke sana-sini, bercanda, ngobrol, haha-hihi, okeh lah..
Eh belum bahas look yaa, hmm aku enggak begitu kenal sih sama orang ini, cuma sering lihat aja gitu.. aku cuma bisa nilai kejaiman dia gitu doang, enggak lebih, wkwkk..
Yokk ah langsung keempat..
Jaim lapangan, hahaa...apa lagi ini?? Jadi nih orang jaim kalau ada di luaran aja, kebalikan jaim kandang maksudnya..
Aku nemuin orang beginian di sekitar aku neh, enggak begitu kenal juga sihh..
Hmm aku bahas look dulu deh, postur tubuh oke, tinggi pas, potongan tubuh oke, ya walau agak kurus, tapi menurutku tetap oke, facenya manis gitu, hahaa, pake kacamata, look macem gini tuh pasti pinter kalo kata aku sih, kelihatan smart, hieahh..Pertama liat dia, aku berdecak kagum, enggak tau atas dasar apa, hahaha.. Dia super jaim, kalo ketemu enggak nyapa, paling cuma senyum simpul gitu-gitu doang, ya pokoknya terlihat cuek lahh, aku enggak bisa mendeskripsikan detail, enggak begitu kenal sihh..
Etapi kalo ada di wilayah sendiri, di ruangan gitu ya, aciahh ngobrol mulu, cuma sebentar dia diem tuh, hahaa.. ada aja topik yang dibahas, apapun lah..
Etapi balik lagi, aku kan enggak begitu kenal sama orang ini, dan udah enggak jadi mengagumi..wkwkk

yang kelima..
Jaim terselubung. Hahaa ya iyalah.. aku pernah temuin orang macem gini 2 sekaligus dalam satu tempat. Jaim jenis ini tuh jaimnya karena belum kenal aja. Waktu baru kenal sih iya oke, keliatan diem, so cool, keren, dewasa, etapi kalo udah kenal jauh hahhaa kayak bocah juga ternyata, sama aja, hahaha..

Udah ya macam-macam jaim versi Ofi segitu aja, ntar kalo aku temui orang jaim jenis lain, aku sambung deh ceritanya..

Pokoknya apapun bentuk jaimnya, menurut aku orang jaim mah tetap kece, it seems wouuww.. wkwkwk

Read more »

Aku "sudah mulai" Punya Hati

Caution! Kalo mau baca ada syaratnya, kudu ngikutin apa yang aku mau yakk, wkwk.. ini diaa :
Mohon untuk dibaca dari awal paragraf sampai akhir kalimat agar tidak terjadi kesalahpahaman persepsi..

"Aku nggak betah di sini, aku mau keluar dari sini, tapi nanti kalo semuanya udah beres, karena aku nggak mau udah gitu aja, takut nanti kesan orang lain ke aku sebagai orang yang tidak bertanggung jawab." Begitu kata hatiku, dan ungkapan itu hanya kuucapkan kepada my momy.
"Berarti udah mulai pake hati kerjanya, itu sih cuman karena lagi bosen aja namanya, kalo orang nggak suka mah yaa nggak suka aja, nggak bakal mikirin yang lain, apalagi penilaian orang."

Aihh apa sih aku ini, benarkah aku udah mulai cinta sama pekerjaanku? Iya sih rasanya aku pengen banget pergi dari sini, tapi nggak mau ninggalin kerjaan yang belum aku beresin, aku bukan tipe orang yang tidak bertanggung jawab soalnya. Aku sering ngerasa muak sama apa yang aku hadapi, kerjaan ruwed, bikin pusing, sampe diri sendiri aja nggak keurus, makin kurus maksudnya.

Tiga bulan sudah aku dipenuhi dengan berbagai macam tugas dan tanggung jawab baru. Aku selalu dihantui dengan deadline, selalu dibayangi dengan runtutan kalimat yang kudengar dari divisi tetangga, dan lain sebagainya. Aku mengerti apa tugasku dan apa risikonya, aku paham dan tidak perlu selalu diingatkan. Justru ketika mereka selalu memintaku untuk dipercepat penyesaiannya, itu membuatku hadeuhh, dan membuat mindset-ku "yang penting kerjaan kelar", "yang penting mereka bisa diem". Tapi aku tidak mementingkan kualitas? Apakah pekerjaanku sudah benar? Apakah yang kukerjakan tidak akan menimbulkan masalah? Aku seolah tidak peduli. Astaghfirullah, padahal sama sekali ITU BUKAN OFI. Itu hanya bentuk ambisi yang disebabkan deadline.
Mereka selalu memintaku tuk mengerti mereka. Mereka selalu melontarkan kalimat "jika kamu tidak menyelesaikan dengan cepat maka..................", selalu itu yang mereka katakan, baik orang-orang internal (satu divisi) maupun pihak eksternal (divisi lain), jujur aku muak, aku bosan. Aku selalu diberi bayang-bayang kehancuran, kerusuhan, yang akan aku sebabkan jika aku tidak segera memenuhi apa yang mereka tugaskan, itu hanya membuatku ketakunan dan merasa tertekan, dan kembali kukatakan nanti selepas itu bahwa aku tidak bisa menjamin jika pekerjaanku akan selesai dengan baik. Kupaparkan dengan bahasa simpel, aku mempunyai job-desc yang banyak (karena mulai memasuki high-season), aku bekerja dikejar deadline, dan yang paling penting adalah aku petugas baru.
Jika poin utama mereka adalah soal “pengertian”, maka aku lah yang seharusnya berhak menerima lebih banyak dari pengertian itu. AKU ORANG BARU, ORANG YANG BELUM MENGERTI APA-APA. Aku belum bisa disetarakan dengan petugas sebelumku yang sudah menangani pekerjaan ini selama beberapa tahun terakhir, Demi Allah aku belum bisa. Pemahamanku baru sampai pada pengelolaan data yang diajarkan, belum kepada titik-titik yang harus dimengerti sepenuhnya (dalam artian, maksud dari data yang kukelola, makna setiap kata yang tertera di dalamnya, penghitungan, sampai kepada penerapan di lapangan). Yang bisa aku simpulkan sekarang adalah, mereka hanya mementingkan penanganan yang harus segera diselesaikan, cukup sampai itu. Aku rasa mereka tidak siap menerima segala risiko yang akan mereka hadapi jika mereka memasukkan orang baru di dalam pekerjaan mereka, atau bahkan mereka tidak pernah membayangkan atau memikirkannya sedikit pun? Terutama pihak internalku.. Wallahu’alam..
Tapi aku pikir pendapatku itu benar, terbukti kok, di sini aku tidak merasa dibimbing dengan baik, aku mengerti mungkin karena faktor kesibukan yang diemban masing-masing. Tapi jika mereka tidak begitu mampu sepenuhnya membimbing, setidaknya mereka tidak memberikan beban yang lebih (read : tekanan sudah aku jelskan di paragraf sebelumnya). Aku paham kok bahwa tempat yang aku duduki sekarang adalah pusatnya produksi perusahaan, aku tahu itu, aku paham betul.
Oke, mereka selalu memberiku nasehat “kalo nggak ngerti itu tanya, tanya boleh ke siapa aja, termasuk ke divisi yang bersangkutan”. Aku sudah lakukan itu, jika ada sesuatu yang tidak aku mengerti, aku langsung tanyakan, kadang jawaban tepat, tapi seringnya aku mendapat jawaban tidak memuaskan. Aku bukan mendapat penjelasan yang kuharapkan, aku malah mendapat kebingungan yang lebih-lebih. Pertanyaanku sering dijawab “lihat aja di situ gimana, di situ keterangannya apa, coba aja tanya ke bagian yang bersangkutan langsung, kamu bisa pelajari dari file-file sebelumnya” sungguh membuatku jengkel. Dan yang lebih menjengkelkan adalah, ketika aku bertanya langsung kepada bagian yang dimaksudkan, kadang mereka enggan, atau mereka menjawab tapi seolah menyudutkan, atau itu hanya perasaanku saja? entahlah, yang jelas ini isi hatiku. Mungkin dari pihak eksternal aku dianggap sudah mahir kali yaa, mungkin mereka kira aku mendapatkan bimbingan penuh dan semua pelajaran yang harus aku pahami, aku katakan, mereka salah besar.
Sangat ingin aku menyudahi semuanya, tapi aku tidak bisa, aku tidak mau melepas pekerjaanku begitu saja, aku sadar aku punya tanggung jawab lain. Aku punya ibu, aku punya adik, dan mereka punya aku, iya aku, mereka yang membuatku bertahan walau hampir tumbang. Andai saja aku bekerja hanya untuk memenuhi hidup seorang sendiri, keinginanku tuk mundur tidak akan jadi masalah lain, aku akan melakukannya. Aku akan ambil keputusan paling final, aku mau hidup baru, terserah bagaimana nanti aku menjalaninya, susah pun aku mau jalani, jika aku jalani sendiri. Tapi sekarang bukan begitu keadaannya, aku punya tanggung jawab besar. Yaa itulah pengaturan Allah, satu sisi aku jatuh, tapi sisi lain ada yang berusaha membangunkanku. Aku bersyukur pada-Mu Yaa Rabb...
Mungkin karena aku, divisi ini menjadi benar-benar pusat, pusat perusahaan dan pusat perhatian masyarakatnya. Mungkin divisi ini menjadi terlihat kurang berwibawa, terkesan tidak sigap, dan atau pandangan-pandangan lainnya. Aku terenyuh dan aku bersimpati ketika ada yang mengeluhkan hal demikian padaku, tapi aku kembalikan lagi, aku pun butuh pengertian, aku butuh dimengerti, benar-benar pengertian yang seutuhnya, bukan sekadar mulut berucap “saya mengerti”.
Tapi tenang saja, saat ini aku akan berusaha lebih-lebih-lebih keras lagi untuk membuka lebih lebar pintu hati dan pikiran aku supaya lebih sabar dan lebih siap menerima risiko yang lebih berat ke depannya. Aku ingin kembali pada prinsipku, bahwa BEKERJA KARENA TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB bukan karena YANG PENTING SELESAI.
Dan mulai sekarang aku akan benar-benar menceburkan diri menjadi bagian dari mereka. Jika mereka tidak bisa memberiku pengertian, aku masih punya hati yang bisa aku jadikan pondasi untuk menopang kekuatan pengertian yang aku miliki yang akan aku salurkan kepada diri sendiri.

Terima kasih untuk yang mau membaca curahan hatiku ini, ini realita, fakta, tanpa aku menjelek-jelekkan pihak manapun. Demi Allah inilah yang terjadi..

Read more »

Sebaris Kalimat Tersirat

Untuk doa yang pernah kamu semoga-kan dan pernah aku aamiin-kan. Masih ingat betul kapan dan bagaimana kalimat itu kita cetuskan, semuanya tetap tertata rapi di dalam memori otakku. Walau kalimat itu telah terhapus sang waktu.
Mungkin kalimat itu adalah bagian dari gurauan konyol kita, tapi lambat laun aku sadar, itu benar-benar sebuah harapan  Harapan kamu dan harapan aku. Tidak penting kapan aku mulai menyadari sepenuhnya, yang jelas sejak saat itu aku mengikuti keinginan kamu untuk membantumu mendoakan kalimat itu.
Aku tahu bahwa kita punya harapan yang sama, tapi kita memilih diam, biarlah Allah yang menentukan arah perasaan, aku percayakan penuh pada-Nya.
Aku tidak benar-benar berharap pada kalimat itu, biarlah Allah yang mengatur. Jika memang kalimat itu terjadi dalam hidup kita, aku akan sangat bersyukur, karena memang itu yang aku inginkan. Namun jika tidak, aku kembalikan lagi, bahwa hanya Allah-lah yang kupercaya untuk mengurusnya.
Walau bagaimana pun, semuanya tidak merubah apa-apa, aku tetap orang yang sama. Dan di mataku, kamu tetap orang yang sama. Kebencian yang berusaha kau tularkan itu tidak akan berefek sedikitpun pada pandanganku. Dengan kamu membebankan perasaan bersalahku padamu, justru itu membuatku semakin ingat padamu, bukan lupa, bukan benci, karena aku tidak akan pernah mengusahakan apapun. Bagiku pun tidak penting, apakah kamu membenciku, berusaha melupakanku, atau yang lainnya, sama sekali aku tidak peduli, kembali kukatakan aku masih orang yang sama, dan kamu masih orang yang sama.
Jika ada yang menilai aku "mati rasa", itu benar dan itu salah. Aku punya dua perasaan, satu hanya pribadiku dan Allah yang tahu, satu lagi yang sering orang lihat, iya seperti itu, seakan tidak berperasaan.
Kepergianmu bagiku adalah salah satu bagian dari cerita, cerita yang pernah aku paparkan dalam imajinasi yang tertuang dalam draft list-ku, cerita itu tidak pernah selesai kutulis, karena aku tahu cerita itu belum berakhir. Dan nyata saja, walau kamu sudah tiada dalam wujud nyata di hidupku, bayangmu masih nampak jelas dalam ingatanku.
Soal cerita yang kutulis, cerita itu hanya akan berakhir jika salah satu di antara kita menemukan kehidupan baru.

Catatan besarnya adalah :
Aku tidak pernah mengusahakan apapun
Aku tidak pernah menunjukkan apapun
Aku tidak pernah mengatakan apapun
Aku tidak pernah mengharapkan apapun
Wakafaabillahi syahidaa (cukuplah Allah yang menjadi saksi).

Read more »

Jumat, 28 Oktober 2016

Pengamen itu...

Gambar ini salah satu yang mendominasi ingatanku atas perjalanan kemarin, Sabtu-Minggu, 22-23 Oktober 2016.
Dalam perjalanan pulang, tepatnya hari Minggu sekitar pukul 17.00'an
aku hanya memalas di dalam bus, meringkuh dingin karena hujan, dan tak ingin kupedulikan keadaan sekitar. Tidak kuperhatikan jalanan, yang kutahu sekadar bus baru keluar dari tol, baru akan memasuki jalur pantura, dan bus berhenti untuk isirahat. Aku tetap dengan posisiku. Pedagang asongan, dari mulai makanan, minuman, boneka, sampe accesories gadget hilir mudik di dalam bus. Pun pengamen, laki-laki, perempuan, besar, kecil, ikut memenuhi ruang bus.
Entahlah berapa pengamen yang sudah menyumbangkan nada-nada, dan syair-syair di penghujung nyanyiannya, tak penting untuk kuhitung. Aku salut dengan mereka, bukan salut pekerjaannya, tapi aku tertarik dengan olahan-olahan kata yang mereka rancang. Mungkin terdengar biasa, tapi aku lihat dari sisi lain, pemilihan diksi, yaa itu poinnya. Mereka itu kreatif lho, kucoba dengarkan saksama dan pahami makna tersirat dari setiap bait yang mereka dendangkan, aku hanya bisa berkata "oh iya"..
Yang ini lain lagi, sepucuk surat ini datang di tengah perasaan risihku, seorang anak kecil laki-laki yang memberikannya, ini amplop. Sesaat aku nyeringis, "kok" gitu? Tapi tawaku kusimpan seorang diri. Ternyata dia membagikan helai surat ini ke setiap penumpang bus, seusainya, dia menyanyikan sebuah lagu, lagu apa? Pun tidak penting bagiku. Bocah ini kreatif pula, mungkin dia malas berlama-lama mengeluarkan orasi-orasi pengamen yang belum tentu juga didengarkan, atau memang dia lebih suka mencurahkan isi perasaannya melalui tulisan? *seperti aku, aiiihh, wkwk..Aku beri nilai plus padanya, kreatif, simple. Bagikan amplop-nyanyi-selesai-ambil lagi amplopnya (dengan harapan sudah terisi)-bye bye..
Iyaa, there are the first experience for me. Barangkali banyak orang yang sering menemukan hal semacam ini, whatever people say, yang jelas aku menilai segala sesuatu bisa dari sisi mana saja, bahkan yang orang lain belum tentu menduganya.

Read more »

The Weird Man

Perhatian!
Tulisan ini berataskan permintaan yang berkepentingan, mohon maaf apabila terdapat pihak-pihak yang merasa dirugikan.
Hehehee :D

Yupp, baiklah setelah beberapa waktu vakum dari menulis, eitt bukan menulis, tapi memposting tulisan di blog akibat terjadi insiden kecil namun "nyelekit" wkwk..
Sampai sekarang aku pun masih nggak ngerti apa yang barusan terjadi, dari rumus 5W+1H nggak ada jawabannya semua, parah, padahal nilai mapel Bahasa Indonesiaku di atas 9, hahhaa.. Yang jelas insiden itu masih melekat, tentunya nggak akan pernah lupa, walau berusaha dilupakan sekalipun. Etapi, aku kan nggak pernah ngusahain buat lupain apapun, biarin aja, mengalir seperti air, yaa begitulah kayak yang udah pernah aku bilang di postingan "Move on Asyik", move on itu bukan cuman urusan perorangan aja yaakk, dari masalah genting juga bisa.
Sedikit mencurahkan isi perasaan deh, jujur, aku merasa sangat-sangat bersalah, sangat berdosa, tapi apa yang membuatnya begitu? Wallahi, aku nggak tahu, dan mungkin nggak akan pernah tahu, karena aku nggak mau dengar "apa kesalahan aku" dari mulut orang lain, aku cuma mau yang bersangkutan yang menjelaskan, tapi yaa sudah lah mungkin itu ibarat memposting tulisan di blog tapi kuota 0kb, mustahil maksudnya, wkwkwk. Makanya sampai sekarang aku nggak pernah cari tahu ke siapapun, walau aku tahu kepada siapa aku harus bertanya, tapi ya sudahlah, biarkan aku dengan rasa bersalahku dan biarkan dia berusaha tenang di alam sana, wkwwk..
Hadeuhh kebiasaan mukodimah panjang bener, aku kan mau ceritain tentang "weird man", hahaa itu lho si cowok sensian yang anehnya keterlaluan, wkwk. Eh dia tuh sensi atau terlalu peka yakk? Hahaa bomat, sama aja sih, wkwk..
Sekarang dia udah umur 20, berarti harusnya udah (seenggaknya) "agak" dewasa gituloh yaa, seharusnya nih seharusnya yakk, hehee. Kok jadi ngomongin umur? Hahaa panjang lagi urusannya ntar kalo aku jelasin sekarang.
Mau bahas awal kenalan, tapi bikin geli sih, nggak jelas soalnya, hahaha. Cuman seminggu terus udah ngilang gitu aja, sama sih kasusnya kayak yang barusan kemarin aku alami, maksudnya sama-sama meninggalkan rasa bersalah di diri aku, haduhh kok urusan cowok selalu ribet gitu yakk. Wkwkw..
Awal kenal sih di pertemuan kedua yaak, urusan printer neh. Pertemuan pertama aku inget dia pake kaos biru, cuman cek & bersihin printer doang terus udah keluar lagi, sekitar pertengahan September 2015. Nahh di pertemuan kedua, di tanggal 30 September 2015 sewaktu printer di ruanganku macet, hahaa nongol lah si dia dengan kemeja kotak-kotak perpaduan ungu, merah, biru dongker, dll. iyalah kan dia tehnisinya, orang IT getohh, wkwk..Perlu aku lanjutin ceritanya? Takut orang yang diceritain ngambek sihh, terus delcon BBM, hahaha semoga nggak yaa..
Nah sambil cek-cek problem di printer tuh dia ngobrolin aku, yaa aku kan orang baru, baru banget, baru sebulan setengah waktu itu, ngobrolin hal-hal biasa, tanya asal sekolah, tempat tinggal, dll. Terus karena printer harus diperiksa serius, printer dibawa deh sama dia. Sebelum pergi, dia minta nomor HP & PIN BBM, katanya kalau ada masalah sama hardware langsung kontak dia aja, okelah siap.
Dia menjanjikan printer jadi keesokan harinya, tapi apa? Cuman beberapa penjelasan bla-bla bla-bla yang aku dapatkan darinya sewaktu aku tanya lewat sms/bbm. Eehh tapi-tapi, nah gara-gara ini nih, kita jadi sering kontekan via HP, aku tetap pada jalurku, reparasi printer, tapi dia yang mulai lebih private, heehe..
Actialy, waktu itu aku merasa risih dengan pesan-pesan singkatnya, yang isinya perhatian-perhatian aneh, nggak wajar, dan gimana gitu. Hahaa.. Mungkin perempuan lain suka dikasih perhatian begitu, tapi nggak buat aku. Aku mau kenal sama dia, aku mau temenan sama dia, tapi bukan dalam arti "dekat" yang berbeda.
Sebenarnya waktu itu aku udah mulai ngerasa nyaman dengan kehadirannya, punya temen baru, karena waktu itu sama sekali belum ada orang yang aku anggap deket dalam arti teman sebenarnya, yang ada cuman sebatas teman kerja. Mungkin karena perasaan dia yang terlalu cepat, dan yaahh sudahlah, kalo maksud deketin aku karena urusan begitu sih, jadinya begitu kan. Aku udah pernah jelasin kok kenapa begini, kenapa begitu, aku kira dia pergi karena mengerti, tapi nggak tau juga sih.
Karena masalah kecil yang bikin kita kembali seperti semula, yaitu kembali nggak kenal, tapi nggak perlu aku bahas, intinya aku merasa bersalah aja, hehee berarti  cowok kembar pernah dibikin kesel sama aku yaa, kompak banget sih.. Lagian nggak bilang-bilang dulu skenarionya kayak gimana, terus aku harus gimana, yang kalian lakukan itu jahat, wkwk..
Udah ah lanjut yakk, aku sama dia "kenal" cuman seminggu, abis itu dia kabur, bahkan kontak bbm aku juga dihapus. Haahhaa kok sama lagi kasusnya, dia sih bilang katanya dikira aku udah nggak aktif, padahal aku on terus kok, cuman jarang update aja.
Kapan dia nongol lagi? Dia sering nongol kok, tapi cueknya minta ampun, aku ada pun mungkin dianggap makhluk gaib sama dia, hahaa. Mungkin sekitar Desember 2015, divisi IT pindah jadi satu cabang di sini sama divisiku. Nggak ngaruh apa-apa sih sama aku dan dia, dia tetap jutek kalo ketemu aku, apa yang salah? Mungkin salahku di 2 bulan lalu. Oh ya, kok sama juga masalahnya ada di awal Oktober, hahaa kalian benar-benar sehati, nak..
Sekitar pertengahan Januari, entah angin apa yang bikin dia begitu, hampir setiap ketemu aku, dia selalu ngledekin dengan nama sobatnya itu, tetangga ruangan, jarak 2 meter paling, ituloh orang yang aku ceritain di awal, itu kembaran dia. Aku tanggapin santai, banyak kok yang begitu, aku tau itu risikonya kalo ada jomblo sama jomblo di tengah-tengah orang yang nggak jomblo, aku ngerti kok, cuman buat seru-seruan aja. Tapi kalo dia keseringan? Padahal aku sama yang bersangkutan nggak pernah ada kontak sama sekali, kecuali urusan kerja. Oke, aku kesal sama dia, baru aja baikan udah ngajak ribut lagi neh orang, hahaa. Aku tanya sama dia, aihh malah aku yang dibilang nggak peka, dia mau comblangin aku sama sobatnya? Oh iya dia udah punya cewek katanya, aihh cepet banget yaa, 2 bulan jehh, hehee.. Lanjut, maksudnya apa? Emangnya perasaanku bisa disetting? Dan apakah dia nggak paham juga alasanku dulu ke dia begitu itu apa? Mungkin dia kira itu cuma akal-akalan aku aja supaya dia nggak deketin aku, aihh bukan, aku serius kok dulu bilang begitu.
Sejak saat itu dia kusebut sebagai cowok sensian, hehee. Sedikit-sedikit dihubungkan dengan perasaan. Padahal aku udah jelasin panjang lebar tentang "pengelolaan perasan yang baik dan benar", dan sewaktu dia bilang gitu pun aku jawab bahwa aku nggak mau dicomblangin. Dia atas dasar apa mau comblangin aku dan sobatnya? Gosip? Kompor dari lingkungan sekitar? Wallahu'alam..
Walaupun dia udah tahu tentang itu, tapi masih aja ngurusin, aku aja nggak ngurusin perasaan aku sendiri jeh, sobat dianya nggak ngurusin juga jeh, tapi kok kayaknya dia kukuh aja yaa? Kenapa aku bilang dia yakin, karena kelihatan dari apa-apa yang dia tunjukin ke aku, kalo ngobrol pasti aja ada umpan buat bahas ke arah sana, kalo aku udah kepancing, pasti tambah antusias, apalagi waktu dia mengira aku dan sobat dia terlihat dekat, sepertinya dia girang sekali saudara, hihii.. Aku ngerti kok maksud dia baik, mau bikin sobat-sobatnya jadi seneng, tapi yoo wong masing-masing begini jeh yaa, kitanya aja nggak pernah ngurusin perasaan kok. Menurutku "perasaan" itu boleh dirasa cuma sekali dan untuk jangka panjang, jadi nggak boleh main-main sama perasaan, mau serius ya sekalian serius.
Kalo yang aku nilai, niat dia paling umum aja, perasan dicoba, dijalani dulu, kalo cocok sukur, kalo nggak yaa udah. Ahh itu bukan aku banget..
Begini nih kalo udah bahas dia pasti dianya juga kebawa, karena mereka itu saling bertalian, makanya aku sebut duo Moc***mad, karena sama-sama sama. Hehehe.. Ihh beneran, mereka itu sama. Siklusnya juga sama, kenalan-asyik-mulai nyaman-bla bla bla bla (aneh)-cuek/jutek/jaim-ngilang (dengan membekaskan rasa bersalah)-muncul lagi, berkawan seperti biasa (tapi yang satunya nggak).

The weird man, itu julukan paling pas buat dia, cowok aneh yang terlalu peka. Oh iya, bukan cuma perasaan "perasaan" aja, yang lain-lainnya juga. Dia itu terlihat berusaha mengerti atas apa yang terjadi sama aku, apapun itu, apalagi di kondisi akhir-akhir ini.
Sekarang aku sama dia udah beneran jadi teman, nah gini yang aku harapkan dulu, deket nggak pake perasaan, lebih gampang lohh, mau curhat, mau bercanda, mau ngobrol, mau tahu, mau apa juga bisa. Tapi lho kok tetap dia kayaknya masih yakin aja tentang misinya, ituloh tentang perasaan, kenapa yaa? Padahal aku cuek aja kalo dia bahas begituan, dan sobat dia juga udah nggak bareng-bareng kita lagi di sini. Sudahlah, aku kan nggak pernah tahu apa yang terjadi di dapur mereka. Wkwkwk..
Yang jelas itu saat ini, dia itu baik kok, walau masih sensian *aihh hehe, dia mau dengerin apapun yang aku ucapkan, dia mau bantu kalo aku butuh sesuatu. Walaupun sobat dia pernah bilang supaya aku nggak curhat sama dia karena ini-itu, yaa udahlah bomat, aku nyaman kok curhat sama dia, aku percaya sama dia. Karena kadang ada sesuatu yang aku anggap cuman cowok yang bisa dengerin. Dan menurutku kalo bukan curhat sama dia ke siapa lagi? Ke sobat dia gitu? Emang mau dengerin gitu? Nggak mungkin mau kayaknya yaa..
Lalu apakah setelah kejadian kemarin aku jadi enggan sama dia? Nggak juga kok, aku tetap anggap dia orang baik. Penilaian orang lain itu nggak terlalu berpengaruh buat aku, yang terpenting apa yang aku lihat dan apa yang aku rasain terhadapnya.

Read more »

Jumat, 07 Oktober 2016

Soal Rindu

Jika rindu harus kutuliskan,
habislah tinta tuk mencatatnya,
penuhlah lembaran tuk diisikannya
Jika rindu harus kutumpahkan
penuhlah ruang tuk menampungnya
Jika rindu harus kubuang,
takkan ada tempat yang sanggup menampungnya
Jika rindu harus kupendam,
tiada yang mampu tuk menguburkannya
Sebaik-baik rindu adalah yang dicurahkan
Maka curahkanlah pada Sang Pemilik Rasa Rindu
Karena rindu soal rasa,
mintalah Dia tuk menyampaikannya

Read more »

Kamis, 22 September 2016

Move on Asyik

Hahaa ngomongin move on, keciri banget lagi mikirin seseorang nihh, ciahhh.. Ehh enggak gitu maksudnya, tapi iya gitu. Hahaa
Move on itu enggak usah dibikin ribet sih, enggak perlu juga cari solusi sana-sini, nanyain "eh gimana sih biar aku lupa sama dia?", hadeuhh itu malah bikin nambah nempel tuh ingatan, kok bisa? Iyalah jelas, tiap saat diomongin, yaa walaupun ngomonginnya solusi buat lupain dia, heumm ya sama aja namanya bahas-bahas juga.
Mau move on itu yang penting niatnya dulu deh, yakin gitu kalo dia  tuh enggak penting, hahaaa.. Yaa jalani aja hidup kayak biasanya, ikuti alur, dengan tujuan yang pasti tentunya. Apa? Ingatan tentangnya masih terus melekat? Iyaa, apalagi kalo ada sesuatu yang berhubungan dengannya, atau seenggaknya pernah deh ada sangkut paut sama tuh orang, baper yaa ujung-ujungnya? Nah itu kerikil kecil yang bikin proses move on enggak ada ujungnya.
Mau lupain seseorang yaa tinggal udah aja, biasa aja gitu loh, pasang ekspresi biasa kalo ketemu dia, cuek aja, tetap lakukan apa yang sedang kita lakukan, jangan berubah sikap, maksudnya ya kalo kita lagi ngobrol sama temen terus dia lewat, ya udah biarin aja, enggak usah ngobrolnya berenti dulu atau bahkan ngobrolnya tambah kenceng, enggak perlu, anggep aja dia enggak ada, hahaa, jahat banget kan? Wkwk.. Tapi kalo dia negor duluan, ya enggak apa-apa sapa balik aja, tapi ingat ekspresinya biasa aja, enggak usah dibuat-buat, enggak usah sok cuek lah, tiba-tiba jaim lah, enggak perlu, beneran serius deh.
Oh ya, aku sering denger tips-tips move on, hmm yang kalo secara nalar sih emang gampang kayaknya, tapi kalo dijalani beneran, aku enggak yakin bakal berhasil sihh, hahaa.. kenapa bilang gitu? Udah pernah coba yaaa? Ciahh ketauan dahh.. haaaha nggak juga tuh, paling cuma coba-coba, wkwkk *lagian aku mau lupain siapa? Hahaa
Gini neh model-model tipsnya, check them out..
Pertama, katanya perasaan itu timbul karena seringnya interaksi, makanya kalo mau move on dari tuh orang kudu jauh-jauhin deh komunikasi sama dia, baik via langsung ataupun enggak langsung. Jehh yaa, tips itu enggak efektif menurut aku. Jauhin orang itu malah nambah kerasa tau, bawaannya kangen gitu, hahahaa
Jadi ya udahlah abaikan tips itu, enggak mesti kok ngurangin porsi komunikasi sama dia, ntar yang ada keciri kan kalo tadinya tuh perasaan tumbuhnya kenceng banget, hahaaa..

Kedua. Jangan mengenang-ngenang hal-hal baik dari dia, tapi ingat-ingatlah keburukannya. Hahaha aneh juga neh tips, kalo aku disuruh begini ntar yang ada justru makin keinget, karena kebanyakan taunya hal buruk sih gimana hayo? Dan karena hal buruk itulah yang bikin terkesan sama dia, dan memotivasi supaya bisa memperbaiki dirinya, aihhhhh bapernya kebangetan inimah.. hahaha
Jadi udahlah, boleh mengenang apapun, terserah, kan manusia punya ingatan, tapi kenanglah sebagai orang baik, jangan dibaperin kebaikannya, doain supaya kebaikan diberikan balasan yang pantas dari Sang Maha Pembalas, gituu...

Ketiga. Katanya jauhin benda/apapun yang bisa ngingetin sama dirinya. Duhh ini lagi caranya aneh. Kalo aku sih enggak bisa yaa, hahaa.. Coba kalo dia itu sestatus, seprofesi, atau se-se yang lain, contoh sama-sama karyawan di kantor, sering liat dia dan kerjaannya tuh, terus kalo mau move on dari dia kudu jauhin komputer, jauhin dokumen-dokumen, jauhin mesin fotokopi, jauhin mesin fax, jauhin telepon, jauhin filing cabinet, jauhin ATK, gitu? Wkkkwk. Kalo cara itu kudu aku tempuh, aku enggak sanggup, terlalu banyak yang harus aku jauhi berarti, hahaha..

Keempat. Jauhi tempat-tempat yang ada sangkut pautnya sama dia. Ini juga aku enggak bisa, hahaha.. terus kalo satu sekolah, satu kampus, atau satu tempat kerja, aku kudu pergi dari situ gitu? Wkwk... Aneh aja kalo harus ninggalin suatu tempat karena mau menghindar dari seseorang. Ehh kata tips itu bukan tempat beginian yaa dimaksud? Aishh sory.. Maksudnya kayak tempat-tempat yang pernah dikunjungi bersama gituh? Ini jugaa enggak bisa menurutku, kalo tempatnya tempat umum gimana? Sering dilewati gimana? Sering disinggahi gimana? Hahahaa.. Bukan itu juga maksudnya? Hehehe.. Ya kalo harus hindari tempat tertentu juga yaa tetep, aneh aja gitu, masa demi seseorang gitu? Ishhhh... akusih nggak bisa.. wkwkk

Kelima. Cari pengganti, hahahayy..Tips masuk akal kok, tapi yaa tetep aja enggak buat aku. Wkwk
Kan kesiaan kalo orang baru cuma jadi pelampiasan, nanti pasti muncul rasa menang gitu, kayak bisa nunjukin bahwa 'nehh aku juga bisa tanpamu', 'aku bisa dapetin yang lebih dari kamu', atau 'hm gampang kok lupain kamu doang sih'. Jehh yaa, menang model gitu mah cuma fisiknya doang, hatinya mah aduhh jangan ditanya, KO abiss, kalah yang terselubung namanya, hahhaaa..
Udah deh enggak usah pake cara yang ini, kalo lagi proses move on terus ada yang baru, mending enggak dulu, kalo ternyata niatnya sama-sama pelampiasan gimana hayoo? Hahahaa..

Keenam. Alihkan ke kegiatan lebih positif. Yeayyy yang ini baru aku setuju..prok prok prokk.. wkwkwk
Kegiatannya apa nih? Biasanya sih ke hobi yaa.. Ya udah lanjutkan, kembangkan potensi. Tapi ingat motivasi kegiatan postif ini bukan semata-mata sebagai masa peralihan fokus doang, tapi diniatkan juga matang-matang. Kalo cuma pelampiasan doang sih, ntar yang ada kalo udah nongol sosok baru, tuh kegiatan yang ditinggalin.

Etapii aku juga punya tips sendiri kok, enggak cuman judge tips-tips doang, hihiii..tulisan aku di atas enggak bermaksud nyalahin gara-gara aku gagal pakenya *ehhh, hehehe..

Ini caraku, namanya 'Move on Asyik'..
Pertama. Istighfar sebanyak-banyaknya, mohon ampun sama Allah karena sempat menduakan-Nya dengan makhluk yang seharusnya tidak pantas untuk jadi saingan Allah di hati kita. Yakinkan dalam hati bahwa kita benar-benar menyesal telah berbuat demikian. Insya Allah kok, Allah maafkan..

Kedua. Berjanji ke diri sendiri, niatkan dalam hati bahwa kita mau move on, berhenti memikirkan hal yang tidak sepatutnya kita pikirkan, kalau pikiran terus merujuk ke sosoknya bagaimana? Kembali ke poin pertama, ucapkan 'astaghfirullahhaladzimm'.

Ketiga. Terus dekatkan diri kepada Allah, meminta petunjuk, meminta bimbingan, dan meminta diberikan jalan agar tidak tersesat seperti yang kemarin. Perbanyak dzikir atau mengingat Allah dimanapun dan kapanpun.

Keempat. Lakukan reparasi diri, perbanyak ilmu tentang Islam, perbanyak pengetahuan, perbanyak teman sholeh/sholeha yang senantiasa mengingatkan kita. Eumm jangan tanya perbaiki diri untuk apa ya, tentunya supaya hidup lebih baik, lebih terarah, apalagi soal hatinya tuhh. Ke depan nggak mau gini-gini mulu dong, pasti mau seseorang dong, seseorangnya bukan yang bakal bikin munculin proses move on lagi dong, nah itu, hanya punya satu jawaban, menikah, pas bangeet. Menikah itu bukan sekadar menyatukan dua orang loo, bukan juga hanya urusan hati lhoo, makanya dibutuhkan ilmu dan pengetahuan supaya tahu hakikat menikah yang sebenarnya.
Ehh jadi panjang urusannya kalo bahas pernikahan. Oke lanjut masih poin kermpat, lalu mulailah fokus dengan kegiatan postif. Apa kegiatannya? Sini aku kasih tau contoh kecilnya..
**Pasang target khatam Al-Qur'an. Misal biasanya khatam dalam tiga bulan, kali ini harus bisa dalam satu bulan. Iya satu hari satu juz, bisa kok, kalau kita niat Insya Allah Allah mudahkan jalannya, tenang aja..
**Pasang target hafal Al-Qur'an. Ini juga enggak muluk-muluk kok, daripada otak nginget-nginget yang dulu-dulu, hayoo...
Bisa kok Insya Allah, dari yang kecil-kecil aja dulu, targetnya bisa hafalin surat-surat pendek dalam Al-Qur'an dalam jangka waktu sebulan misalnya, it's okey, right? Enggak ada yang salah, yang terpenting adalah niat disusul dengan aksi.
**Ikuti kegiatan dakwah/pengajian. Nah ini juga penting, buat charge hati kita yang udah low kemarin. Hehee buat kuatin lagi gitu..
Masalah hati cari solusinya kepada Pemilik Hati dong, dekatu orang-orang yang sekiranya dekat dengan-Nya, yaa yang seperti telah kukatakan, perbanyak teman sholeh/sholeha, Insya Allah mereka mengerti tentang bagaimana menata hati yang baik, agar hati tidak digunakan untuk bermain game yang menguras daya dan kuota, hehehee..
Insya Allah, selama masih ada Allah, semuanya bisa teratasi. Lha Allah kan kekal? Yaa makanya, tidak ada yang tidak mungkin karena Allah selalu ada.

Wallahu'alam bisshawab..

Kelima. Hehhee ini untuk yang tetap sulit move on. Tak apa, tak masalah jika nama seseorang itu tetap terukir indah dalam diri. Mintalah kepada Allah agar bisa dipersatukan dengan seseorang itu. Jika memang dia adalah jodoh pilihan untuk kita, pasti Allah pertemukan di waktu, tempat, dan suasana yang tepat kok, Insya Allah..

Laahaula walaaquwataillabillah..

Read more »

Selasa, 20 September 2016

Macam-macam Jaim

Macam-macam Jaim

Jaim, hahaa.. lucu aku kalo denger neh kata, jaim atau singkatan dari jaga image tuh hm menurutku kondisi dimana seseorang dalam keadaan diem, tapi diemnya berbobot, cool gitu lah looknya, etapi yang lagi aku bahas neh gendernya cowok yaa..wkwk
Berdasarkan hasil riset yang bersumber dari pengalaman yang pernah atau sedang terjadi di sekitarku, orang jaim diklasifikasikan dalam beberapa macam, hahaa.. yokk, check them out
Satu..
Jaim karakter.
Iyaa karakternya jaim, bawaan orok, gen dari ortunya kali, wkkwk..
Aku pernah kenal sama orang model ginian. Facenya enggak ganteng-ganteng amat kok, tapi karena bawaannya yang jaim, jadi kelihatan cool, keren gituloh. Dari cara jalannya, tegap, hmm postur tubuhnya yang six-pack mendukung banget tuhh, ditambah tinggi badannya yang sipp deh, kayak tentara gituh, cara ngomongnya, aksesories wajah enggak maen semua, cuman mulut doang yang gerak, ciahh ok banget. Terus kalo mau ketawa, kayak mikir-mikir dulu, ketawa juga seadanya, enggak sampe yang terbahak-bahak, etapi aku pernah liat dia ketawa beneran, walau cuma beberapa detik, menurutku itu momen langka, abis tuh jaim lagi, hahaaa itu yang bikin aku enggak pernah lupa. Oh ya kalo ketemu, enggak nyapa, senyum juga enggak, paling cuma liat doang, mastiin orang yang bakal papasan sama dia udah lewat, kalau udah papasan mukanya paling cuma mengernyitkan dahi, atau mengangkat alis doang, it's too simple, but it's so impressing. Hiyaaa....
Lanjut-lanjut, penyampaiannya kalau lagi ngomongin hal serius, pasti sangat mengagumkan, kata-kata yang keluar dari mulutnya itu mengandung makna yang bisa aku serap dan bisa aku resapi juga bisa memotivasi pastinya. Tau kan orang jaim tuh kalo ngomong yang perlu aja, kalo ngobrol yang penting aja.
Selain ngobrol yang penting aja, kegiatan yang dilakukan pun yang penting-penting aja, setahu aku itu yaa..
Oh ya, kalo ngomong jarang bercanda, kalau dia bercanda malah jadi bingung maksudnya apa, haaaha..
Ehh ya ini yang paling spesial, orang jaim kalo udah nemuin sesuatu yang bikin nyaman tuh udah enggak mau lepas kayaknya, atau kalaupun udah lepas (karena keadaan yaa kalo yang pernah aku alami) mungkin lupainnya lama, ya buktinya setelah sekian bulan enggak ketemu, dia dapat info penting yang menurutnya penting juga buat aku, dia kabarin tuh.
Hmm apalagi yaa, udah kayaknya,. Intinya orang jaim yang beginian tuh amazing, perfect gitu deh. Ada sesuatu yang besar di dalam diri orang jaim ini dan hanya orang-orang tertentu yang bisa mengetahuinya, the lucky one when u found it.

Yang kedua..
Jaim khusus
Iyaa orang jaim model gini juga aku pernah temuin, baru aja dia ngilang kemarin-kemarin. Aku sih ngerasa aja kalo dijaimin sama dia, ngersanya juga baru sekarang-sekarang kok setelah dia pergi, hahaha.. orang yang udah enggak ada kan emang suka dikenang, jadi yaa gitu, mungkin ini hasil olahan aku mengenang kepergianya, hhahaa...
Gini deh, dari lookingnya dulu yaa.. hmm face Ok, putih bersih, manis, apalagi kalo senyum, aduhh itulohh gigi taringnya, aku pinginnya dia enggak boleh berenti senyum, hahaha..Senyum juga bentar sih, kan dia jaim di mata aku..Etapi dulu sih dia suka senyum-senyum gitu dari balik helmnya, kalo pas dia pulang di belakang aku, kan kelihatan dari spion aku tuh kalo di belakang dia lagi senyum-senyum, ciahhhh, kadang nyamperin ke samping sihh.. hahahaaai
masih bahas looking, postur badannya juga oke, pas gitu, six-pack, bisa lah dibilang gitu.
Ditambah looknya yang kayaknya jutek-jutek gitu, cuek gimana gitu, cool enough, terlihat dewasa, bikin aku..... hahhaaa, tinggi badannya cukup deh segitu mah..
Gimana aku bisa tahu kalo dia jaim sama aku? Hayoo gimana...
Jadi gini, ada beberapa penguat sih buat aku. Waktu tuh aku pernah bahas soal dia sama temen tuh, waktu aku bilang dia itu pendiam, ehh malah diketawain, katanya diem apaan jehh, "mbeler" gitu..(mbeler, bahasa jawa, semacam sikap yang sok asik, gokil, suka haha hihi, jail, usil, dan sejenisnya lah). Terus hal lain yang bikin aku yakin dia jaim sama aku adalah, aku kadang suka liat dia lagi usilin temen-temen lain, apalagi cewek, hadeuhh.. apa cemburu? Enggak lah, enggak tau maksudnya, hahaa..Terus ya kadang aku juga suka dapet cerita sih dari temen-temen lain, kalo dia begini begitu, apalah..
Ouww bukti kejaimannya belum aku paparkan yaa, hihii sory..
Pertama, kalau ketemu aku, diemm ajaaa, paling cuma senyum, udah, lewat. Iya sih lagian mau ngapain lagi coba, hahaa.. kadang aku juga perhatiin gimana eskpresi dia kalo lewat mau papasan sama aku, kayak kaku gitu, mungkin rasanya pengen balik lagi, atau berharap ada pengalihan apa gitu, ada yang manggil kek, ada yang jatuh kek, pokonya biar enggak jadi berpapasan, hahhaa...
Kedua, kalau posisi dia di belakang aku, ya udah bakal tetap di belakang, enggak akan nyusul, apalagi nyamperin, it's impossible. Padahal kadang aku berharap, nyapa kek dari belakang, terus jalan beriringan, nanya apa kek, bukannya dia udah biasa begitu kalo sama tmen-temen lain, kok ke aku enggak bisa? Ngarep gitu mah biasa kann? Hmm..
Ketiga, kalau posisi kita dalam satu tempat, aku diem, dia diem, ya udah berasa enggak ada dia sihh..hahaha
Keempat, bisanya cuma via bbm doang.....ampe ngajakin jalan juga via bbm, ya gimana aku mau, dianya aja enggak yakin kayaknya, aku anggap enggak serius sih, hahaa.. etapi pernah aku suruh dia buat ngomong langsung kalo mau ngajakin aku, belum apa-apa udah pesimis duluan, kebukti sih, masa udah bikin perjanjian minta aku jawab "mau" nanti pas dia ngomong, yaa aneh kaannn..hm prnah juga sih aku yang ngajakin, tapi enggak dia respon serius juga tuh, kenapa yak? Gengsi kali masa diajakin cewek, hahaha..
Ketiga. Pernah aku minta berangkat bareng sama dia, aku minta dijemput di sini, oke dia turuti. Pas dia udah nyampe, malah bbm aku coba "aku udah di depan" katanya. Hadeuhh, kan dia di depan aku ngapain bbm coba, kenapa enggak nyapa, panggil, samperin kek, beuhh.. terus selama di jalan juga enggak ngomong apa-apa tuh, ihhh maksud aku mah nanya apa kek, apa gitu yakk, jaimnya tuh kebangetaannn.. masa nunggu aku yang duluin sihhh...
Pernah juga aku minta pulang bareng, sama aja kasusnya, kondisinya sama, eehh tapi dia bisa kok ngomong "aku anterin nyampe terminal yaaa.." padahal buat nyampe ke terminal tuh cukup jauhh tau, mungkin 3 kali lipat dari tempat aku minta turun sebelumnya..jehhh, yeayyy, dia bisa bersuara..hahaa, ya walau selama di jalan diem mulu, paling kalo aku yang duluan ngomong. Tapii hmm, pas nyampe terminal tetep kikuk, kaku, canggung, padahal cuman ada kita berdua, enggak ada lagi yang dikenal. Apa coba? Aku kan bediri di sisi jalan nungguin angkutan lewat gitu, dia tetap di atas motornya, di samping aku, cuman nungguin aku doang, ngeliatin aku yang lagi nunggu angkutan, hadeuhh, bikin greget tauuu, bukannya ngobrol apa kek apa kek, yaampyuuunn...Ya karena akunya enggak enak juga kan masa cuma diliatin doang, akunya juga bingung mau ngobrolin dia apa, kesian juga dianya dianggurin, ya udah aku jalan aja nyamperin angkutan sebelah onoh, dianya aku suruh pulang, dan udah enggak ngomong apa-apa juga, cuman ngomong "iya" setelah aku bilang "makasih yaa, aku ke sana, kamu hati-hati yaa.."Terus udah deh masing-masing dengan jalannya. hahayy..
Walau gimana pun yaa, orang jaim model gitu tetap unik di mata aku, bikin gimana gitu, yaa itu jaimnya dia senjata dia yang bisa bikin aku terus mengamati kejaimannya, Ggkgkk..
Padahal aku enggak kenal tuh sama dia, enggak tau apa-apa soal dia, tapi kalo ada sesuatu yang bersangkutan sama dia pasti aku ingat, ya iyalah kan paling juga dikit, hahaha...
Udah ah lanjut ke jenis jaim berikutnya, bahas dia mulu ntar aku baper lagi, jiahahaa...eh kan orangnya udah enggak ada, lupa aku!! Wkwkk


Yang ketiga..
Model jaim kandang. Aishh apa lagi ini. Jaim kandang itu orang jaim cuma sewaktu ada di wilayah dia aja neh. Ada tuh orang macem gitu di sini sekarang, jadi dia kalo di ruangan sendiri jaimnya minta ampuunnn, jutek, cuek banget, aku di sana pun mungkin dianggapnya enggak ada siapa-siapa, gregett bangeeettt, bikin kikuk akunyaa, hahha..
Tapi kalo di luaran, aihh asyikk banget, oke sana-sini, bercanda, ngobrol, haha-hihi, okeh lah..
Eh belum bahas look yaa, hmm aku enggak begitu kenal sih sama orang ini, cuma sering lihat aja gitu.. aku cuma bisa nilai kejaiman dia gitu doang, enggak lebih, wkwkk..
Yokk ah langsung keempat..
Jaim lapangan, hahaa...apa lagi ini?? Jadi nih orang jaim kalau ada di luaran aja, kebalikan jaim kandang maksudnya..
Aku nemuin orang beginian di sekitar aku neh, enggak begitu kenal juga sihh..
Hmm aku bahas look dulu deh, postur tubuh oke, tinggi pas, potongan tubuh oke, ya walau agak kurus, tapi menurutku tetap oke, facenya manis gitu, hahaa, pake kacamata, look macem gini tuh pasti pinter kalo kata aku sih, kelihatan smart, hieahh..Pertama liat dia, aku berdecak kagum, enggak tau atas dasar apa, hahaha.. Dia super jaim, kalo ketemu enggak nyapa, paling cuma senyum simpul gitu-gitu doang, ya pokoknya terlihat cuek lahh, aku enggak bisa mendeskripsikan detail, enggak begitu kenal sihh..
Etapi kalo ada di wilayah sendiri, di ruangan gitu ya, aciahh ngobrol mulu, cuma sebentar dia diem tuh, hahaa.. ada aja topik yang dibahas, apapun lah..
Etapi balik lagi, aku kan enggak begitu kenal sama orang ini, dan udah enggak jadi mengagumi..wkwkk


yang kelima..
Jaim terselubung. Hahaa ya iyalah.. aku pernah temuin orang macem gini 2 sekaligus dalam satu tempat. Jaim jenis ini tuh jaimnya karena belum kenal aja. Waktu baru kenal sih iya oke, keliatan diem, so cool, keren, dewasa, etapi kalo udah kenal jauh hahhaa kayak bocah juga ternyata, sama aja, hahaha..

Udah ya macam-macam jaim versi Ofi segitu aja, ntar kalo aku temui orang jaim jenis lain, aku sambung deh ceritanya..

Pokoknya apapun bentuk jaimnya, menurut aku orang jaim mah tetap kece, it seems wouuww.. wkwkwk 

Read more »

Senin, 25 Juli 2016

Edisi Baper QC

QC, Quality Control, sebut aja Qece, iya karena personilnya kece-kece (anggap saja begitu) apalagi akuuh, wkwkk..
Orang QC itu dijamin enggak PHP, kalo terima ya terima, tolak ya tolak. Wkwk
Orang QC itu perhatian abiss, barang sebanyak itu aja bisa terkontrol dengan baik, apalagi kamuhh. Wkwk
Orang QC itu rasa tanggung jawabnya tinggi, diminta kelar jam segini ya jam segini. Wkwkk
Orang QC itu teliti, hanya memilih yang baik, yang kurang baik ya diperbaiki dulu. Wkwkk
Orang QC itu kece, liat aja silkuet tubuhnya, oke-oke kan. Wkwk
QC itu ibarat aparat kemanan di tatanan pemerintahan, jadi penengah atau yang tersudut. Wkwkk

OFI QC UFI {}

Read more »

Minggu, 17 Juli 2016

Sahabat Shaliha

Beruntung itu ketika kita memiliki sahabat-sahabat shaliha, yang berkumpul dengannya menentramkan jiwa dan ketika jauh darinya mengundang rindu yang menguatkan hati.
Sahabat shaliha yang selalu ada dalam apapun keadaan kita, terlebih kala lara melanda, boleh datang kapan saja kepadanya mengadukan segala resah diri dengan tangan hampa yang harapan hampir sirna karenanya.
Sahabat shaliha, penenang hati, penawar racun yang menjangkit hati.
Sahabat shaliha, ada di kala bahagia jua. Memberikan doa-doa untuk kebaikan kita.
Sahabat shaliha, kawan kelak di surga, Insya Allah.
Sahabat shaliha, yang akan menanyakan kita kelak di surga kala kita tak bersamanya.
Sahabat shaliha, akan meminta kepada Yang Maha Punya untuk dipertemukan dengan sahabat-sahabatnya di Jannah-Nya.
Wallahu'alam bissawab..

Read more »

Mas Juno

Kata-kata Mas Juno itu seperti mengandung sihir bagiku. Iya walaupun kalimatnya tak seindah kalimat-kalimat seorang penyair, tapi mengandung filosofi yang "wouw" menurutku.
"Biar otak kamu gak sia-sia", "biar kamu tahu kalo kamu enggak lebih cerdas dari aku".Apa coba maksudnya? Kalimat semacam itu jika dibaca oleh orang yang sekadar baca menggunakan perasaan, hanya akan menumbuhkan kesal di dada. Tapi aku? Aku baca dari sisi lain, menyoroti dari sudut yang berbeda, aku mengulik makna tersembunyi di baliknya. Dan itu, di situlah letak sihir yang kumaksud. Aku bisa mewujudkan hal gaib dari kalimat tersebut, dalam bentuk tindakan. Yaa walaupun masih dalam tahap usaha, belum membuahkan hasil.
Usaha, usahaku bukan karena Mas Juno, bukan dia alasanku. Mas Juno hanyalah perantara motivasi bagiku. Action-ku ya untukku, untuk kebaikanku, begitu kata Mas Juno.

Read more »

Kamis, 14 Juli 2016

Halal Bi Halal PT UFI


Read more »

My Story of BPJS "Kacamata"

Assalamualaikum, heeii..
Mata, satu alat indra manusia yang sangat paling penting (menurutku) yaa, hehee..
Sekitar setahun terakhir nih aku ngerasa mataku enggak kayak biasanya, yaa berawal dari aku kerja, ya kan kerjanya ngadepin komputer mulu, mungkin itu point utamnya, eh enggak juga sih, banyak yang udah kerja depan komputer bertahun-tahun tapi mereka enggak mengeluh akan penglihatannya, berarti ini sih akunya aja ya, wkwkk..
Sebenarnya udah ngerasa kurang nyaman sama penglihatan yang kurang jelas kalau lihat sesuatu yang jauh, apalagi tulisan, semenjak aku kelas 3 SMK, artinya sekitar 2 tahun yang lalu, cuman aku enggak begitu menghiraukan, diem-diem aja, yaa aku pikir sih karena emang mata aku lagi capek atau emang bendanya yang enggak jelas, aku jalani hari dengan biasanya, wkwkk..
Penglihatanku begini mungkin karena aku rajin kali, hobi baca kan aku, baca status orang di sosmed, wkwk. Enggak juga kok, mungkin karena terlalu bergelut dengan laptop/komputer, buku-buku, ya iyalah kan anak sekolah, apalagi yang mau lulus. Ditambah smartphone yang on anytime, wkwkk..
Nah sejak Januari 2016-an aku mulai benar-benar ngerasa enggak nyaman sama mataku, aku mengeluh begitu ke teman, dia sarankan pakai obat tetes mata, mungkin karena matanya lelah seharian depan komputer, ditambah perjalanan jauh naik motor. Iya, aku ikuti sarannya, ya agak mendingan sih, kalau seusai pakai obat tetes mata, matanya seger, tapi nanti begitu lagi, berjalan sekitar 4 bulanan.
Aku udah putuskan mau periksa ke dokter, eh tapi aku lagi nunggu pengumuman USM STAN, karena di formulir keterangan mataku normal, masa iya nanti kalau dites kesehatan dan kebukti mataku minus, ya berarti aku kasih data yang salah dong, otomatis gugur nanti. Ahh itu pemikiran awam, pemikiran yang enggak-enggak, sebenarnya bisa aja sih, dasar akunya aja itu mah, akunya yang masih takut sama kenyataan kalau nanti dinyatakan mata minus, hadeuh..
Puncak perasaan enggak nyamanku di pertengahan Juni 2016, artinya bulan Ramadhan, karena di bulan Ramadhan aku pulang pergi dari rumah ke tempat kerja yang berjarak sekitar 50 KM dengan mengendarai motor.
Akhirnya kuputuskan periksa mata setelah Idul Fitri, karena libur panjang dan juga dapat THR, dan sekedar info aku enggak lolos USM STAN jadi aku mau periksa, wkwkk..
11 Juli 2016, tanggal dimana aku akan melakukan pengecekan mata, harus siap dengan segala pernyataan dokter, apa yang terjadi dengan mataku nanti. Wkwkk..
Aku peserta BPJS, jadi mengenai kesehatan aku pasti berelasi dengannya. BPJS juga menanggung pemeriksaan mata dan alat bantu lihatnya (kacamata) lhoo. Awalnya aku dapat informasi dari internet, lalu aku tanya-tanya ke HRD di tempat kerjaku, terus tanya juga ke teman kerjaku yang dia juga pakai kacamata tanggungan BPJS.
Lanjut, pertama aku datang ke dokter Faskes I, seperti yang tertera pada kartu BPJS. Faskes I ku di dr. Dwi Sudarni Babakan-Cirebon. Di sana aku mengutarakan keluhan penglihatan, dokter hanya memeriksa tensi darah, berat badan, dan tinggi badan saja, kemudian aku diberi surat rujukan untuk ke poli mata rumah sakit. Aku dirujuk ke RS Gunung Jati Cirebon.
Di surat tertanggal periksa 12 Juli 2016, aku ke RS Gunung Jati jam 15.00-an, hahaa alhasil udah bye bye. Aku tanya ke security, beliau bilang kalau mau ke poli mata datang pagi-pagi, jam 04.00 juga udah kumpul buat ambil nomor antrian. Karena pengambilan no antrian maksimal jam 11.00, poli matanya sih buka sampai selesai, entah jam berapa. Wouww aku orang awam bisa apa. Wkwk..
Okey, aku kembali ke RS Gunung Jati tanggal 13 Juli 2016 sekitar jam 08.00-an, dan tik tok tik tok aku enggak ngerti apa-apa. Aku datang ke bagian informasi buat tanyain prosedurnya, mereka bilang harus melampirkan surat rujukan dari Faskes I, fotokopi BPJS, fotokopi KTP/identitas lain, dan fotokopi Kartu Keluarga. Aku cengo, hahaa, polos banget sih aku nih. Aku enggak siapin apa-apa. Fotokopi kartu BPJS dan KTP okelah bisa mendadak, surat rujukan udah oke, tapi kartu keluarga? Hahaa aku enggak kepikiran, jadi enggak bawa dong. Aku bingung, mana jarak dari RS ke rumah cukup jauh, sekitar 1 jam, waktu juga udah siang, udah banyak yang antri, rame banget. Aku mikir, iyalah masa diem aja, wkwk. Pertama aku hubungi teman yang kerja di sekitar situ, dia ada di sana, aku pernah sempat kerja di sana juga jadi kemungkinan berkas lamaran masih ada, di berkas itu ada Kartu Keluarga juga, aku berharap besar dari sana. Tapi ahh, berkas ada di kantor pusat katanya. Oke pilihan 2, flashdisk aku kan ada di tas, berharap file scan Kartu Keluarga belum aku delete. Oke aku ke tempat fotokopi dan print, alhamdulillah file itu masih ada. Siap, semua persyaratan lengkap. Saran aku nih ya buat teman-teman, kalau mau melakukan hal baru siapkan informasi sebanyak mungkin, supaya enggak kayak aku ginih, hahaa..
Sekitar jam 09.00-an aku masuk RS lagi, ke bagian informasi lagi, petugas mengarahkan aku buat ke arah dekat BPJS Center, di sana ada orang gendut, nah minta nomor antrian ke petugas itu. Hahaa lucu petunjuknya, oke 86 87.
Aku ke arah yang ditunjukan petugas informasi, minta nomor antrian, 418, wouww cengo lagi. Sedangkan saat itu masih ada di urutan 140, sekitar 2 jam lagi kepala 400-an kata petugasnya. Wkwkk aku bisa apa. Eh iya, aku di RS ditemani adik lho yaa, enggak sendirian. Adik aku masih seumuran lah, cuma beda 2 tahun, aku 19 dia 17, jadi enakan buat teman.
Selama menunggu dipanggil no antrian 418, aku dan adik jalan-jalan aja mengitari setiap sudut RS, sambil haha hihi, mungkin cuma kita yang di RS keliatan riang, RS kan tempatnya orang sedih..
Di waktu penantian itu, ada ibu-ibu sendirian nyamperin kita, biasa lah kenalan, ngobrol-ngobrol, katanya beliau lagi nunggu ibunya yang mau ke poli THT, tapi ibu beliau belum datang. Mungkin karena kasihan liat 2 bocah lontang-lantung di RS, ibu itu memberikan kita nomor antriannya yang lebih awal yaitu 266, karena kebetulan ibu beliau belum juga datang, jadi beliau kasih deh nomor antriannya ke kita, baik bangeet yaawww..
Sekitar jam 10.00-an nomor antrianku dipanggil, aku ke BPJS Center mengurus administrasi buat ke poli mata, setelah semuanya beres aku diarahkan ke ruangan poli mata. Eh iya, enggak ada perlakuan berbeda lho antara pasien umum dan BPJS, itu yang aku rasakan.
Di ruangan poli mata, aku menyerahkan berkas dari BPJS Center, kemudian menunggu panggilan periksa. Ciah menunggu lagi, ya iyalah emangnya aku doang apa yang mau periksa. Wkwk
Sekitar jam 12.00-an aku masuk ruang periksa poli mata, pertama ditanya keluhan, karena keluhanku pandangan yang buram di jarak sekian meter, jadi aku dites untuk melihat angka-angka dan huruf yang ada di depanku, sekitar 5 M kayaknya. Pada ukuran tertentu aku udah merasa enggak bisa baca, jadi dilanjut ke pemeriksaan berikutnya. Mataku discan pakai alat itu tuh, enggak tahu namanya apa, pokoknya mukaku ditempatkan di sebuah alat, aku suruh lihat fokus ke dalam alat itu dan mataku direkam oleh petugas, klik, oke selesai. Kembali lagi ke tempat sebelumnya, kali ini menggunakan lensa, mencari ukuran lensa yang cocok untuk mataku, pas, iya yang ini.
Pemeriksaan mata selesai, aku mendapatkan berkas catatan petugas pemeriksa dan diserahkan lagi ke bagian administrasi poli mata. Aku sempat melihat tulisan 2,00 di catatan itu, aihh tahu apa yang aku rasa saat itu? Iya shock..
Menunggu panggilan berikutnya, untuk diperiksa dokter spesialis mata, oke namaku udah dipanggil, aku bertemu dokter dan sedikit berkonsultasi, dokter bilang yaa aku termasuk telat periksanya karena minus mata udah gede, kiri 2,00 dan kanan 1,75. Menyedihkan kan? Huhuu..
Dokter memberikan resep kacamata yang harus ditebus di optik.
Aku kembali ke administrasi poli mata untuk mendapatkan keterangan berikutnya. Dan aku diarahkan kembali ke BPJS Center untuk menyelesaikan administrasi penebusan kacamata.
Oke, selesai berurusan dengan RS, aku langsung menuju ke optik yang dirujuk dari RS, di Optik Orbit Cirebon, ituloh di Jl. Siliwangi, dekat PGC.
Di optik, aku menyerahan berkas-berkas dari RS, petugas memintaku untuk memilih bingkai kacamata yang diinginkan. Okesip, bingkai dan lensa sudah siap, totalnya Rp. 420.000,- karena ada tanggungan dari BPJS Rp. 200.000,- jadi aku cukup membayar Rp. 220.000,- saja ke Optiknya. Dan kacamata bisa diambil keesokan harinya.
Oh yaa selama aku melakukan pemeriksaan, aku enggak mengeluarkan uang cash berapapun kecuali untuk pembelian kacamata saja, Rp. 220.000,- selebihnya ditanggung BPJS.
Sekadar informasi, tanggungan kacamata BPJS juga tergantung kelas perawatannya, karena aku kelas II jadi tanggungan kacamata sebesar Rp. 200.000,-. Untuk kelas III yaitu Rp. 150.000,- dan Rp. 300.000,- untuk kelas rawat I.
Itu ceritaku bersama kacamata BPJS, semoga hal-hal pentingnya dapat bermanfaat yaa, hehee..
Wasaalam, bye bye..

Read more »

Jumat, 01 Juli 2016

Rumit

Serumit inikah
Rumit sekali rasanya
Tidak mengerti total
Haruskah senyumku berarti senang
Atau simpul bibir ini berarti sedih
Ataukah berarti sebuah yang tak dapat dideskripsikan
Serumit inikah
Aku tidak mengerti
Kamu pun
Cukup disimpan oleh masing-masing
Tentu tak mampu berucap
Kesalku tak berarti jua
Apa diri yang harus perbuat

Read more »

Jumat, 24 Juni 2016

Cinta Dalam Diam

Tak dapat kuuraikan dalam ucap, sebuah kata cinta. Terlalu tabuh membahasnya. Perasaan yang semestinya menjadi sangatlah indah, justru menikam hati, membuatnya pergi kepada dunia imajinasi yang hanya tergambar oleh angan. Sebuah mimpi yang hanya bisa terlukis oleh hayal. Sebuah harapan yang sebatas sia-sia belaka, berharap pada manusia, sangat memedihkan.
Diam, pilihan paling efektif untuk menunjukkan rasa cinta, diam bukan berarti tak peduli, diam bukan berarti berhenti berharap, diam adalah diam, dengan santai menutup rapat aroma cinta yang tengah mekar di dalam hati, merona sebenarnya, namun akan menjadi petaka ketika diumbar.
Cinta, diam, tidak selamanya harus seperti itu. Diam di sini artinya menjaga, menjaga diri dari menduakan Allah, dari hal yang membuat Allah murka, dari hal yang Allah larang, dari hal yang menimbulkan tanda tanya, gosip, fitnah, dari hal yang mendekatkan pada zina, zina bukan sekadar seks, zina-zina kecil diurakan lebih luas, ketika kita menatapnya dan menikmati pemandangan itu, jadilah ia zina mata, ketika ia membalas chat-chat atau berbalas-balasan pesan singkat yang mengandung unsur menjerumuskan kepada hayal bersama, jadilah ia zina tangan, ketika ia mengeluarkan kata-kata rayuan menggoda, jadilah ia zina mulut, ketika ia mendapatkan sesuatu yang membuat hati berbunga melayang terbang, jadilah ia zina hati.
Cinta diam bukan membatu, melainkan mencari kebenaran, kembali kepada Allah, meminta pada-Nya, memohon petunjuk, apakah cintanya untuk seorang yang ia cinta itu? Istikhoroh. Cinta diam mencari solusi, memantaskan diri, pantaskah cinta diam ini bersanding dengan cinta yang sedang dicinta dalam diam? Akankah si cinta mau menerima diri cinta diam ini dengan ketulusan? Apa bekal cinta diam untuk dapat meyakinkan yang dicinta supaya bisa ditambatkan hatinya? Persiapkan diri, persiapkan sebagai muslim/ah yang oke, calon imam/makmum yang soleh/a, persiapkan sebagai orang tua dari anak-anak kelak, persiapkan segala sesuatu itu. Anggaplah cinta diam sebagai motivasi, sekadar motivasi, bukan visi dalam menjalankan misi perbaikan diri, niat tentunya harus Lillahita'ala, karena Allah semata, agar dapat diridhoi-Nya. Perbaikan diri tentunya dimulai dari akhlak dan kepribadian. Karena ketika dua itu sudah baik, maka struktur yang lain akan mengikuti.
Cinta boleh membuka mulut ketika mulut siap mengucapkan kalimat halal. Cinta boleh membuka hati ketika hati siap menerima hati dengan hati ikhlas. Cinta boleh diungkapkannya ketika siap menanggung segala konsekuensi yang ada, karena cinta tak selamanya berbalas cinta. Namun cinta diam biasa juara, sang cinta diam dapat menarik si yang dicinta, ketika cinta diminta dari sang wali, ketika cinta diikrarkan di depan para saksi, ketika cinta dituliskan dalam dua buah cetakan buku.

Read more »

Senin, 13 Juni 2016

KETIKA SANG RINDU TAK KUNJUNG BERSUA

Ah rindu lagi rindu lagi
Sudah bosan aku menikam rindu
Bersembunyi dalam penatnya hati
Berkerumun dalam sesaknya pikiran
Terselip dalam syair-syair doa
Kamu, kembali kusebut namamu
Ahh siapa kamu?
Kamu yang tak pernah beri kepastian
Ahh apa diri ini men-judge dirimu, payah
Bukan, bukan salahmu, aku minta maaf
Aku? Aku yang tak memahami perasaanmu
Ahh bukan juga, atas dasar apa aku memahaminya
Hanya perempuan bodoh yang menebak-nebak hal semacam itu
Perlukah aku yang memulai?
Memulai apa? Tak sepantasnya berlaku begitu
Kamu pun merasa kah?
Rindu-rindu di relung diri ini semakin berjubel
Berebut tempat di dalam hati
Dan tahukah kamu? Semua itu tertuliskan sebuah kata
Lembaran rindu itu penuh akan namamu
Lagi-lagi rindu
Kamu pun merasa kah?
Dalam kesendirian
Rindu menghampir
Dalam keramaian
Seolah terbenam
Ketika jumpa dengan sang dirindu
Ahh diri ini bisa apa
Bertingkah biasa
Berusaha menutup
Tak ingin kau tahu
Aku takut
Buliran segar mulai menghias pipi
Ketika namamu kusebut dalam panjatan doa
Tidak, aku tak meminta sesuatu yang berlebihan kepada-Nya
Aku hanya memohon
Jika memang kau pantas yang mendapat rindu ini
Maka redamkanlah sejenak
Hingga rinduku dan rindumu sama
Hingga rindu-rindu itu bersatu dalam kedamaian
Namun jika memang rinduku tak pantas untukmu
Maka redamkanlah tuk selamanya

Read more »

Kamis, 09 Juni 2016

My Journey to be a STANer (The End)

Hmm yaa alhamdulillah udah tanggal 25 Mei, itu artinya pengumuman tahap 1 seleksi STAN akan dikeluarkan.
Pagi hari, seusai sholat Shubuh, perlahan kubuka handphone, masuk menu browser, dan mengetik alamat www.pknstan.ac.id. Jaringan internet jelek pagi itu, semakin berdebar dada ini, harap-harap cemas, pesimis, tapi optimis berusaha menyapa.
Oke, menu yang kutuju sudah ketemu, pengumuman itu, langsung kubuka menu Cimahi. Dag dig dug deg dog, secara runtut aku baca isi pengumuman, dan ahh alhamdulillah ternyata Allah menunjukkanku jalan yang lain, bukan STAN tempat aku menuntut ilmu, bukan STAN yang Allah maksudkan untukku menggali pengalaman, bukan STAN tujuan Allah untukku. Masya Allah Laaquwataillabiillah.. Aku dan ribuan kawan lain di lokasi Cimahi tidak lolos pada tahap ini, dan itu artinya gugur secara otomatis, tidak dapat melanjutkan perjalanan. Dari sekitar 6100 peserta, yang lolos hanya 381 orang, dan nama aku bukan salah satu tentunya.
Kecewa, yaa tentu, sedih, yaa pasti, tapi tak boleh aku terlarut dalam perasaan itu, aku harus bisa melihat peluang yang lain, bukan hanya STAN tempat mencari ilmu, Insya Allah di tempat lain lah takdirku.
Aku mengecewakan orang-orang yang memberi support, ibu, adik, dan Mas Fajar.
Ibu yang selalu memberi dukungan spiritual, melalu do'a-do'anya, nasehat-nasehatnya, dan lain sebagainya.
Adik yang selalu memberikan dukungan moral, dengan berbagi informasi, berbagi ilmu, dan lain-lainnya.
Mas Fajar yang memberikan dukungan material, yaa dia yang memberikan bekal materi agar aku bisa mendaftar dan bisa melakukan perjalanan ke lokasi STAN.
Itu sedikit gambaran peranan secara spesifik orang-orang yang aku anggap sangat berpengaruh dalam perjuanganku kemarin, mereka bertiga sama kok, spiritual, moral, material, mereka sama-sama mendukung aku dengan bekal-bekal itu.
Tak mengapa, ibuku selalu menguatkan, begitu pun adik, serta Mas Fajar.
Dengan adanya ini, semangat aku untuk melihat kesempatan menjadi tumbuh, Insya Allah setelah ini aku akan mengikuti UM-PTKIN, semoga kali ini tidak gugur di medan perang, tak ingin mengecawakan mereka untuk yang kedua kalinya. Aamiin..

Read more »

Seutas Rindu

Kadang seutas rindu tersangkut dalam hati
Utas-utas itu tak sendiri
Bersama rindu-rindu lain
Terrangkai, bersatu, menggebu
Menyesakkan dada
Seutas rindu terpaut dengan teguh
Dalam, yaa sedalam apa yang aku bayangkan
Namun diri apa bisa
Rindu-rindu itu sebatas aku bisa rasa
Tetaplah kau bersemayam di sini
Di dalam hati
Tak perlu lah kau berliar
Akan aku temani kau, hai rindu
Sapa sang do'a
Cukup aku yang tahu
Cukup aku yang akan menjadi penyejukmu
Cukup aku tempat kau bercurah diri
Cukup aku, iya cukup aku
Begitulah petuah do'a singkat

Read more »

Kamis, 19 Mei 2016

My Journey to be a STANer (Step 2)

Huaa dag dig dug neh jantung berdebar kenceng beud, tahap ke 2 perjuangan buat jadi mahasiswa PKN STAN. Alhamdulillah semuanya Allah beri kelancaran, kemudahan, tanpa hambatan apapun.
Aku berangkat dari Cirebon hari Sabtu, 14 Mei 2016. Dari rumah sekitar jam 07.30 dan sampai di terminal jam 08.30'an. Aku langsung cari bus jurusan Bandung, karena sekarang udah tahu dong, jadi enggak kayak anak ilang lagi. Hihiii..
Aku naik bus Sahabat, masih sama ongkosnya Rp. 55.000. Entah itu bus berangkat jam berapa, karena kebanyakan ng'tem di pinggir jalan (ya iyalah masa di tengah jalan :v). Dan sampai di terminal Cicaheum-Bandung sekitar jam 3'an, hmm jalanan cukup macet, mungkin karena hari Sabtu.
Alhamdulillah karena udah tahu juga, jadi langsung cari angkot ke arah terminal Ledeng deh, temenku udah standby dong, aku minta anter dia buat survei lokasi USM aku besok, yaitu Tennis Hall Lapangan Sektor 1.5 Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.
Aku nggak ngerasain apa-apa waktu itu, santai aja biasa, nggak terlalu mengkhawatirkan suasana USM, yaa mungkin karena semua bayangan horor USM udah aku bayangin dari jauh-jauh hari, bosen kali pikiran aku neh. Hihii..
Malam Minggu dong, temenku ngajakin jalan-jalan dulu, keliling sekitar kampus UPI lah, yaa beneran cuman keliling, lumayan buat refresh otak.
Sip, persyaratan yang harus dibawa saat USM adalah BPU pastinya dong, lalu identitas diri sesuai dengan yang di BPU, yang asli yaa, jangan fotokopi, kemudian ATK (pensil 2B asli, penghapus, penggaris ujian jika diperlukan, pulpen). Ingat, persyaratan itu TIDAK BOLEH ADA YANG TIDAK TERBAWA, karena fatal akibatnya nanti.
USM dimulai pukul 08.30 tapi seluruh peserta wajib udah hadir di lokasi pukul 08.00. Aku berangkat dari kost'an temen tuh yang belakang kampus UPI sekitar pukul 07.15'an, dan wouw ternyata antrian peserta buat masuk ke lokasi Tennis hall UPI udah puanjanggg bangeeettt...
Di sekitar lokasi banyak orang jualan map & papan ujian. Jangan terkecoh yaa, di dalam lokasi nggak diperluin map kok, yang harus dibawa yaa persyaratannya. Dan nggak diperlukan papan ujian juga kalau lokasi tesnya di ruangan (ada meja & kursi), pakai papan ujian kalau lokasi di luar ruangan (no meja) aja yaa.. Etapi, kemarin itu kan lokasi di dalam tennis hall, pakai kursi yang ada mejanya juga, tadinya sih nggak dibolehin pakai papan ujian, tapi setelah ujian mau dimulai, yang bawa papan boleh dipakai kok. Lhaa aku kan ngikut aja, di peraturan nggak boleh pakai papan yaa aku jadi nggak bawa dong, jadi aku ujian nggak beralas papan.
Masuk lokasi USM, dicek BPU & identitas diri yang sesuai di BPU oleh panitia. Kemudian badan diperiksa lagi sama security pakai metal detector, jam tangan suruh dimasukkan ke tas.
Mau masuk ruangan pun dicek lagi BPU & identitas diri dan diarahkan ke tempat duduk. Di tennis hall UPI denah tempat duduk dibagi ke dalam 6 sektor. Dari sektor 1.0-1.10 sampai 6.0-6.10. Di setiap sektornya ada 15 peserta.
Wuihh udah di dalam ruangan nih, perasaan aku biasa aja kok, yaa walaupun diwaktu masuk area kampus UPI agak sedikit kurang PeDe, karena liat lingkungan sekitar, peserta USM pada dianterin pakai mobil/motor sama orang tua atau siapanya gitu, atau bareng sama temen-temennya, didampingi, ditungguin sampai selesai, nah aku jalan sendirian cuma ditemenin temenku itupun dia langsung lanjut dengan joggingnya. Ahh itu sih bukan masalah, support terpenting kan datang dari niat & semangat diri sendiri, kalau banyak yang support tapi kitanya nggak niat kan yaa sama aja boong. Cukup kok do'a & support ibu, adik, keluarga, dan teman-teman di rumah.
Jam 08.00, peserta diberi kesempatan buat ke kamar kecil, karena selama ujian berlangsung nggak ada waktu dan nggak diizinin ke toilet. Wuihh mau buang air kecil aja antrinya panjang banget, 50m ada kali yaa.
Di dalam ruangan, kita tidak diperkenankan membawa apapapun termasuk jam tangan, kecuali persyaratan yang ditentukan (BPU, identitas, ATK). Selain itu harus dimasukkan di tas dan tas dikumpulkan di depan lokasi, atau barang berharga boleh dititipkan di panitia.
Sekitar 10 atau 15 menitan sebelum ujian mulai, berarti jam 08.15 atau 08.20, pengawas di masing-masing sektor memeriksa kehadiran dengan menyocokkan BPU & identitas diri, dan peserta menandatangani daftar hadir & BPU yang dipegang pengawas.
Setelah itu selesai, LJU (Lembar Jawaban Ujian) diberikan disusul dengan paket soal TPA. Kemudian peserta diarahkan untuk mengisi identitas di LJU & membaca tata tertib ujian yang terdapat di paket soal TPA.
Tepat pukul 08.30 USM PKN STAN 2016 dimulai, pertama peserta diberi pengarahan untuk membuka paket soal dan memeriksanya, memastikan soal tidak ada yang cacat, waktunya hanya 5 menit. Setelah selesai lanjut ke mengerjakan soal.
Pastikan pikiran tenang, jangan mikirin hal lain, fokus ke soal. Kerjakan soal yang dianggap mudah yang mengerjakannya tidak membutuhkan waktu lama.
Pertama TPA dikerjakan, terdiri dari 120 soal dan waktunya 100 menit. Di dalam ruangan nggak ada jam dinding dan nggak boleh pakai jam tangan, jadi harus benar-benar memperhitungkan waktu, tapi tetap santai, nggak perlu buru-buru, atur strategi sendiri aja gimana caranya. Kalo aku sih kemarin, isi soal yang menurutku cepat diselesaikan, Matematika ditinggal dulu, alhasil nggak sempet dikerjain, cuma bisa ngisi Matematika 3 soal doang, hehee...
Panitia bakal terus menginformasikan waktu sisa kok, dari 100 menit awal, sisa 50 menit, 30 menit, 20 menit, 10 menit, 5 menit, 2 menit, dan waktu habis.
Di waktu-waktu terakhir, soal TBI udah dibagikan, diletakkan di bawah kanan peserta. Selama mengerjakan soal TPA nggak boleh lirik-lirik soal TBI tuh, pokoknua fokus sama yang ada di depan deh..
Alhamdulillah TPA selesai dikerjakan, lanjut ke soal TBI, tentunya sesuai dengan instruksi panitia dong. Selama ngerjain TBI jangan sekali-kali penasaran sama soal TPA tadi deh, nggak usah menyesali atau mikirin yang udah-udah, hihiii.. Selesai dikerjakan yaa udah, tinggal tawakal sekarang.
Fokus TBI. Waktu buat ngerjain TBI 50 menit dengan soal 60 butir. Aturan mainnya masih sama kayak TPA tadi.
Setelah semuanya selesai, peserta jangan langsung meninggalkan ruang ujian yaa, tunggu instruksi, pokoknya apa-apa ada aturannya.
LJU mulai diambil sama pengawas, dan pengawas ngasih soal TPA tadi buat dibawa pulang. Ingat, cuma dibawa pulang, dikerjain di rumah boleh, tapi jangan disesali yaa, hihiii....
Aturan keluar ruangan juga ada, per sektor. Karena aku di sektor 1, jadi keluar pertama dong, hihi...
Woahaa di depan udah banyak pers yang nunggu artis keluar dari ruangan, hahaaa. Maksudnya para pengantar peserta, hihiii... Aku kan berangkat sendiri, jadi pulang juga sendiri dong..:)
Aku langsung pulang ke kost'an, dan beres-beres buat cuss pulang ke Cirebon..
Seperti biasa alurnya, terminal Ledeng-terminal Cicaheum naik angkot. Terminal Cicaheum-Cirebon naik bus. Aku naik bus Sahabat lagi.. Bus berangkat dari terminal sekitar jam 4'an, wuihh macet boo.. Jadi aku nyampe Cirebon jam 9 malam, itu juga pulang ke kost'an deket tempat kerja, dan besoknya harus berangkat kerja lagiii......
Udah sekian ceritaku kali ini, do'akan saja semoga aku lolos tahap USM ini. Aaamiinn..:)
Aku nggak mau mengecawakan my momy, dede, dan Mas Fajar. Udah titik. Insya Allah..

Read more »

Kamis, 21 April 2016

My Journey to be a STANer (Step 1)

The first day and the first time, Selasa, 12 April 2016, go to Bandung. What for?
Aku Ofi, ceritanya lagi jadi pejuang PKN-STAN 2016 nih..
Awalnya aku sekadar 'ingin' buat ke STAN tuh, minat sih cuma sekian persen lah, di bawah 10 barangkali. Tapi oh tapi, ada seseorang yang tiba-tiba muncul lagi, dan dia memberi dukungan buat coba ikut seleksi STAN, yaa Mas Fajar namanya, hm tak usah kuceritakan lah siapa dia, next to the point.
Aku di sini berjuang sendirian karena aku lulusan tahun 2015, teman-temanku udah gak ada yang minat buat ikut seleksi STAN. Okelah, go go semangat. Hihii...
Pendaftaran PKN-STAN 2016 dibuka 21 Maret-3 April 2016. Namun karena suatu hal, pendaftaran diperpanjang hingga 7 April 2016, dengan biaya pendaftaran sebesar Rp. 250.000,-, informasi lebih lanjut bisa dilihat di website resminya yaa, www.stan.ac.id
Aku daftar di tanggal 21 Maret buat pengisian data di www.panseldikdin.com, dan pengisian formulir di www.stan.ac.id dilakukan tanggal 22 Maret. Aku pilih lokasi BDK Cimahi dan dapat no urut BPO 0000238. Pembayaran kulakukan di tanggal 29 Maret, tunai melalui teller di Bank Mandiri cabang Tegalwangi-Cirebon.
Eng ing eng... Tanggal 9 April 2016 pun tiba, kubuka pengumuman verifikasi berkas (selanjutnya disebut verkas) di web, dan aku dapat jadwal verkas tanggal 13 April 2016.
Oke, di hari Senin aku siap-siap, beresin kerjaan di kantor dan bikin surat izin buat hari Selasa & Rabu.
Hari Selasa pagi jam 7-an aku berangkat dari rumah, rencananya aku bakal nginep di kostan temanku yang kuliah di UPI Bandung, hm lumayan jauh sih sama lokasi BDK Cimahi, tapi yoo gak punya siapa-siapa lagi sih..
Sampai di terminal Cirebon jam 8-an, tau gak aku serasa kayak orang gimana gitu, karena ini pengalamanku pertama kali pergi naik bus keluar kota sendirian. Hohoo gak dong, aku gak berlagak bodoh, PeDe aja, pasang ekspresi biasa tapi sambil tanya-tanya, karena aku itu paling takut dikibulin. Hahaa
Bus datang, aku naik bus Bhineka Cirebon-Bandung, ongkosnya Rp. 55.000,-. Turun di terminal Cicaheum Bandung. Setelah itu naik angkot jurusan Cicaheum-Ledeng dan turun di terminal Ledeng, ongkosnya Rp. 8.000,-.
Di terminal Ledeng udah ada temanku nunggu di sana, dia anak UPI, kost-annya di belakang kampus UPI, Aku nginep di sana.
Pagi hari, di hari Rabu, aku berangkat dari kost-an temen jam setengah 7-an, ke terminal cari angkot yang bisa nyampe Cimahi. Setelah tanya-tanya, akhirnya aku naik angkot warna putih yang ke arah stasiun Lembang, turun di Istana Plaza (IP). Setelah itu naik angkot lagi arah Cimahi, warnanya hijau. Aihh kukira langsung nyampe BDK STAN, ternyata aku diturunin di jalan-hm gak tau jalan mana yak, haaha-dan naik angkot lagi nyampe BDK STAN Cimahi. Total ongkos naik angkot habis Rp. 13.000,-.
Alhamdulillah sampai juga di kampus masa depan..-Aamiinn..-
Aku nyampe BDK jam 8-an, udah lumayan banyak yang datang sih, kebanyakan mereka didampingi orang tua/siapa gitu, atau nggak yaa bareng temen-temen. Lah aku? Hanya berteman tas gendong semata..kahkaha, eitt bukan masalah..
Kutelusuri gerbang depan, ikuti petunjuk arah dari bapak security, masuk belok kiri. Terlihat para peserta mengerumuni papan pengumuman, kucoba mengikuti, ternyata informasi itu berupa alur verifikasi berkas, yang isinya :
1. Pendaftar menyusun berkas sesuai urutan pada BPO dan menunjukkan kelengkapan berkas kepada petugas antrian.
Artinya di sini, kita urutin tuh berkas-berkas persyaratan sesuai yang kayak di BPO, terus ke petugas (di situ security yang jaga) buat ambil nomor antrian. Karena nanti kita masuk buat verkad dipanggil sesuai no antrian, bukan no urut yang ada di BPO.
2. Pemeriksaan berkas dan pencetakkan BPU
Setelah no urut antrian dipanggil, kita masuk ke ruangan tuh, ke meja yang pertama, tulisannya "Pemeriksa". Nanti berkas-berkas persyaratan seperti ijazah asli (lulusan 2015)/rapot asli (calon lulusan 2016), fotokopi ijazah/rapot legalisir, foto 4x6 3 lembar (pakaian kemeja putih, background foto merah), dan bukti pembayaran akan dicek, sesuai nggak sama yang diminta di BPO. Kalo udah sesuai, petugas akan tanda tangan di BPO. Sebelumnya BPO udah tempel materai 6000 dan udah kita tanda tangan yaa supaya nggak ribet. Oke, petugas bakal cetak BPU (Bukti Peserta Ujian) kita.
BPU terdiri dari 3, BPU-A, BPU-B, BPU-C.
3. Penempelan foto
Selesai BPU dicetak, kita disuruh buat tempelin 3 foto yang kita bawa ke BPU tersebut. Nanti ada tempatnya kok, disediakan lemnya juga, ada 6 meja kalo di sini. Eit, sebelum foto ditempel, pastikan data diri kita di BPU benar yaa. Kalo ada yang nggak sesuai tinggal bilang aja ke petugas pemeriksa.
4. Penyelia
Penempelan foto selesai, kita menuju ke meja "Penyelia". Mungkin di sini yang paling bikin deg-degan. Kenapa? Karena semua data yang kita bawa akan dicocokkan dengan hasil inputan waktu pendaftaran. Dan kadang di sini juga ditanya-tanya, kayak contohya pertanyaan "ambil prodi apa? Yakin enggak? Lulusan kapan? Udah kuliah? Tahun kemarin coba ikut USM STAN enggak?" Yaa pokonya gitu-gitu deh, nggak ribet sih, yang penting jawab aja jujur dan tegas yaa. Oh ya, kalo data ada yang nggak sesuai, nanti diberesin kok, nanti minta dibenerin sama petugas. Aduh aku nggak ngerti di petugas bagian mana, karena aku cuma liat aja sih ada yang salah terus suruh dibenerin gitu..
5. Petugas Arsip
Jreng..jreng.. inilah tahap terakhir.
Di sini kita diminta buat ngumpulin berkas-berkas persyaratan, BPO, & BPU. Nanti kita akan mendapatkan BPU-C dan lembaran kertas berisi tata tertib dan denah USM.
Aku dapat lokasi USM di kampus Universitas Pendidkan Indonesia Bandung. Alhamdulillah. Jadi nanti kalo USM aku bisa nginep di kost-an temanku lagi, deket pula. Hehee, Insya Allah..
Cuss setelah verkas beres, aku langsung check out dari BDK menuju kost-an temenku, karena barang-barang aku di sana. Aku pikir tadinya bakalan lama di BDK sih..
Pulang bingung lagi nih naik angkot apa, aku kan punya GPS canggih, iya ini mulut, hehee. Aku tanya ke bapak security dan alhadulillah beliau baik banget berhentiin angkot buat aku pula. Di dalam angkot aku ditunjukin sama supirnya nanti turun di sini dan seterusnya. Aku diturunin di Padjajaran (kalo nggak salah), ongkos angkotnya Rp. 10.000, huu mahal bingit yaw, nggak apa-apa lah, yang penting nyampe tujuan. Terus bapak supirnya juga baik lagi, berhentiin angkot berikutnya buat aku. Aku naik angkot yang kedua, dan langsung nyampe depan kampus UPI, ongkosnya Rp. 3.000,-.
Sesampainya aku di kost-an, langsung beres-beres, sholat, makan, dan go go pulang..
Jam 13-an aku ke terminal Ledeng, naik angkot jurusan Cicaheum, ongkosnya Rp. 8.000,-.
Wuihh hujan gede ternyata pas nyampe Cicaheum, ada anak-anak nawarin ojeg payung. Okewis aku pake jasa mereka, itung-itung main hujan-hujanan bareng tuh anak. Hihii..
Hohoo busnya masih kosong nih, alhasil ng-tem lama banget. Aku masuk bus dari jam 14-an, dan berangkat jam 15.30-an. Daan alhamdulillah sampai lagi di rumah, jam 20.30an. Kali ini aku naik bus sahabat, ongkosnya sama kok, Rp. 55.000,-.
Itulah sedikit pengalamanku sewaktu verifikasi berkas. Semoga aku bisa melalui tahap-tahap berikutnya dan lolos menjadi mahasiswa PKN-STAN 2016 yaa.. Aamiinn Yaa Rabb...
Semangat buat teman-teman seperjuangan juga..;)
Untuk perjuanganku masuk PKN STAN ini, aku nggak mau bikin kecewa orang-orang yang kasih support. Terutama dan paling utama serta paling special aku nggak mau kecewain Ibu, adikku, dan Mas Fajar. Karena merekalah aku punya semangat ini..
Semoga Yaa Allah, aamiinn..

Read more »

Selasa, 12 April 2016

Tegasku

Bukanku hendak menjauh
Bukanku hendak pergi
Bukanku hendak lepas
Inilah, sesuatu yang mesti kulakukan
Aku hanya takut
Takut kehilanganmu
Aku tak ingin
Sangat berat jika dijalani
Karena benih itu mulai tumbuh
Karena gejala itu mulai terlihat
Kuhampir terserang olehnya
Perasaan berbeda
Yang tengah kurasakan
Kumulai merasa butuh
Butuh akan kehadiranmu
Butuh akan yang kau miliki
Butuh akan apapun pada dirimu
Aku tak mau terus terlarut
Aku tak mau ketergantungan
Harus kutegas
Pilihan itu tak ada
Keputusan hanya satu
Berusaha menjauh
Berusaha pergi
Dan berusaha lepas
Jika memang kau untukku
Aku yakin
Pasti bersama jua

Read more »

Sepatah Temu

Hai..
Apa kabar?
Berapa lama tak bersua?
Satu tahun?
Satu windu?
Satu dekade?
Ataukah satu abad?
Wuih mungkin lebih lama dari itu
Muncul tapi tak sapa
Tak muncul tapi bersemayam
Bertemu tapi tak jumpa
Bertatap tapi hambar
Tak ada di sisi tapi terasa
Jauh serasa ada
Bersemayam
Ragamu di sana
Namun namamu
Yaa bersemayam dalam dada
Hah, tiga minggu?
Sadarkah diriku?
Iya hanya tiga minggu
Tiga minggu yang lama
Waktu berputar sangatlah lama
Menemani bayangmu menghias pikirku
Menghantarkan hayalku pada dirimu

Read more »

Senin, 25 Januari 2016

Teruntuk Sepupu Kecilku

Maaf bukan maksudku menjadikanmu sebagai seorang penghayal
Maaf bukan maksudku membuatmu berfikiran jauh
Maaf bukan maksudku ingin membingungkanmu dengan sebuah keputusan
Sebagai sesorang saudara
Aku hanya bisa memberikan apa yang kupunya
Hanya sedikit
Iya sedikit
Sedikit pengalaman
Sedikit pengetahuan
Sedikit wawasan
Sedikit itulah yang bisa kuharapkan
Berharap kau mau mendengarkan
Sebuah petuah gaib
Bermakna hayal
Berwujud mimpi
Aku hanya ingin dirimu mulai tertata sedari dini
Aku hanya ingin kau tidak sembarang memilih
Aku hanya ingin kau sedikit berubah pemikiran
Iya kau masih terlalu dini untuk memikirkannya
Iya kau masih terlalu kecil untuk dapat melangkah seperti ucapanku
Tapi dik, inginku seperti itu
Membuatmu menjadi seorang visioner
Hidupmu mempunyai tujuan
Sebagai sebuah acuan
Sebagai penambah semangat belajar
Sebagai sebuah kesadaran akan pentingnya pendidikan
Maaf aku telah mengajakmu pada dunia mimpi
Maaf aku membawamu pada hayalan semu
Maaf aku memaksamu untuk berfikir masa depan
Tidak, ini bukan untukku
Kelak kau akan mengetahui maksudnya

Read more »

Rabu, 06 Januari 2016

Rapuh

Kenangan itu telah kandas
Seiring menghilangnya yang terkenang
Membekas
Meninggalkan janji manis
Jejak harapan terngiang indah di kening
Aku rapuh
Kabar menyayat hati
Aku lumpuh
Dengar kenyataan kau pergi
Kembali ataupun tidak
Kemana akan kembali?
Siapa diriku?
Bukan sesuatu yang spesial
Andai mulut berani berkata
Andai hati berani menumpahkan isinya
Andai Allah mengizinkannya
Aku akan melakukannya
Mengungkapkan seruan hati ini padamu
Bahwa aku
Menyimpan indahnya raut wajahmu dalam butir doa

Read more »