Rabu, 18 November 2015

Maya

Pandanganku tidak bermakna
Senyumanku hanyalah sapa
Tak ada maksud tersirat
Hanya sebuah rasa hormat
Tak usah kau berlebih
Tak perlu menganggap
Gurauanku ungkapan letih
Tawaku hibur diri
Kamu, karena kamu
Dirimu lucu
Cukup kumelihatmu
Bibir menyungging gelak tawa
Kamu menyapa
Semakin tawaku pecah
Tidak..
Kamu tak perlu bertanya
Karena ku tak punya jawaban
Tidak..
Kamu tak perlu sangka beda
Karena rasaku sama pada semua

Read more »

Selasa, 17 November 2015

Untukmu

Kukira pandangan pertama bohong
Kukira nafsu belaka
Kukira hanya maya
Atau memang benar?
Aku tak mengerti
Kamulah yang tahu sebenarnya
Kamu yang mengungkapkan
Tetap aku tak mengerti
Kumenganggap sandiwara
Kamu berusaha meyakinkan
Sikapmu menunjukkan
Aku semakin heran
Mengapa kamu lakukan?
Nafsumu ternyata menggebu
Keinginanmu hanyalah aku
Nafsumu membutakan
Tak dapat menerima alasan
Penjelasan kamu abaikan
Kamu kalah permainan
Mundur tak beraturan
Seolah aku yang salah
Seolah aku yang kalah
Bukan, itu kita
Tak ada pembenaran
Tak ada akhiran

Read more »

Untuknya

Kamu siapa?
Aku tak tahu dirimu
Begitu pun kamu yang tak tahu siapa diriku
Bunyi tong kosong memang menggema
Cepat merambat dan mengejutkan

Aku tidak bercerita kita
Tapi aku, kamu, mereka, dan suatu keanehan
Yang diumbar tanpa sumber
Tentang aku dan kamu
Kembali kuingatkan aku tidak mengenalmu
Kamu tidak mengenalku
Tapi kita saling merasa risih saat bertemu
Saling bertanya dalam hati
Ada apa kamu padaku?
Yaa, gara-gara mereka
Siapa mereka?
Apa pantas ku menyalahkan?
Tidak sama sekali
Keberadaan kamu di sana
Dan keberadaanku di sini
Itulah penyebabnya
Ingin kukatakan padamu, tak usah khawatir  karena bukan kita
Mungkin itu pun yang ingin kamu utarakan
Namun pastilah akan semakin gencar
Diam justru membuat jawaban iya
Menjauh seakan berarti iya pula
Aku berkacaKamu siapa?
Aku tak tahu dirimu
Begitu pun kamu yang tak tahu siapa diriku
Bunyi tong kosong memang menggema
Cepat merambat dan mengejutkan

Aku tidak bercerita kita
Tapi aku, kamu, mereka, dan suatu keanehan
Yang diumbar tanpa sumber
Tentang aku dan kamu
Kembali kuingatkan aku tidak mengenalmu
Kamu tidak mengenalku
Tapi kita saling merasa risih saat bertemu
Saling bertanya dalam hati
Ada apa kamu padaku?
Yaa, gara-gara mereka
Siapa mereka?
Apa pantas ku menyalahkan?
Tidak sama sekali
Keberadaan kamu di sana
Dan keberadaanku di sini
Itulah penyebabnya
Ingin kukatakan padamu, tak usah khawatir karena bukan kita
Mungkin itu pun yang ingin kamu utarakan
Namun pastilah akan semakin gencar
Diam justru membuat jawaban iya
Menjauh seakan berarti iya pula
Aku berkaca
Tak perlulah kupikirkan
Tak usahlah kuhiraukan
Memang iya, di mulut kuberkata
Di hati berbeda jua

Read more »

Jumat, 06 November 2015

Start New Life 6

Ok sekarang aku ingin cerita mengenai penghuni-penghuni kantor QC, yaa walaupun aku sekadar dekat dalam fisiknya saja, tak apalah sedikit-sedikit sih tahu, kan secara tidak sengaja aku memperhatikan tingkah mereka, check it out..
Yang pertama Pak Jaja aja deh, karena orang QC yang pertama aku kenal adalah beliau.
Kalau aku lihat Pak Jaja itu tegas yaa orangnya, pekerjaan dibawa nyantai, tidak tergesa-gesa, masalah pekerjaan tidak diambil pusing, bahkan untuk menghilangkan rasa penat justru si masalah diplesetin kepada gurauan.
Orangnya juga kocak sebenarnya, ceplas-ceplos, ucapannya itu bikin tertawa. Tapi sepertinya beliau ini termasuk tipe orang yang kaku, dan sulit untuk dijadikan kawan akrab. Yaa itu kan penilaianku dari luar, karena aku tidak terlalu dekat dengan beliau, walaupun beliau atasanku langsung.
Bapak yang hobi pelihara ayam ini tak ada bosannya membahas dunia keayaman
bersama dengan rekan-rekan lain, hahaa kan di sini banyak yang pelihara ayam dan mungkin tak jarang mereka ambil kesempatan untuk mengadu kekuatan ayam masing-masing..
Dari obrolan yang sering kudengar, sepertinya Pak Jaja ini termasuk orang kepercayaan atasan..
Yang aku lihat, Pak Jaja ini orangnya peduli, contohnya kepadaku. Kontrakan yang sekarang aku tinggali kan beliau yang mengajukan, pembuatan SIMku juga beliau yang bantu, yaa walaupun sampai sekarang belum diproses, ini bukan salah beliau, tapi masalah dengan pihak lain..
Ok cukup deh tentang Pak Jaja.
Sekarang Pak Surtina, kabag QC sub luar, biasa dipanggil juga Mang Boled. Aku kurang paham sih dengan beliau. Yang aku tahu beliau ini ramah, dan tidak jauh berbeda dengan Pak Jaja.
Mas Taufik, hahaa kalau dia itu kayaknya manusia serba tahu, setiap aku tanya pasti dia bisa jawab, dan kalau dia tidak tahu jawabannya, dia cukup mengatakan "coba cari di internet", wahh dasar Mas Searching nih, hahaa
Dia ini paling mengerti keadaanku mungkin dibanding karyawan QC yang lain, contohnya dalam hal merokok.
Dia sering membantu pekerjaanku, begitu pun sebaliknya, bahkan kadang kita tukar posisi pekerjaan, hihii seru kan.
Dalam bekerja, dia ini fokus dan berusaha memberikan yang terbaik.
Yaa pokonya yang baik-baik dah yang aku tahu tentang Mas Taufik.
Yang keempat ada Pak Trisno, walaupun beliau ini karyawan baru, ya beda satu bulan lebih akhir dariku, tapi aku justeru cukup dekat dengannya. Beliau itu sering bercanda dan mengajakku berbincang ringan, mengenai pekerjaan, ataupun urusan pribadi.
Sepertinya udah cukup yaa aku bercerita, selebihnya aku tidak terlalu mengenal QC lain. Oh ya aku sebutkan saja nama-namanya, nama panggilan  mereka itu aneh-aneh. Nggot/jenggot alias Rustadi yang ramah, Jamrota alias Jamroni, Popon alias Omay, Doyok alias Maman, Citok alias Sucipto, Tomang alias Komar, Ganden alias Denis yang sering memamggilku dengan sebutan bu haji, dan logat tertawanya yang khas, Legos alias Ikhwanudin, Eeng alias Herman, Garet yang sering mengeluarkan tawa saat berbicara, Ayi, Domo yang punya khas panggilan padaku yaitu nduk, Anom, Misdin, dan banyak lagi yang tidak bisa aku sebutkan satu per satu.. :)

Read more »

3 Bulan Sudah

Alhamdulillah Yaa Allah, 3 bulan kusudah lalui masa training ini, entah perkembanganku baik atau buruk, hanya orang lain yang mampu menilai..
3 bulan lalu aku masih sebagai anak sekolah yang baru lepas, terlihat masih polos, lugu, dan mudah dimodifikasi.
Terima kasih sudah memberikanku kesempatan menjajaki dunia kerja, tepatnya di divisi Quality Control. Jujur, banyak sekali ilmu yang kudapatkan dari sini, baik itu ilmu pekerjaan maupun untuk bekal kehidupan.
Orang-orang di sini sebenarnya asik, seru, gokil, dan lumrah, hanya diriku saja yang tak bisa masuk ke dalam obrolan mereka.
Ahh pokoknya aku ingin berterima kasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang terkait lah, walaupun aku tak bisa mengungkapkannya langsung, tak apa lah kusampaikan di sini, melalui situs blogku ini, walaupun juga sangat sedikit kemungkinan orang yang dapat membaca tulisan ini, dikarenakan kebelumtahuan keberadaan alamat blogku ini.. hihii..
Alhamdulillah... :)

Read more »

Start New Life 5

Aku karyawan termuda di pabrik ini, baru lulus sekolah, dan begitu pun usianya. Mungkin karyawan lain menganggapku masih fresh, hingga sering kali mereka menggoda atau sekadar berkenalan biasa.
Walaupun pakaianku syar'i Insya Allah, dengan jilbab menutup seluruh tubuh, dan khimar lebar menjulur ke bawah, pandangan-pandangan lelaki itu tidak lantas berpaling dibuatnya. Ya Allah yang tertutup aja masih bisa digoda, bagaimana dengan yang tidak? Astaghfirullah..
Aku tidak sepenuhnya menyalahkan lelaki, mungkin diri mereka yang belum mendapatkan keilmuan tentang kewajiban menjaga pandangan. Aku lebih ke introspeksi diri, bercermin pada diri ini, apakah aku penyebabnya? Apakah tingkah dan sikapku mengundang perhatian mereka? Astaghfirullah, berikan maghfiroh-Mu Ya Rabb... ;(
Apakah tatapan mata dan senyumanku mengundang syahwat? Begitulah pertanyaan yang terlontar dalam hati setiap kali mendapat godaan dari karyawan lelaki. Godaan itu sebenarnya berawal dari sapaan biasa, mereka menyapa, melempar senyum dan kubalas. Kurasa tidak ada yang salah, sebatas menghargai/menghormati orang lain, sebatas menunjukkan sikap ramah, tapi kan hanya Allah dan diri mereka sendirilah yang tahu isi hati dan pikiran mereka.
Selain itu, masalah lain adalah aku pun menjadi bulan-bulanan gosip, maksudnya sering dicomblangin sama yang ini, yang itu, yang ono. Risih rasanya, malu, dibuatnya salah tingkah, tapi lambat laun aku terbiasa dan mengabaikan semuanya. :)

Read more »

Start New Life 4

Inilah tempat tinggal baruku. Sebuah rumah yang berjarak sekitar 500 meter dari tempat kerja. Rumah milik orang tua dari Ibu warung nasi depan pabrik tempatku bekerja.
Rumah ini ditempati oleh seorang bapak dan 3 orang anaknya, yang pertama perempuan kelas 1 SMA, kedua laki-laki kelas 2 SMP ketiga perempuan kelas 6 SD, dan istrinya bekerja sebagai TKW di luar negeri.
Di sini aku tak merasakan hidup, entah apa alasan yang tepat untuk pernyataanku ini.
Setiap pagi aku berangkat kerja dengan berjalan kaki, dan menjelang waktu Maghrib aku pulang bekerja dengan berjalan kaki pula. Jarak itu sudah bersahabat denganku, hanya butuh 10-15 menit untuk menempuhnya. Begitu saja setiap hari, berjalan selama kurang lebih 3 bulan hingga akhirnya ibuku memebelikanku sepeda motor.
Di kontrakan, sebut saja begitu, padahal aku tidak ingin menyebutnya begitu, lebih tepatnya tempat singgah sesaat. Selepas bekerja, aku hanya berdiam diri di kamar, tanpa komunikasi dengan pemilik rumah, mungkin sesekali, itu pun jika perlu. Rasanya diriku malas untuk mengenal keluarga ini, mungkin aku terlalu lelah bekerja dan hanya ingin istirahat, menyendiri, ah ya sudah. Acap kali ku menatap sudut ruangan, dan bisikan hati berkata "ini tempat fana, tidak akan selamanya aku berada tinggal di sini, nanti jika ku sudah diizinkan resmi bawa motor, aku akan mencari tempat lain yang bisa membuatku nyaman"
Bapak yang menempati rumah ini meminta agarku mengajarkan anaknya yang terkecil mengaji selepas sholat Maghrib, karena kalau dia sholat dan ngaji di Masjid, dia akan keluyuran main dan pulang larut malam setelahnya. Tentu aku sanggupi, ini ladang amal. Seiring berjalannya waktu, aku semakin akrab dengan anak ini, Ade, orang biasa memanggilnya.
Kini Ade lebih sering berada di sisiku, dia tidur bersama di kamarku, mengulas pelajaran sekolah denganku, dan berbagi cerita. Ahh dia sudah seperti adik sendiri.
Semua itu tidak lantas membuat perubahan dalam pola pikirku, aku tetap merasa tidak betah dan tidak nyaman.
Insya Allah nanti aku akan mencari kost-kost'an atau rumah kontrakan yang bisa membuatku merasa hidup. :)

Read more »

Start New Life 3

Di awal-awal masa kerjaku, aku merasa tidak nyaman, setiap ada yang menanyakan betah atau tidak, aku selalu jawab belum bisa menentukan karena kan masih awal, masih adaptasi, walaupun itu sudah sampai pada bulan kedua.
Bagaimana tidak, aku ditempatkan pada posisi dimana seluruh personilnya adalah laki-laki, dari 47 personil, akulah satu-satunya perempuan. Ini posisi yang tidak pernah aku bayangkan, aku tidak terbiasa dengan keadaan semacam ini, dimana aku adalah perempuan yang menjaga pergaulannya dengan laki-laki. Tapi aku bersyukur karena sebagian besar dari mereka sudah berkeluarga, dan mereka paham dengan prinsipku.
Bukan hanya itu, ada yang lebih parah. Mereka semua perokok aktif, hanya segelintir orang yang tidak.
Bayangkan, setiap pagi yang seharusnya adalah udara paling segar, tapi aku malah menghirup sesaknya asap rokok. Aku memilih bertahan, aku mencoba agar diri ini tidak manja. Mungkin ini cara Allah agar aku lebih kuat. Sebenarnya aku orang yang paling tidak tahan dengan segala macam jenis asap, apalagi rokok, sekali terhirup langsung batuk, sesak nafas, dan menutup hidung, yang mungkin bisa membuat orang lain tersinggung.
Setiap hari aku terus belajar bertahan, tanpa mengeluh, tanpa membuat orang lain tersinggung, aku hanya berharap pada kesadaran mereka agar tidak merokok di dekatku.
Sayangnya banyak yang tidak sadar, hanya satu orang yang paling peduli, yaitu Mas Taufik. Walaupun dia perokok, tapi dia mengerti keberadaanku, dia selalu menjauh ketika sedang merokok, atau kalau aku mendekat padanya langsung dia jauhkan rokok daru mulutnya itu. Bahkan dia sering menegur karyawan lain yang merokok di dekatku, good lah buat Mas Taufik. :)
Beberapa orang menyarankanku agar memakai masker, terutama Mas Taufik, tapi aku menolak, dengan alasan yaa itu, aku mau bertoleransi, di sini tempat umum, ini tempat milik bersama, aku tidak boleh egois melarang orang merokok, merokok hak mereka, dan yang terpenting aku ingin tubuh ini tidak manja lagi, aku tidak menghiraukan risiko, dan alasan lainku adalah aku takut termakan oleh mulut sendiri, barangkali Allah menakdirkanku berjodoh dengan lelaki perokok.
Alhamdulillah sedikit demi sedikit, aku bisa bersahabat dengan suasana ini. Berkecimplung di dunia laki-laki, walau aku tak pernah paham apa yang mereka bicarakan, karena aku pasif, diam, dan memang begitu seharusnya. ,Asap rokok, bukan masalah utama lagi. Karena sekarang ini kalau aku perhatikan, mereka banyak merokok di luar ruangan.

Read more »

Kamis, 05 November 2015

Start New Life 2

Senin, 10 Agustus 2015 tepatnya. Hari kedua aku masuk kerja. Perasaan nerveous dan malu masih hinggap pada diri ini.
Mba Uni mengajarkanku semua pekerjaan yang biasa ia kerjakan, yaitu pekerjaan yang nantinya akan menjadi makananku sehari -hari.
Ada satu pekerjaan yang ketika itu salah, ya sudah tidak dapat kita edit sendiri, harus berurusan dengan IT langsung.
Di hari ketiga, aku mendapatkan masalah itu, aku takut, merasa sangat bersalah, dan perasaan-perasaan buruk lainnya hinggap dalam tubuh ini, padahal sekarang, saat ini nih, masalah itu sangatlah simple untuk diputuskan. hahaa maklumlah...
Mba Uni membimbingku hanya selama 5 hari, tanggal berikutnya sudahlah jatuh tempo habis kontrak kerjanya..
Jum'at, 14 Agustus 2015 aku mulai bekerja mandiri, dan alhasil semuanya kacau. Input salah, bikin hang tag salah, dll.
Masih di hari yang sama, selepas istirahat aku dipertemukan denga orang IT, dia yang akan mengajarkanku semua pekerjaanku yang berhubungan dengan komputer.
Setengah jam aku menunggu di ruang PPIC, aku mulai merasa kesal, ini orangnya kayak apa sih sampai-sampai harus menunggu selama ini.
Ok dia datang, dan mulailah kata demi kata keluar dari mulutnya mengajarkanku.
Aku merasa kapok berurusan dengan IT, kala itu aku berjanji untuk bekerja sebaik mungkin tanpa ada kesalahan yang harus berhubungan dengan IT.
Tapi ternyata, diri ini memang bukanlah robot yang hanya dengan menekan tombol operasi maka akan beroperasi seusai dengan yang diminta, aku manusia biasa. Di awal kerjaku, aku menemukan banyak sekali masalah. Masalah yang memang aku tidak tahu apa masalahnya, boro-boro menyelesaikan. Sampai-sampai aku takut ketika telepon di ruanganku berdering, takut si penelepon mencariku dan menyampaikan komplainnya. Jantungku bergetar kala mendengar Mas Taufik bilang "Mba ada telepon", dan aku merasa tenang ketika Mas Taufik melanjutkan percakapan dengan si penelepon.
Bukan hanya itu masalah-masalahku di awal, masih banyak yang lain, nanti kuceritakan selanjutnya... :)

Read more »

Start New Life

Setelah sekian lama aku gak nulis di blog ini, akhirnya hari ini aku mulai bangkit untuk mencoba memulainya lagi.
Dulu aku gunakan sarana blog ini untuk berbagi ilmu yang pernah kudapat, tapi sekarang blog ini ku jadikan teman curhat sajalah, karena di sini, di tempat baru, dimana tempat aku menghabiskan hari di depan komputer untuk mendapatkan salary di kemudian, hehee belibet yaa bilang aja kerja, aku belum mempunyai teman yang benar-benar teman, yang bisa diajak berbagi rasa, bercanda, kemana-mana bersama.
Sudah 3 bulan aku bekerja di sini, tak apalah aku sebutkan nama perusahaannya, PT Universal Furniture Industries, perusahaan yang bergerak di bidang outdoor furniture dengan relasi buyer yang cukup luas di antero dunia.
Orang bilang, kalo kerja di sini itu yaa sudah bisa dibilang makmur kehidupannya dari segi perekonomian, karena perusahaan ini salah satu perusahaan yang memberikan salary lebih tinggi dibanding perusahaan-perusahaan sejenisnya di domisilinya, Cirebon..
Aku masuk ke sini bukan murni karena panggilan jiwa, orangtuaku lah alasan utamanya. Almarhum ayahku dulu bekerja di sini juga, yaa bisa disebut sebagai legendaris lah, hihii, karena beliau bekerja sebelum perusahaan ini dibangun, bingung kan?? Jadi gini, sebelum perusahaan ini diberdirikan, pemilik sudah mempunyai perusahaan sejenis sebelumnya, nah ayahku adalah salah satu dari karyawan perusahaan tersebut. Karir dari bawah, bawah sekali, hingga ayah mendapatkan kepercayaan terus menerus dari para atasan yang membuat ayah menduduki posisi cukup penting di perusahaan ini.
Singkat cerita, dulu, entah kapan, pastinya sebelum ayah wafat yyaa, hihii,, ayah pernah mengungkapkan keinginannya pada para atasan dan termasuk pemilik perusahaan agar aku dapat bekerja di sini setelah lulus sekolah.
Amanat ini pun disampaikan oleh ibu kepada pihak perusahaan ketika mereka berta'ziyah pada kematian ayah, disaksikan olehku pula yang saat itu masih setengah sadar dari pingsanku. Kala itu aku masih duduk di kelas XI.SMK
April 2015 selepas UN, aku mulai mengurus surat lamaran dan menyerahkannya pada perusahaan.  Yaa orang-orang di sana sudah tidak heran dengan kehadiranku. Pihak personalia pun kenal cukup dekat dengan ayahku, sembari memberikan berkas, beliau, Ibu Yuli sebut saja, bercerita sedikit tentang ayahkh dulu.
Awal Mei 2015, aku mendapat panggilan untuk tes tulis. Setiba di sana, aku disuguhkan 60 soal psikotes, ahh sudah hajar aja. Tes tulis beres, lanjut kepada praktek. Aku diminta untuk input data keuangan ke aplikasi yang sudah tersedia.
Semua tes selesai dilaksanakan, sebelum pulang pihak personalia mengatakan agar aku menunggu panggilan selanjutnya, yakni interview.
Mei, Juni, Juli kulewati tanpa kabar. Pernah sekali kuhubungi dan ku mendapat jawaban interview dilaksanakan setelah hari raya Idul Fitri.
Idul Fitri berlalu, Agustus datang. Belum juga kudapat informasi lanjut, aku bimbang, inginku melamar ke perusahaan lain, tapi aku sudah diamanatkan, dan ibu pasti tidak akan setuju. Sempat ku berpikir apakah sebenarnya aku tidak akan diterima, dan pihak perusahaan menunggu aku mundur?? Ahh aku tidak boleh pesimis, ibuku sudah memastikan aku pasti akan bisa menjadi bagian dari PT UFI, kesabaran yang harus aku tanamkan betul saat itu.
Suatu hari seorang teman meluncurkan SMS pada handphoneku, dia menawarkan pekerjaan untuk bekerja di salah satu resto di Kota Cirebon, entah untuk menduduki posisi apa, aku tidak begitu tertarik, tapi sempat ingin kucoba tawarannya, namun dengan pikir panjang, karena posisiku sedang menunggu panggilan pula.
Saat itu juga aku menghubungi pihak perusahaan lagi, dan aku mendapat balasan telepon dari kepala personila, beliau mengatakan agar aku datang esok pagi pukul 8 untuk tes lagi dengan Ibu Yuli.
Ahh mengapa tes lagi, kurang yakinkah padaku? Tanyaku dalam hati saat itu.
Jum'at, 07 Agustus 2015 pukul 8.15 aku tiba di tempat. Security memberitahu bahwa aku ingin bertemu pihak personalia. Ibu Yuli datang menghampiriku di pos security, beliau heran dengan kedatanganku, padahal bukannya kemarin Pak Wawan, kepala personalia menjajikanku untuk tes dengan Ibu Yuli?? Ahh ya sudahlah, anggap ini kejutan atas kesabaranku menunggu, hihii..
Aku duduk di ruang tunggu personalia, menunggu kepala personalia selesai dengan urusannya.
"Silahkan, mba"ujar laki-laki muda karyawan personalia.
Tidak lama ku bercakap dengan pak kepala, beliau langsung memberitahu bahwa aku ditempatkan sebagai admin Quality Control (selanjutnya disebut QC) dengan masa training 3 bulan dan upah awal Rp. 57.750,-/hari dengan jam kerja 8 jam sehari selama 5 hari dalam seminggu (Senin-Jum'at).
Pak kepala menghubungi kepala bagian QC dimana aku akan ditempatkan, tidak lama beliau datang, Pak Jaja namanya. Kuperkenalkan diri dan kusapa, kucium tangannya sebagai tanda hormatku sebagai anak kawannya.
Pak Jaja membawaku ke ruangannya, dimana tempatku akan menghabiskan hari. Kudiperkenalkan dengan karyawan-karyawan di dalamnya, kembali kuperkenalkan diri dan kusapa dengan cium tangan, karena jiwa pelajarku belum lepas, aku masih merasa menjadi siswa yang hormat kepada guru, belum muncul sama sekali jiwa sebagai karyawan dan menganggap mereka rekan kerja.
Pertama kusapa Pak Muktar, sobat karib ayahku. Kemudian di samping beliau, Mas Taufik, Adm Qc, dia memasang muka heran seheran-herannya saat kucium tangannya, hahaa, kembali lagi alasanku, aku masih merasa sebagai anak kecil di sini pada saat itu.
Mba Uni, Adm. Qc juga, yang posisinya akan kugantikan.
Pak Surtina, kabag QC, dan karyawan-karyawan lain yang tak bisa aku sebutkan satu per satu. Sebagian besar dari mereka adalah kawan karib ayahku, karena beliau menduduki posisi di QC-Produksi.
Dan sebagian besar dari mereka adalah sudah tahu akan diriku, walau hanya semasa kecil, haduhh malu rasanya. Mereka dibuat ramai dengan kemunculan diriku di tengah-tengah mereka, semoga ini awal yang baik, pikirku.
Kembali mereka dibingungkan olehku, mereka menanyakan dan memikirkan dimana aku akan tinggal, sedang rumahku sangat jauh dari sini. Aku ingat pesan ibu, agar aku menanyakan pada pemilik warung nasi di depan untuk mengontrak rumah di situ.
Sepulang kerja, Pak Jaja menghampiri warung Mba Asih namanya untuk menanyakan mengenai tempat tinggal. Alangkah baik atasanku ini..
Karena jarak dari pabrik ke jalan raya dimana aku bisa mendapatkan transportasi umum, aku diantarkan oleh Mba Uni. Sungguh semua orang baik padaku, terima kasih Ya Rabb... :)

Read more »