Jumat, 28 Oktober 2016

Pengamen itu...

Gambar ini salah satu yang mendominasi ingatanku atas perjalanan kemarin, Sabtu-Minggu, 22-23 Oktober 2016.
Dalam perjalanan pulang, tepatnya hari Minggu sekitar pukul 17.00'an
aku hanya memalas di dalam bus, meringkuh dingin karena hujan, dan tak ingin kupedulikan keadaan sekitar. Tidak kuperhatikan jalanan, yang kutahu sekadar bus baru keluar dari tol, baru akan memasuki jalur pantura, dan bus berhenti untuk isirahat. Aku tetap dengan posisiku. Pedagang asongan, dari mulai makanan, minuman, boneka, sampe accesories gadget hilir mudik di dalam bus. Pun pengamen, laki-laki, perempuan, besar, kecil, ikut memenuhi ruang bus.
Entahlah berapa pengamen yang sudah menyumbangkan nada-nada, dan syair-syair di penghujung nyanyiannya, tak penting untuk kuhitung. Aku salut dengan mereka, bukan salut pekerjaannya, tapi aku tertarik dengan olahan-olahan kata yang mereka rancang. Mungkin terdengar biasa, tapi aku lihat dari sisi lain, pemilihan diksi, yaa itu poinnya. Mereka itu kreatif lho, kucoba dengarkan saksama dan pahami makna tersirat dari setiap bait yang mereka dendangkan, aku hanya bisa berkata "oh iya"..
Yang ini lain lagi, sepucuk surat ini datang di tengah perasaan risihku, seorang anak kecil laki-laki yang memberikannya, ini amplop. Sesaat aku nyeringis, "kok" gitu? Tapi tawaku kusimpan seorang diri. Ternyata dia membagikan helai surat ini ke setiap penumpang bus, seusainya, dia menyanyikan sebuah lagu, lagu apa? Pun tidak penting bagiku. Bocah ini kreatif pula, mungkin dia malas berlama-lama mengeluarkan orasi-orasi pengamen yang belum tentu juga didengarkan, atau memang dia lebih suka mencurahkan isi perasaannya melalui tulisan? *seperti aku, aiiihh, wkwk..Aku beri nilai plus padanya, kreatif, simple. Bagikan amplop-nyanyi-selesai-ambil lagi amplopnya (dengan harapan sudah terisi)-bye bye..
Iyaa, there are the first experience for me. Barangkali banyak orang yang sering menemukan hal semacam ini, whatever people say, yang jelas aku menilai segala sesuatu bisa dari sisi mana saja, bahkan yang orang lain belum tentu menduganya.

Read more »

The Weird Man

Perhatian!
Tulisan ini berataskan permintaan yang berkepentingan, mohon maaf apabila terdapat pihak-pihak yang merasa dirugikan.
Hehehee :D

Yupp, baiklah setelah beberapa waktu vakum dari menulis, eitt bukan menulis, tapi memposting tulisan di blog akibat terjadi insiden kecil namun "nyelekit" wkwk..
Sampai sekarang aku pun masih nggak ngerti apa yang barusan terjadi, dari rumus 5W+1H nggak ada jawabannya semua, parah, padahal nilai mapel Bahasa Indonesiaku di atas 9, hahhaa.. Yang jelas insiden itu masih melekat, tentunya nggak akan pernah lupa, walau berusaha dilupakan sekalipun. Etapi, aku kan nggak pernah ngusahain buat lupain apapun, biarin aja, mengalir seperti air, yaa begitulah kayak yang udah pernah aku bilang di postingan "Move on Asyik", move on itu bukan cuman urusan perorangan aja yaakk, dari masalah genting juga bisa.
Sedikit mencurahkan isi perasaan deh, jujur, aku merasa sangat-sangat bersalah, sangat berdosa, tapi apa yang membuatnya begitu? Wallahi, aku nggak tahu, dan mungkin nggak akan pernah tahu, karena aku nggak mau dengar "apa kesalahan aku" dari mulut orang lain, aku cuma mau yang bersangkutan yang menjelaskan, tapi yaa sudah lah mungkin itu ibarat memposting tulisan di blog tapi kuota 0kb, mustahil maksudnya, wkwkwk. Makanya sampai sekarang aku nggak pernah cari tahu ke siapapun, walau aku tahu kepada siapa aku harus bertanya, tapi ya sudahlah, biarkan aku dengan rasa bersalahku dan biarkan dia berusaha tenang di alam sana, wkwwk..
Hadeuhh kebiasaan mukodimah panjang bener, aku kan mau ceritain tentang "weird man", hahaa itu lho si cowok sensian yang anehnya keterlaluan, wkwk. Eh dia tuh sensi atau terlalu peka yakk? Hahaa bomat, sama aja sih, wkwk..
Sekarang dia udah umur 20, berarti harusnya udah (seenggaknya) "agak" dewasa gituloh yaa, seharusnya nih seharusnya yakk, hehee. Kok jadi ngomongin umur? Hahaa panjang lagi urusannya ntar kalo aku jelasin sekarang.
Mau bahas awal kenalan, tapi bikin geli sih, nggak jelas soalnya, hahaha. Cuman seminggu terus udah ngilang gitu aja, sama sih kasusnya kayak yang barusan kemarin aku alami, maksudnya sama-sama meninggalkan rasa bersalah di diri aku, haduhh kok urusan cowok selalu ribet gitu yakk. Wkwkw..
Awal kenal sih di pertemuan kedua yaak, urusan printer neh. Pertemuan pertama aku inget dia pake kaos biru, cuman cek & bersihin printer doang terus udah keluar lagi, sekitar pertengahan September 2015. Nahh di pertemuan kedua, di tanggal 30 September 2015 sewaktu printer di ruanganku macet, hahaa nongol lah si dia dengan kemeja kotak-kotak perpaduan ungu, merah, biru dongker, dll. iyalah kan dia tehnisinya, orang IT getohh, wkwk..Perlu aku lanjutin ceritanya? Takut orang yang diceritain ngambek sihh, terus delcon BBM, hahaha semoga nggak yaa..
Nah sambil cek-cek problem di printer tuh dia ngobrolin aku, yaa aku kan orang baru, baru banget, baru sebulan setengah waktu itu, ngobrolin hal-hal biasa, tanya asal sekolah, tempat tinggal, dll. Terus karena printer harus diperiksa serius, printer dibawa deh sama dia. Sebelum pergi, dia minta nomor HP & PIN BBM, katanya kalau ada masalah sama hardware langsung kontak dia aja, okelah siap.
Dia menjanjikan printer jadi keesokan harinya, tapi apa? Cuman beberapa penjelasan bla-bla bla-bla yang aku dapatkan darinya sewaktu aku tanya lewat sms/bbm. Eehh tapi-tapi, nah gara-gara ini nih, kita jadi sering kontekan via HP, aku tetap pada jalurku, reparasi printer, tapi dia yang mulai lebih private, heehe..
Actialy, waktu itu aku merasa risih dengan pesan-pesan singkatnya, yang isinya perhatian-perhatian aneh, nggak wajar, dan gimana gitu. Hahaa.. Mungkin perempuan lain suka dikasih perhatian begitu, tapi nggak buat aku. Aku mau kenal sama dia, aku mau temenan sama dia, tapi bukan dalam arti "dekat" yang berbeda.
Sebenarnya waktu itu aku udah mulai ngerasa nyaman dengan kehadirannya, punya temen baru, karena waktu itu sama sekali belum ada orang yang aku anggap deket dalam arti teman sebenarnya, yang ada cuman sebatas teman kerja. Mungkin karena perasaan dia yang terlalu cepat, dan yaahh sudahlah, kalo maksud deketin aku karena urusan begitu sih, jadinya begitu kan. Aku udah pernah jelasin kok kenapa begini, kenapa begitu, aku kira dia pergi karena mengerti, tapi nggak tau juga sih.
Karena masalah kecil yang bikin kita kembali seperti semula, yaitu kembali nggak kenal, tapi nggak perlu aku bahas, intinya aku merasa bersalah aja, hehee berarti  cowok kembar pernah dibikin kesel sama aku yaa, kompak banget sih.. Lagian nggak bilang-bilang dulu skenarionya kayak gimana, terus aku harus gimana, yang kalian lakukan itu jahat, wkwk..
Udah ah lanjut yakk, aku sama dia "kenal" cuman seminggu, abis itu dia kabur, bahkan kontak bbm aku juga dihapus. Haahhaa kok sama lagi kasusnya, dia sih bilang katanya dikira aku udah nggak aktif, padahal aku on terus kok, cuman jarang update aja.
Kapan dia nongol lagi? Dia sering nongol kok, tapi cueknya minta ampun, aku ada pun mungkin dianggap makhluk gaib sama dia, hahaa. Mungkin sekitar Desember 2015, divisi IT pindah jadi satu cabang di sini sama divisiku. Nggak ngaruh apa-apa sih sama aku dan dia, dia tetap jutek kalo ketemu aku, apa yang salah? Mungkin salahku di 2 bulan lalu. Oh ya, kok sama juga masalahnya ada di awal Oktober, hahaa kalian benar-benar sehati, nak..
Sekitar pertengahan Januari, entah angin apa yang bikin dia begitu, hampir setiap ketemu aku, dia selalu ngledekin dengan nama sobatnya itu, tetangga ruangan, jarak 2 meter paling, ituloh orang yang aku ceritain di awal, itu kembaran dia. Aku tanggapin santai, banyak kok yang begitu, aku tau itu risikonya kalo ada jomblo sama jomblo di tengah-tengah orang yang nggak jomblo, aku ngerti kok, cuman buat seru-seruan aja. Tapi kalo dia keseringan? Padahal aku sama yang bersangkutan nggak pernah ada kontak sama sekali, kecuali urusan kerja. Oke, aku kesal sama dia, baru aja baikan udah ngajak ribut lagi neh orang, hahaa. Aku tanya sama dia, aihh malah aku yang dibilang nggak peka, dia mau comblangin aku sama sobatnya? Oh iya dia udah punya cewek katanya, aihh cepet banget yaa, 2 bulan jehh, hehee.. Lanjut, maksudnya apa? Emangnya perasaanku bisa disetting? Dan apakah dia nggak paham juga alasanku dulu ke dia begitu itu apa? Mungkin dia kira itu cuma akal-akalan aku aja supaya dia nggak deketin aku, aihh bukan, aku serius kok dulu bilang begitu.
Sejak saat itu dia kusebut sebagai cowok sensian, hehee. Sedikit-sedikit dihubungkan dengan perasaan. Padahal aku udah jelasin panjang lebar tentang "pengelolaan perasan yang baik dan benar", dan sewaktu dia bilang gitu pun aku jawab bahwa aku nggak mau dicomblangin. Dia atas dasar apa mau comblangin aku dan sobatnya? Gosip? Kompor dari lingkungan sekitar? Wallahu'alam..
Walaupun dia udah tahu tentang itu, tapi masih aja ngurusin, aku aja nggak ngurusin perasaan aku sendiri jeh, sobat dianya nggak ngurusin juga jeh, tapi kok kayaknya dia kukuh aja yaa? Kenapa aku bilang dia yakin, karena kelihatan dari apa-apa yang dia tunjukin ke aku, kalo ngobrol pasti aja ada umpan buat bahas ke arah sana, kalo aku udah kepancing, pasti tambah antusias, apalagi waktu dia mengira aku dan sobat dia terlihat dekat, sepertinya dia girang sekali saudara, hihii.. Aku ngerti kok maksud dia baik, mau bikin sobat-sobatnya jadi seneng, tapi yoo wong masing-masing begini jeh yaa, kitanya aja nggak pernah ngurusin perasaan kok. Menurutku "perasaan" itu boleh dirasa cuma sekali dan untuk jangka panjang, jadi nggak boleh main-main sama perasaan, mau serius ya sekalian serius.
Kalo yang aku nilai, niat dia paling umum aja, perasan dicoba, dijalani dulu, kalo cocok sukur, kalo nggak yaa udah. Ahh itu bukan aku banget..
Begini nih kalo udah bahas dia pasti dianya juga kebawa, karena mereka itu saling bertalian, makanya aku sebut duo Moc***mad, karena sama-sama sama. Hehehe.. Ihh beneran, mereka itu sama. Siklusnya juga sama, kenalan-asyik-mulai nyaman-bla bla bla bla (aneh)-cuek/jutek/jaim-ngilang (dengan membekaskan rasa bersalah)-muncul lagi, berkawan seperti biasa (tapi yang satunya nggak).

The weird man, itu julukan paling pas buat dia, cowok aneh yang terlalu peka. Oh iya, bukan cuma perasaan "perasaan" aja, yang lain-lainnya juga. Dia itu terlihat berusaha mengerti atas apa yang terjadi sama aku, apapun itu, apalagi di kondisi akhir-akhir ini.
Sekarang aku sama dia udah beneran jadi teman, nah gini yang aku harapkan dulu, deket nggak pake perasaan, lebih gampang lohh, mau curhat, mau bercanda, mau ngobrol, mau tahu, mau apa juga bisa. Tapi lho kok tetap dia kayaknya masih yakin aja tentang misinya, ituloh tentang perasaan, kenapa yaa? Padahal aku cuek aja kalo dia bahas begituan, dan sobat dia juga udah nggak bareng-bareng kita lagi di sini. Sudahlah, aku kan nggak pernah tahu apa yang terjadi di dapur mereka. Wkwkwk..
Yang jelas itu saat ini, dia itu baik kok, walau masih sensian *aihh hehe, dia mau dengerin apapun yang aku ucapkan, dia mau bantu kalo aku butuh sesuatu. Walaupun sobat dia pernah bilang supaya aku nggak curhat sama dia karena ini-itu, yaa udahlah bomat, aku nyaman kok curhat sama dia, aku percaya sama dia. Karena kadang ada sesuatu yang aku anggap cuman cowok yang bisa dengerin. Dan menurutku kalo bukan curhat sama dia ke siapa lagi? Ke sobat dia gitu? Emang mau dengerin gitu? Nggak mungkin mau kayaknya yaa..
Lalu apakah setelah kejadian kemarin aku jadi enggan sama dia? Nggak juga kok, aku tetap anggap dia orang baik. Penilaian orang lain itu nggak terlalu berpengaruh buat aku, yang terpenting apa yang aku lihat dan apa yang aku rasain terhadapnya.

Read more »

Jumat, 07 Oktober 2016

Soal Rindu

Jika rindu harus kutuliskan,
habislah tinta tuk mencatatnya,
penuhlah lembaran tuk diisikannya
Jika rindu harus kutumpahkan
penuhlah ruang tuk menampungnya
Jika rindu harus kubuang,
takkan ada tempat yang sanggup menampungnya
Jika rindu harus kupendam,
tiada yang mampu tuk menguburkannya
Sebaik-baik rindu adalah yang dicurahkan
Maka curahkanlah pada Sang Pemilik Rasa Rindu
Karena rindu soal rasa,
mintalah Dia tuk menyampaikannya

Read more »