Kamis, 23 April 2015

Lari Bukan Solusi



LARI BUKAN SOLUSI
“It’s time to begin the third lesson” suara speaker terdengar dari pojok ruang kelas, tanda pergantian pelajaran, pelajaran penjas adalah pelajaran ketiga di hari Jum’at.
“Hari ini materi olahraga kita yaitu jalan-jalan, selama di perjalanan kalian cari 7 macam tanaman yang bisa dijadikan untuk obat. Nanti kalian berjalan sampai ke perumahan di sebelah utara ada belokan, kalian belok kiri melewati sawah sekitar 1km................................................................................................................................................................paham ?” penjelasan panjang lebar dari Bapak H. Dade, guru penjaskes SMKN 1 Lemahabang
“Paham pak..” serentak murid XII AP2 mengiyakan kejelasan apa yang diterangkan oleh Pak Dade
“Perwakilan setiap baris maju, hom pim pa”
“hom pim pa alayahum gambreng...” serempak Hadi, Fikri, dan Kukuh menggoyang-goyangkan telapak tangan untuk menentukan siapa pemenangnya, yang berbeda sendiri itulah yang menang.
“kelompok Kukuh jalan pertama.....” ujar Pak Dade
“Kelompok Hadi kedua”, setelah Hadi dan Fikri suitt..
Setelah kelompok Kukuh jalan agak jauh, kemudian Pak Dade menginstruksikan kelompok Hadi untuk melaju, aku dan Nurida berlarian dari kamar mandi mengejar kelompok Hadi, ya karena kita termasuk kelompok kedua, takut tertinggal...
Di sepanjang jalan, aku melirik-lirik tumbuhan di kanan kiri jalan, tapi aku tak mengerti tumbuhan apa saja, mataku terfokus ke bunga-bunga kecil mirip bunga matahari yang tangkainya panjang, aku cabut, itu tumbuhan liar kok, di pinggiran sawah biasa tumbuhnya...
“Ya ampun Ofi...” salah seorang teman kelompok menegur...
“kalian jalan duluan aja, ntar aku nyusul lari” jawabku..
Sambil jalan aku merangkai bunga-bunga itu menjadi bandana, begitupun seterusnya ketika bunga di tangan habis, aku petik lagi untuk menyambung rangkaian, aku lari lagi mengejar kelompokku yang sudah di depan.
Dia melirik ke arahku, memperhatikan langkahku, menatapku. Aku tetap jalan santai seolah tak ada apa-apa di sekelilingku.
Dia semakin mendekat, semakin menatapku dengan tajam. “Manik...manik..manik..” suara majikannya menyahut, “guk..guk..gukk..” sontak aku melayangkan kaki untuk lari, namun entah kenapa serasa berat kaki ini melangkah, badanku membungkuk, semakin membungkuk, mungkin anjing itu mengejar, bukkkk !!!! aku terjatuh.. teman-teman yang sudah di depan mendahuluiku.
Aku terselungkup ke tanah, aku pasrah, hati aku tak memikirkan apa-apa, hanya pertolongan Allah yang kuharapkan, aku pikir kaki aku bakal kena karena itu anjing sangat dekat jaraknya denganku.
Teman-teman membangunkanku dan mereka membersihkan baju dan wajahku yang kotor terkena tanah, entah bagaimana kelanjutan anjing itu. Mungkin dia berhenti saat aku jatuh, dan atau mungkin dia diambil oleh pemilinya, entahlah..
“tuhh kotor banget..”
“kamu tadi gimana ?”
“kamu lari sihh..”
“aduh jatuhnya nyungsep lagi..”
“harusnya kalo ada anjing gak usah lari..”
“kamu gak apa-apa ?”
Banyak pertanyaan & pernyataan yang mereka, aku hanya tertawa mengingat kejadian beberapa detik lalu, walaupun sakit.
“aku tahu kok apa yang kamu rasain, soalnya aku juga pernah” Yosi berusaha menenangkan..
“hahaaa...” aku terus tertawa
Setibanya di sekolah, banyak teman yang nanyain lagi, mereka tanya, ketawa, nasihatin, nenangin, dll.
“Ofi kenapa ?”
“hahaaa......”
“Ofi dikejar anjing pak..”
“tadi gimana sih ?”
Pak Dade kemudian melanjutkan pelajaran, kami diintruksikan untuk mempresentasikan mengenai tumbuh-tumbuhan yang tadi kami dapatkan..
Kelompok 1, 2, 3 selesai.....
“Demikian olahraga kali ini, wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh” tutup Pak Dade
Sampai di kelas, masih ada yang tanya lagi, aku ceritain kronologi kejadiannya dari awal sampai akhir.
“kamu tadinya abis jongkok yaa ?” tanya Ma’ripah
“iya..”
“ya pantesan aja jadi gak kuat lari, badannya jadi condong ke depan terus”
“harusnya kalau ada anjing jangan lari”
“susah Ma’, awalnya aku gak mau lari, tapi tetap aja takut”
Mereka pada bilang “kalau ada anjing jangan lari..”. aku sering dengar kok obrolan, tips, nasehat, atau apalah yang menyatakan kalau ada anjing gak usah lari. Tapi apa daya, aku manusia biasa yang punya perasaan takut juga, ya sudah aku ambil saja hikmahnnya..
Read more »

Cerbungnya Anak Limaan



LIMA YANG MANA ??
Part I

Perhatian !!
Cerita ini hanyalah pengalaman B’5 belaka, dengan sedikit ada perubahan pada nama tokoh dan pada perbincangan yang terjadi. Tidak untuk membuktikan apapun atau menyinggung pihak manapun.

Bismillahirrahmanirrahiimm..
Sejuknya pagi membuatku keluar dari balutan selimut tidur, “hhmm alhamdulillah...”, hari yang berbeda dari hari sebelumnya, Selasa, 01 Juli 2014 ku memulai sejarah baru dalam hidupku. Apa ?? Prakerin, wooowwwww, ngerasain jadi orang kantoran beneran nih, gak cuma dalam gambaran di dalam materi pelajaran yang disampaikan guru di sekolah.
***
Pukul setengah 6 pagi aku ke rumah Lin, berangkat bareng ke kantor guyss,, asekk...
Ini dia Lin namanya, si cantik centil yang kadang menyebalkan, dia itu teman seribu pendengaran, maksudnya sering aku curhatin getoo...
“yang lain gimana ? Iyul, Yuswa, Shintya udah pda jalan ?” tanyaku pada Lin.
“tadi Iyul sms nanyain udh berangkat belum”jawabnya singkat
Cuss kita berangkat naik Elf (bukan penggemar suju yaa, tapi ituloh transportasi umum), tak hentinya aku & Lin membayangkan bagaimana nanti setibanya di sana. Sedangkan Iyul, Yuswa, & Shintya ada pada jalannya masing-masing.
Alhamdulillah kita udah ngumpul di tempat pertemuan nih. Wokey ini temanku lagi Shintya, anak periang garang yang jago bela diri, kalo dia lagi sewot nih ya tembok bisa runtuh lho guys, hohoo..
Yang ini Iyul, cewe jutek yang alay abis, kalo udah lihat apapun yang berbau korea ahh udah jangan dibayangin gimana jadinya deh..
Terus terus ini Yuswa, iya betul pas banget kayak looknya ya, kalem, santai orangnya. Dan so misterius, hidupnya penuh mitos dan mistis. Weoww ngeri.. !!
Kalo aku ? tanyakan saja pada rumput yang bergoyang, hehe..
Actualy aku paling deket sama Shintya karena sejak kelas X duduknya sebangku terus, tapi aku sering curhatnya sama Lin, kalo lagi sama Iyul kita sering menghayal bareng mengenai masa depan, dan aku tempat curhatnya Yuswa, termasuk aku orang ketiga hubungan asmaranya*hah ??* jangan salah sangka kawan, maksudnya kalo ada apa-apa dia cerita kepadaku & kadang begitupun cowonya, cinta mati katanya, *hadeuhh..* Mau bukti ? Okelah nanti..
Come on ahh berangkat langsung menuju kantor, kita naik angkoottt, lallaaaa......
***
“Assalamu’alaikum...” serentak kita masuk ruang kantor bagian depan
Haahh ternyata jam 7 pagi di kantor masih sepi toooo..
“Dari mana de ?” tanya PKD, yang punya tanda pengenal Diyanto itu
“SMKN 1 Lemahabang, Pak”Jawab kita serempak
“Nanti ya nunggu Mba Aliana datang, duduk dulu saja, nonton tv” sahut Pak Diyanto ramah
Hmm kita di sana menunggu satu jam lebih kali yaa, tapi ditemani oleh bapak PKD & CS yang baik-baik ini jadi ya sedikit mengurangi rasa bosan lahh..
Okay sudah dipanggil untuk menemui seseorang, siapakah ia ??
 “Assalamu’alaikum Wr.wb, selamat datang ade-ade di sini, terima kasih. Ya nanti ade-ade bisa tahu bagaimana pekerjaan di kantor, ade-ade bisa bantu-bantu pegawai di sini, nanti mereka juga akan membimbing kalian......................................” arahan Pak Adi membuat kita antusias untuk memulai bekerja, wohoo.....
“Wassalamu’alaikum Wr. Wb., Ade-ade di sini saja dulu nunggu jadwal” tutup Pak Adi.
Hah menunggu lagi ? sambil menunggu kita melihat-lihat seisi ruangan, kita lihat ada piala banyak bangeetttt, lihat rak-rak arsip, ohooo begini to kantor, daripada boring kita juga baca-baca majalah yang di meja. Awal masuk Prakerin, diisi pengetahuan tentang Bea Cukai lah sedikit-sedikit..
Tik tok tik tok, waw udah jam 10 aja nihh ! Ada salah satu pegawai datang menghampiri kita memberikan jadwal tugas dimana kita akan belajar bekerja bersama pegawai-pegawai di sini.
“Sofi, Shintya kalian tetap di sini. Yuswa, Iyul, Lin nanti kalian ikut saya” Ujar pegawai yang awalnya aku panggil bapak nih.
“Iya Pak” jawabku
Iyul ditempatkan di bagian Pelayanan Kepabeanan dan Cukai, Yuswa di sie. P2, sedangkan Lin di sie. Perbendaharaan.
Aku & Shintya diantar ke ruangan, Shintya di bagian Umum dan aku di ruangan sebelahnya, bagian Keuangan.
Hahh !!! aku terkejut melihat suasana ruangan seperti ini, dokumen menumpuk di meja, suara musik menggema menggelegar membelah langit-langit *lebayy !!*, emang gak pusing, ini kan bagian keuangannn......... pikirku pada saat itu.
Datang pegawai menghampiriku “siapa namanya de ?” tanya pegawai yang kuketahui namanya setelah beberapa saat kemudian, yaitu Mas Hilary
“Sofi, Pak”
“Saya ke bank dulu yaa” katanya
“Iya, Pak”
Aku nerveous, entah mau ngapain, mau kenalan malu, mau tanya-tanya malu, mau lihat-lihat malu, aku hanya bisa diam dan menunduk, seolah menutup mata dengan keadaan sekitar. Tidak seperti biasanya, ini bukan Sofi. Sofi di sekolah tidak seperti ini, Sofi itu kadang alay, gaje, pemalu, pendiam, campur aduk, tergantung mood & tergantung sama siapa lawan berinteraksinya... Ahh diam lagi, ku tak tahu apa yang harus kulakukan, aku baca-baca majalah yang di atas meja saja.
“anak PKL de ?”
“Iya, Pak”
“Siapa namanya ?”
“Sofi, Pak”
“Jangan panggil Pak, panggil mas Zain aja”
“Uihh kamu nih Zain” ujar pegawai yang lain.
Ku tertawa dalam hati, dari tadi pegawai lain aku sapa ‘Pak’ gak protes kok. Karena setahu aku dalam teori pelajaran, sapaan di kantor hanya ada “Bapak” atau “Ibu”, walaupun mereka masih muda, atau teman dekat, atau apapun, kalau di kantor tetap harus formal. Ya memang benar teori di kelas dengan praktik di lapangan itu agak berbeda.
“Mau gak tak kasih kerjaan ?”Tanya Mas Zain,  jawanya kerasa euy
“Mau Mas, apa ?”
“Beresin ini”Sambil menunjuk ke arah meja yang tadi aku ceritakan
“Beresinnya gimana, Mas ?” aku sotoy memulai mengerjakan
“ehh nanti dulu, jangan sok tahu...”
Aku diarahkan untuk menyusun dokumen-dokumen itu, I think cukup dirapihkan saja, ternyata harus disortir juga, baiklah..
***
“kalo mau sholat, sholat aja dulu, udah jam istirahat. Di sini istirahatnya jam sholat Dzuhur, dan pulang jam 4 karena sekarang bulan puasa, kalau biasanya pulang jam 5”
“Ohh.. Yaudah Mas saya sholat dulu”
“iya, musholanya ada di bawah”
***
“Shin sholat yukk !” ku hampiri tetangga sebelah, si Shintya
Kita b’5 bertemu di lantai bawah, tapi kita ke atas lagi, karena petunjuk dari pegawai lain mushola ada di atas.
Selesai sholat, kita mencurahkan perasaan masing-masing. “Ngerasa kaya anak MOS tahu aku mah, diem aja, asing banget, aneh” ku memulai perbincangan
“iya nih.....................” kita cerita banyak tentang hal yang baru terjadi beberapa jam lalu
“Tadi Mas Eryana nanyain mess, katanya jadi gak jeh, tadi aku udah lihat kuncinya, ahahekk” Ujar Shintya
“Yaa aku mah mau..” Jawabku
“Yaudah, terus gimana ?” Tanya Iyul
“Kalo jadi ntar sepulang ini kita liat ke sana”
“Hohoo yaudah” Lin menyahut
“Mas Eryana sih yang mana ?” Tanyaku
“Yang tadi ngasih jadwal tuh”
***
Pulang kantor (gaya aja nyebutnya, biasanya sih bilang pulang sekolah) b’5 kumpul di bagian pelayanan. “Mau ke komplek ya de ? Nanti tuh bareng sama Mas Juno” Ujar Ibu yang ternyata bernama Ibu Etik
“Iya bu”Jawab kita
Di parkiran, kita gaje lagi, pada diem-dieman, pokonya kita itu aneh sewaktu Prakerin.
“Masuk” Mas yang katanya bernama Juno itu menyuruh kita masuk mobil
***
Sesampainya di komplek, kita mulai memasuki rumah yang akan menjadi tempat tinggal kita selama Prakerin, kita tercengang, “sepertinya kita punya perasaan yang sama kawan” ujarku dalam hati. Yapp, how’s scary house, pikirku berkata begitu. Lantai kotor, banyak debu, ada sampah, dll. yasudah lupakan !
Yaa kita selesai melihat-lihat ruangan di dalam rumah, “Gimana jadi ga ?” kata Mas Eryana
Tik tok tik tok, kita hanya saling berpandangan, dan “Iya jadi mas”Jawabku
“Nanti dibersihin dulu sama Mas Juno”
Teman-temanku masih memasang muka aneh, terlalu sulit untuk mengungkapkan isi pikiran kayaknya.
“Nanti kalian bisa pindah ke rumahku abis lebaran” kata Mas yang masih kuketahui namanya Mas Juno
“Terus Masnya ?”
“Ntar aku pindah kok”
***
Kita diantar kembali ke kantor, dan pamit pulang. Di perjalanan kita berdebat, Lin yang paling ngotot gak mau tinggal di situ, dia mempengaruhi teman-teman yang lain juga supaya mengurungkan niat untuk tinggal di komplek, terutama ke Yuswa yang jarak rumah ke kantor lumayan dekat. Aku kesal, karena memang ini ideku, aku yang mengusulkan Prakerin di kantor itu karena punya rumah dinas, pegawainya baik-baik, kakak kelasku yang cerita begitu kok.
“Lin, coba jangan kaya gitu. Kita kan udah sepakat udah ngebayangin kita mau satu rumah bareng-bareng, kita udah merencanakan mau ngapain nanti di sana. Kita gak terlalu ngeluarin biaya banyak untuk ongkos PP. Kalau PP ntar berangkat buru-buru, pulang kemaleman, apalagi kalo gak bulan puasa pulang jam 5” Kucoba menjelaskan
“Tapi tuh Fi, kaya gitu serem, mana rumah kanan, kiri, depan, kosong lagi”
“Udah deh, ntar kalo mau apa-apa bareng-bareng, bikin suasana rumah selalu rame, kita bisa nonton, bisa cerita-cerita, kita kan b’5, kalo mandi pak tunggu-tunggu, atau mandi bareng juga gak papa” Kucoba menjelaskan lagi
Ahh di jalan kita berdebat, tidak sampai di situ, pembahasan kita mengenai tempat tinggal berlanjut ke hari-hari berikutnya. Kalo Shintya & Iyul tidak ada masalah, walaupun sedikit ada hambatan dari keluarga yang belum memberikan izin, tapi hati keluarga luluh juga kok. Lin sempat memutuskan untuk tinggal di komplek hanya sampai bulan puasa, dan dia sudah menyepakatinya dengan Yuswa.
Awalnya kita berfikir jalani dulu tinggal di rumah itu dan setelah lebaran pindah di rumah Mas Nugros. Katanya Masnya abis lebaran mau pindah ? pindah ke mana emang ? kita takut Mas pindah tugas..
**
Aku diberikan tugas untuk menyortir arsip-arsip bukti pembayaran, banyak sekali, tugas itu tidak selesai hanya dalam satu hari.
**
Shintya punya tugas untuk memproses surat keluar dan kearsipan, dan pekerjaan lainnya yang ada di bagian umum.
**
Yuswa punya tugas memproses email, menangani BC23, surat-surat, dan pekerjaan kantor lainnya.
**
Lin punya tugas input data, memproses surat, dll
**
Iyul bertugas menangani surat masuk, BC25, dan lainnya juga.
***
Di hari ke-4, tepatnya hari Jum’at, sepulang kantor kita mampir ke komplek lagi untuk melihat suasana rumah setelah dibersihakan dan dibereskan. Sesampai di komplek, kita lihat belum sempurna ini bersihnya, jadi kita melanjutkan bersihin lagi, Mas Nugros meminjamkan alat-alat kebersihan, kita ke rumah Mas Nugros.
Mas Nugros baru buka pintu, ada kucing lompat. Astaghfirullah mengagetkan kita saja, tapi lucu sih tuh meong, pengen tak guwes-guwes.
“eh iya aku minta no kalian dong, barangkali ada apa-apa” kata Mas Nugros
“siapa ?” Jawabku
“siapa aja?”
“yaudah kamu aja Fi” kata Lin
“yaudah”
“Ntar kalo udah selesai sms aja”
***
Uuuhuu asik juga bersih-bersih rumah bareng temen-temen, seru..... Tara !! rumahnya berubah, jadi lebih bersih getoo..
“nanti dindingnya mau dipasang sticker atau dicat ?” tanya Mas Nugros kepadaku & Iyul yang kebagian bersihin kamar. Aduhh baik banget Mase tuh, dalam benak kita berkata begitu.
“dipasang sticker aja” Jawab Iyul
***
Kita selesai sekitar jam 6 kurang, oww keburu Maghrib, waktu buka puasa. Akhirnya kita buka puasa di jalan, yaitu sate kambing,,,,, dalam hati iya ternyata kakak-kakak kelasku benar juga, mereka memang baik-baik banget.
***
Kita diantar sampai jalan pantura, dan karena kemaleman akhirnya kita putuskan untuk menginap di rumah Yuswa. Asikk juga punya teman rumah yang teman-teman, seru, bagimana nanti kalo tinggal bareng yaa..
Kita memutuskan untuk pindah ke komplek hari Minggu, entah kita jadi kembali kompak ke rencana awal, mungkin karena sudah berfikir matang ditambah lagi melihat keadaan rumah yang sudah bersih, dan merasakan bermalam bersama di rumah Yuswa.
***
Di hari Minggu yang cukup cerah, kita melakukan kegiatan yang belum pernah kita lakukan. Ohoo dengan segala kerempongan yang ada pada diri kita, kita luapkan semua hal itu pada barang-barang bawaan. Apa saja yang harus dibawa sudah kita diskusikan pembagiannya, kita membayangkan hal indah nanti setiba di sana.
“Mas, kita ke sana sekitar jam 10’an” isi pesan singkatku kepada Mas Nugros
“Iya, nanti aku bawain es campur”
“Kan puasa mas”
“Oh iya”
“??” tanda tanya dalam hati
Seperti biasa aku berangkat bersama Lin, wadaww alangkah rempongnye diee nii. Bawa tas besar dan tas gendong, berarti lebih parah dariku. Bahkan Ibunya menyarankan untuk membawa cobek kecil yang terbuat dari tanah liat, hahaa. Memang, Ibunya Lin itu perhatian sekali kepada anaknya, termasuk kepada teman-temannya juga. Terbukti sewaktu aku & Lin hendak berangkat, beliau melihat kita kesulitan membawa barang-barang, beliau memanggilkan becak untuk kita. Padahal jaraknya tidak terlalu jauh kok ke jalan raya...
***
Eng ing eng.. ternyata di tempat pertemuan kita sudah terlihat Yuswa dengan dua kardusnya. Tak lama kemudian datang Shintya membawa ransel yang ia seret dengan tangannya, dan terakhir waaahh Iyul gak adil nih, masa dia cuma bawa tas gendong dan handbag kecil sihh..
Wooo ribut lagi...
***
Kita naik angkot, dan supirnya itu baik sekali mengantarkan kita sampai depan rumah, padahal arah angkotnya bukan ke situ. Mungkin kasihan melihat kita dengan segala kerempongan yang kita tunjukan kali ye..
***
Subhanallah indah sekali hidup dengan teman-teman seperjuangan. Kita mulai menata kehidupan rumah tangga di dalam atap ini. Dimulai dari penataan tata letak barang-barang, dan dengan sendirinya tertata pula hubungan persahabatan kita di dalamnya.
“Mas kita udah nyampe di komplek” SMSku meluncur lagi ke HP Mas Nugros
Lama tak dibalas, yasudah kita sholat Dzuhur dan tidurlah..
“Sekarang tidur dulu aja, ntar sore kita belanja ke Grage” Usulku
“perutku sakit”Gerutu Yuswa
“Kalau gak kuat jangan dipaksa wa, buka aja”
“Gak apa-apa ta ?”
“Ya gak papa, tuh aku ada kue mau gak ? Iyul & Shintya juga gak puasa kan ? nih barangkali mau kue”
“Aku juga ada kacang sangrai tuh tadi dibawain sama Ibu” Tawar Lin
Haa itulah makanan pertama yang kita santap di atap rumah persatuan.
Kita tak bisa tidur laahhh, jadi kita habiskan waktu itu untuk...... biasalah yang 5 ini anak-anak alay yang gaje, apalagi Lin.
***
Cuss ahh ke GrageMall, gaya aja mau belanja jehh. Kita belanja kebutuhan dapur dan alat-alat kebersihan, juga yang lain-lainnya. Di sana kita pun bertemu dengan teman seperjuangan, ya anak Prakerin juga getoo..
Aku & Lin keluar duluan, karena kita terpisah saat berbelanja. Dan alangkah shocknya.....
“Eh coba masa pajaknya nyampe 33ribu ??” kata Shintya
“Jihh kok gitu mahal banget” Kataku
“Yaudah deh ntar mah jangan belanja lagi, ntar bawa dari rumah aja”
***
Setibanya di rumah, menjelang maghrib, “Ntar kita makan gimana ? ada mie ada telor, tapi masaknya gimana ? katanya Mas Nugros mau kasih kompor”Tanya Shintya
“Gatau, tunggu aja nanti”Ujar Lin
Tak lama kemudian, ada pesan singkat mampir di Hpku
“Iya, aku masih di kantor. Udah pada makan belum ?” Ternyata balasan SMSku ke Mas Nugros tadi siang too..
“Belum Mas”
“Yaudah ntar makan yaa”
Klakson mobil depan rumah tuh, siapa lagi, yaa Mas Nugros. Ia & Mas Wand ngajakin kita makan di luar ternyata. Alhamdulillah...
***
Sepulang itu, kita ngerampok rumah Mas Nugros, eitt ngerampok juga ada izin resminya kok, hehee.. kita bawain rice cooker, kompor gas, bumbu-bumbu dapur, dll.
“Mas ini kita bawa semua, terus Masnya ?” Tanyaku
“aku ada lagi kok”
Baik banget iki orang kuhh..
“ehhh bisa masang gasnya gak ?” tanyanya sebelum kita pergi
Kita bingung, menatap satu sama lain“udah aku bisa kok” jawabku
“Bisa, Mas”kataku
Nekat sekali aku ni, aku kan cuma bisa pasang gasnya doang, kalo selang regulator & kompor, wallahua’alam, belum pernah coba. Aku jawab begitu, ku tak ingin merepotkannya lagi. Tapi alhamdulillah bisa kok, kan pernah liatin ayah pasang kompor gas.
Tapi beberapa hari kemudian ada masalah dengan kompornya, & harus diganti. *Heheee..* Entah karena kesalahan aku dalam memasang, atau kompornya yang memang sudah berusia lanjut..
***
“orang-orang di Pabean tuh ngomongin aja anak PKL sebelumnya, banding-bandingin sama kita, katanya ginilah gitulah, bete”Celoteh Iyul
“Iya sama aku juga kesel, katanya mereka bagus, nilainya juga bagus-bagus”Sambung Lin
“Jihh, lah kok gitu sihh ?”Ujar Shintya
“He’em kok gitu ? aku juga jadi sebel dengernya. Tapi yaudahlah jalani aja dulu, ini mungkin karena baru awal aja, mereka belum terbiasa sama kita, kita harus buktikan kita juga bisa”Aku mulai nyambung
“Iya, lama-lama juga nyaman kok..”Shintya melanjutkan
“Iya bener, pokonya kita harus buktikan ke mereka kita bisa lebih baik, kita harus dapat nilai lebih gede juga”Lin mengutarakan dengan kesal
“Iya iya bener..”
Ekhm, rightly awalnya kita kurang betah di kantor yaa itu karena di hari-hari awal masuk kita sering dibanding-bandingkan dengan anak Prakerin sebelumnya, tapi kita bertekad untuk menjadi lebih baik dan memberikan yang terbaik.
Begitulah kehidupan kita setiap hari selama Prakerin di bulan Ramadhan, berangkat dari komplek bareng pegawai, pulang pun begitu. Di kantor pun gitu-gitu aja, lama-lama mulai nyaman lah.
***
“Assalamu’alaikum..” suara ketukan pintu, baru saja kita masuk rumah setelah pulang dari acara bukber, siapa gerangan
“Wa’laikumussalam”kubuka pintu, langsung saja seseorang membawa kasur, ehh Pak Grandong, dari Mas Al katanya,, wuihh baik juga Mas yang ini, selama ini kita nilai dia itu orang jaim yang menyebalkan. *oow*
***
 “Aku di sini dan kau di sana kita memandang langit yang sama....................dekat di hati”, “mana mungkin selimut tetangga hangati tubuhku dalam...................”, “jarang pulang, abang jarang pulang.....”. Ohoo lagi-lagi lagu itu diputar, lama-lama aku hafal nih lagu, , sepertinya ini suara hati orang-orang di dalam ruangan *uppss !!*
***
Seperti biasa kita melaksanakan sholat Dzuhur di mushola lantai 2, moso gak ada imam. Kulihat keluar, ehh ada Mas Nugros, sepertinya hendak sholat.
“Mas udah sholat ?”tanyaku
“Belum”
“Mas, imam dong..” Pintaku
“Iya nanti dulu”
Ternyata beliau hendak tidur saudara, tapi tak sampai 5 detik, Masnya bangun lagi. Alhamdulillah jadi berjamaah kan sholatnya.
***
“Kamu bawa mobil kan, Al ?”tanya Mas Zain ke Mas Al yang sedang mengemas dokumen ke dalam tas
“De, sana pulang tuh ikut sama Mas Al”Mas Zain berkata padaku
“Ntar aja mas” Jawabku, yang b’4 kan belum pada keluar dari ruangan masing-masing..
“Mereka kan biasanya pulang sama Mas Juno, ya kan ?”tanyanya padaku “Mas Juno iron man”lanjutnya
"iron man ?” tawaku dalam hati
***
Hari ini, jam ini seluruh pegawai ada rapat. Hanya ada Mba Aliana dan pegawai lain yang tidak berstatus PNS yang tidak ikut. Daripada nganggur, yukk ngerumpii.. Pembicaraan kita dan Mba Aliana panjang lebar, tentang pekerjaan, tentang rumah di komplek, dan termasuk tentang pegawai, kita buka-bukaan.
“Mba, kalo Mas Nugros tuh yang bertugas ngebimbing anak Prakerin ya ?”Tanyaku
“Gak kok, kenapa ?”
“Baik banget mba, kaya bertanggungjawab banget tuh atas anak Prakerin” Jawabku
“Prasaan yang lain mah biasa aja tuh mba, gak kaya Mas Nugros”Sambung Shintya
“Iya emang dia mah gitu, peduli banget sama cewe. Kalo anak Prakerin coba pasti dikasih nilainya bagus-bagus, walaupun gak sesuai sama kerjaannya, kasihanan orangnya” Jelas Mba Aliana
“Oh gitu, pantesan dibilang playboy Mba” Utas Lin
“Hahaaa..” tertawa seperti yang biasa kita lakukan..
***
Suatu hari kita ada project besar nih ceritanya, wah apaan tu ?
“Bisa masak kangkung gak “ begitulah kira-kira SMS Mas Nugros suatu malam
Kulirik teman-teman sambil membacakan pesan itu, “bisa gitu” kata Yuswa & Shintya
“Iya bisa, Mas”balasku
“Ntar sahur kalian yang masak yaa”
“Maksudnya ?”
“Nanti aku bawain bahan-bahannya, kalian yang masak, & ntar sahur kita ke sana”
“Iya mas”
Entah dalam rangka apa Mas-mas meminta kita untuk memasak.
Klakson mobil lagi, kita buka pintu, waahh banyak kali belanjaannya. Yang nurunin & ngasih barang-barangnya Mas Al lhoo, tumben banget, kelihatan ramah lagi, gak kaya biasanya. Kalo kita lihat mas yang sering nyapa kita “hai fans” itu jutek & cuek, tapi ternyata tidak..
“Makasih mas..” Ujarku
Tadi tanyanya masak kangkung, kok banyak banget ?? ternyata bukan sekadar kangkung, berbagai macam bahan terkumpul dalam tas belanjaan ini.
Kita bongkar, oh ada kangkung, ada ikan kaleng, ada telor, ada macam-macam dehh........
Langsung ahh kita kerjain, potong-potong, iris-iris, supaya ketika waktu sahur tinggal masaknya aja. Aduhh seperti biasa dengan alay rempong kita berlima, kita selesaikan semua.
z***
Jam 2, taraa waktunya bangun anak-anak. Kita siap memasak yang dipersembahkan hanya untuk Mas-mas guanteng *ha ?* punggawa Bea Cukai.
Yuswa & Shintya siap beraksi dengan peralatan masak, kita b’3 hanya menjadi backing powder aja *maksudnya ?*, yo yang kalo mereka bilang “Fi, air”, siap !! “Yul, sendok” oke !!, “Lin garam” ini !!
Waktu imsak sebentar lagi, tapi masakan belum juga siap, kita gugup & terburu-buru, dengan kompor dan peralatan masak yang serba satu, kita harus memasak sebanyak ini. Kita telat bangunnya nih...
Mas-mas mulai datang, & mereka menunggu, mereka menunggu...
***
Weoww masakan siap saji. Kita lihat ekspresi mereka menyantapnya, hmm seperti terpaksa, berusaha menghargai, mereka santap sedikti demi sedikit, dan memang hanya sedikit yang disantap. Mereka masih meninggalkan banyak makanan.
“Udah yaa, makasih” ujar Mas Al setelah minum, dan ia langsung pulang
Tanpa sedikit komentar pun, tanpa kata apapun, tanpa ucapan apapun tentang masakan, dan tanpa-tanpa lainnya, disusul dengan Mas-mas yang lain pulang ke rumah masing-masing. Dan mereka menyisakan satu Mas, yaitu Mas Zain. Mas Zain sedikit mengajak kita berbincang, dan tak lama ia pun meninggalkan kita.
***
“Udah gitu doang ?”
“Kirain tuh ada apa ?”
“Gak ada komentar ?”
Bla bla bla obrolan kita makin panjang. Kayaknya masakan kita tidak memuaskan, & mereka gak enak buat menyatakannya, jadi makan sedikit dan begitulahh..
“Mungkin mau nonton bola”
“atau mau nonton CHSI, hehehe”
Lama-lama mereka berempat tidur, dan hanya aku yang kuat, udah mau Subuh kok.
***
On my birthday, 24 Juli 2014, Sweet 17th jeh gayanya, katanya umur 17 itu spesial, iya benar spesial, kini aku ada di suasana baru, masuk usia 17 bersama teman-teman. Kuterbangun dari tidurku, biasa sahur..
Kubuka HP, eh udah ada yang ngucapin, termasuk dari Mas Nugros. Sekalian sama sms pamit ke kita mau mudik jehh katanya.
Selesai makan sahur, HPku mana ?? ahh kerjaan anak-anak nih, iseng...
***
Sewaktu aku nganggur, aku buka saja laptop, baca-baca ucapan dari teman-teman di facebook.
“ohh kamu ulang tahun to, selamat ulang tahun yaa” Mas Zain mengagetkanku saja, sepertinya dia sudah lama di belakangku dan ikut membaca ucapan-ucapan itu.
Aku mendapat banyak wejangan dari Mas yang sering bilang aku mirip sama temennya ini. Salah satunya yaitu “Nanti kalo udah lulus, kerjalah di Cirebon, kerja buat daerah sendiri”, okay aku tangkep nasehat itu. Terus ada lagi “mumpung orang tua masih ada, bikin mereka bangga, jangan kecewakan mereka”, ada lagi “nanti kalau sudah kerja, diakhir bulan jangan mempermasalahkan gaji kalo belum turun-turun, karena bendahara pasti sudah mengusahakannya” kurang lebih seperti itulah. Mas juga cerita sedikit tentang kehidupannya..
Mas mengajarkanku tentang pekerjaannya, terutama Ms. Exel, berkat belajar darinya aku jadi lebih bisa dalam mengoperasikan Ms.Excel
“Cita-cita kamu apa ?” tanya Mas
“Banyak mas, dulu pengen jadi guru, terus gara-gara sering liat berita pengen jadi reporter, terus pengen jadi penyiar radio, pengen ng’MC juga”
“kamu bisa ng’MC ? ? kamu tuh keliatannya diem kok”
(aku cuma senyum-senyum, ya begitulah aku kalo di kantor & kalo lagi diajak ngomong sama pegawai, cuma bisa diem, dengar, & jawab kalo ditanya) “ya sedikit-sedikit bisa, suka ng’MC kalo ada kegiatan organisasi”
“Oh ya wis nanti kalo ada acara kamu ng’MC yaa”
“Jihhh..”
“Nanti biasanya sama Mas Okan, kalo gak Mas Andrew”
(lagi-lagi ku hanya bisa diam)
“kamu kalo ke guru suka tanya gak ?”
“iya kadang-kadang Mas, kalo gak paham ya tanya”
Aku jadi bingung, aku kelihatan diem banget yaa di kantor. Padahal mungkin berbeda 360o kalo di rumah, atau di sekolah, atau di komplek sama teman-teman. Ya pasti karena belum kenal banget, aku sulit beradaptasi, kaku dengan orang baru, tapi tergantung sama siapa dulu sihh..
“Sekarang Mas tanya, kamu masih canggung gak di sini ?”
“Masih mas.”
“Masih ? gak usah canggung, biasa aja, anggap pegawai di sini itu kakak-kakak sendiri, kalau ada yang gak paham tanya aja, gak usah malu-malu”
“Iya mas. Gak punya kakak sih, jadi gak tau gimana” dengan polosnya kujawab
***
Sepulang kantor, kita mampir ke toko buku, tidak seperti biasa, kita pulang hanya b’5, karena Mas Nugros tak ada. Setelah kepergian Mas Nugros *mudik maksudnya*, kita serasa sepi. Kalo pulang kantor kita mau nungguin siapa ? kalo mau berangkat juga mau nyamper siapa ? kalo ada apa-apa bilang ke siapa ? Jadi sadar kita hanya bisa merepotkannya saja ...
Di toko buku, aku membeli kamus idiom Inggris-Indonesia, teman-temanku juga membeli buku-buku bacaan yang bermanfaat lainnya.
Setibanya di rumah, mereka menyerahkan buku-buku yang baru saja dibeli untukku, kado ulangtahun katanya, yowis matursuwun sanget nggih..
Di malam hari, kita masih ingin melangkahkan kaki. Yoo jalan-jalan ke GrageMall, menuju toko buku lagi. Tak hanya itu, kita pun mampir ke penjual jam tangan.
“Aku mau beli ah”Ujar Lin
“Ihh bagus, aku mau beli juga, tadi uang yang dari Mas Eryana mau aku beliin jam aja”Shintya pun
“Aku juga”Iyul sepemikiran
Yuswa & aku hanya melihat-lihat saja, kita tidak tertarik dengan aksesoris.
“Eh fi, menurut kamu bagus yang mana ?”Lin meminta pendapatku
“Yang itu tuh, eh yang biru aja, ehh yang putih juga bagus Lin”
“Yang bener coba Fi”
“Hehee.. yang biru aja”
“Ya udah deh aku beli 2, yang putih & biru, aku mau beliin buat temen aku yang super nyebelin”
“Oh yaudah”
Transaksi selesai, eh si Lin memasangkan jam biru di tanganku. Oalahhh temennya yang nyebelin itu aku to..
Yeah, selesai dengan jam, kita melanjutkan penjelajahan di Mall, gaya aja gak ada uang aja tuh, cuci mata katanya..
“Duh ada Ridwan, males ”Ujar Shintya
“Mana ?”Jawab Iyul
“Itu tadi aku lihat di sana”Shintya mencoba menjelaskan
“Udah yuk pergi”
“Aku & Iyul mau pergi duluan ya, ntar kita ketemu di depan” Ujar Shintya kepada kita
“Kenapa sih ?”tanya Lin
“Ada orang itu tuh”
***
“Kamu tuh kok mirip sama temenku yoo” Mas Zain berkata begitu lagi, dengan logat jawanya yang khas
“???”
“Coba nih kamu liat” menunjukan foto dari HP “tuh mirip kan, ada tanda di sininya”
“oh ini mas, bekas luka ?”potongku
“ohh, cara pake kerudungnya, itemnya juga **ha ? emang iya sihh hehe** dulu dia item nihh”
“Orang gak mirip jeh mas, beda, paling bentuk mukanya aja kali ya..”
“Dulu saya pernah suka nih sama dia” ketawa kecil
Aku hanya bisa tertawa & senyum, ya pantesan aja temen lama kok masih diinget terus, mas nihh.. hehee
***
Lebaran sebentar lagi, wiidiww kita disuruh bantu-bantu beresin parcel untuk pegawai. Dan istimewanya setiap dari kita dapat bagian. Hal itu langka, jarang didapatkan oleh anak Prakerin manapun.
***
Lebaran tiba,, alhamdulillah...
***
Setelah lebaran b’5 menempuh hidup baru lagi, yaa masih dalam rangka mengukir sejarah di masa Prakerin sihh..
To be continue.......................
Read more »