Rabu, 21 Desember 2016

A Part of My Journey 1

Seperti yang telah aku bayangkan, perjalananku akan melewati hal semacam ini. Aku rapuh..
Rapuhnya aku Kau Mahatahu, Yaa Rabb..
Senin, 19 Desember 2016. Pertama kalinya aku mengikuti rangkaian tes rekrutmen pekerja di Jakarta. Seleksi ini untuk melamar menjadi karyawan PT Hexpharm Jaya, salah satu perusahaan besar di Indonesia yang berkedudukan di Cikarang.
Sama halnya dengan peserta lain, atau bahkan persiapanku lebih matang, karena ini kali pertama pengalamnku. Aku mengikuti semua persyaratan yang ada, tak tanggung, aku membeli kemeja putih dan sepatu baru. Bukan hanya itu, aku membeli peralatan lain pun baru, seperti pensil, penghapus, serutan pensil, pulpen, penggaris. *yaa iyalah kan belum ada, wkwk
Tak lupa pula aku menggali informasi seputar seleksi karyawan yang rekrutmennya melalui BKK sekolah. Iyaa, aku mendaftar di BKK salah satu sekolah di Jakarta. Pun dengan membaca soal-soal yang biasa diujikan saat tes psikotes kerja.
Taraa hari itu tiba. Nerveous? Tidak. Takut? Tentu tidak. Seperti biasa, aku pasang kepercayaan diri penuh.
Okey, berawal dari memasuki area tes, mengisi daftar hadir, memasuki ruangan, duduk di kursi, daann mulai memperhatikan pengarahan dari penyelenggara BKK yang dilanjutkan oleh pihak HRD dari perusahaan yang bersangkutan.
Jantung mulai cepat berlari kala proyektor dipasang, benar saja, ini yang kucemaskan. Pengarahan HRD menggunakan layar proyektor, aku mulai pesimis, apa yang membuatku seperti itu? Aku duduk di bangku paling kiri dan di barisan tengah, sedangkan layar proyektor ada di depan paling kanan, itu sangat bertentangan sekali dengan posisiku. Lantas apa hal membuatku khawatir? Aku tidak memakai kacamata. Itu yang sangat kusesali.
Aku memutuskan tuk melepas kacamata karena aku melihat di informasi lowongan persyaratan peserta tidak boleh bermata minus, aku mau mencoba, aku yakin aku bisa tanpa kacamata. Aihh, ternyata dugaan memang tidak selamanya benar. Aku bukan aku, aku membohongi diri sendiri, aku menyiksa diri sendiri, yaa menyiksa. Selama mengikuti psikotes aku merasa tersiksa. Pertama, aku tidak bisa melihat dengan jelas semua penjelasan dan instruksi yang ada di layar proyektor. Kedua, mataku lelah menghadapi soal-soal yang ada. Aku gagal fokus, konsentrasi kabur, dan aku ahh sudahlah.
Tapi pesimisku tidak semuanya kutuangkan, aku tetap memiliki sisi optimis. Apa itu? Entahlah, Wallahu'alam bisshawab..
Dan yang paling penting adalah Allah selalu ada untukku, Dia yang mengatur jalan rizkiku. Aku hanya bisa berusaha secara real di sini, tetap saja Allah yang menentukan keputusan finalnya.
Laahaula walaaquwata illabillah..

Sekarang aku tengah menunggu hasil dari usahaku tempo hari. Petugas penyelenggara mengatakan, peserta yang lolos psikotes akan mendapatkan informasi via SMS atau telepon untuk mengikuti tes selanjutnya, yaitu interview HRD, estimasi maksimal satu bulan setelah psikotes diselenggarakan.

Dan aku sangat berharap. Aku menggantungkan harapan kepada Allah melalui seleksi ini..
Wakafaabillahi waliyaa, wakafabillahi nashiiro..

0 komentar:

Posting Komentar