Kamis, 05 November 2015

Start New Life

Setelah sekian lama aku gak nulis di blog ini, akhirnya hari ini aku mulai bangkit untuk mencoba memulainya lagi.
Dulu aku gunakan sarana blog ini untuk berbagi ilmu yang pernah kudapat, tapi sekarang blog ini ku jadikan teman curhat sajalah, karena di sini, di tempat baru, dimana tempat aku menghabiskan hari di depan komputer untuk mendapatkan salary di kemudian, hehee belibet yaa bilang aja kerja, aku belum mempunyai teman yang benar-benar teman, yang bisa diajak berbagi rasa, bercanda, kemana-mana bersama.
Sudah 3 bulan aku bekerja di sini, tak apalah aku sebutkan nama perusahaannya, PT Universal Furniture Industries, perusahaan yang bergerak di bidang outdoor furniture dengan relasi buyer yang cukup luas di antero dunia.
Orang bilang, kalo kerja di sini itu yaa sudah bisa dibilang makmur kehidupannya dari segi perekonomian, karena perusahaan ini salah satu perusahaan yang memberikan salary lebih tinggi dibanding perusahaan-perusahaan sejenisnya di domisilinya, Cirebon..
Aku masuk ke sini bukan murni karena panggilan jiwa, orangtuaku lah alasan utamanya. Almarhum ayahku dulu bekerja di sini juga, yaa bisa disebut sebagai legendaris lah, hihii, karena beliau bekerja sebelum perusahaan ini dibangun, bingung kan?? Jadi gini, sebelum perusahaan ini diberdirikan, pemilik sudah mempunyai perusahaan sejenis sebelumnya, nah ayahku adalah salah satu dari karyawan perusahaan tersebut. Karir dari bawah, bawah sekali, hingga ayah mendapatkan kepercayaan terus menerus dari para atasan yang membuat ayah menduduki posisi cukup penting di perusahaan ini.
Singkat cerita, dulu, entah kapan, pastinya sebelum ayah wafat yyaa, hihii,, ayah pernah mengungkapkan keinginannya pada para atasan dan termasuk pemilik perusahaan agar aku dapat bekerja di sini setelah lulus sekolah.
Amanat ini pun disampaikan oleh ibu kepada pihak perusahaan ketika mereka berta'ziyah pada kematian ayah, disaksikan olehku pula yang saat itu masih setengah sadar dari pingsanku. Kala itu aku masih duduk di kelas XI.SMK
April 2015 selepas UN, aku mulai mengurus surat lamaran dan menyerahkannya pada perusahaan.  Yaa orang-orang di sana sudah tidak heran dengan kehadiranku. Pihak personalia pun kenal cukup dekat dengan ayahku, sembari memberikan berkas, beliau, Ibu Yuli sebut saja, bercerita sedikit tentang ayahkh dulu.
Awal Mei 2015, aku mendapat panggilan untuk tes tulis. Setiba di sana, aku disuguhkan 60 soal psikotes, ahh sudah hajar aja. Tes tulis beres, lanjut kepada praktek. Aku diminta untuk input data keuangan ke aplikasi yang sudah tersedia.
Semua tes selesai dilaksanakan, sebelum pulang pihak personalia mengatakan agar aku menunggu panggilan selanjutnya, yakni interview.
Mei, Juni, Juli kulewati tanpa kabar. Pernah sekali kuhubungi dan ku mendapat jawaban interview dilaksanakan setelah hari raya Idul Fitri.
Idul Fitri berlalu, Agustus datang. Belum juga kudapat informasi lanjut, aku bimbang, inginku melamar ke perusahaan lain, tapi aku sudah diamanatkan, dan ibu pasti tidak akan setuju. Sempat ku berpikir apakah sebenarnya aku tidak akan diterima, dan pihak perusahaan menunggu aku mundur?? Ahh aku tidak boleh pesimis, ibuku sudah memastikan aku pasti akan bisa menjadi bagian dari PT UFI, kesabaran yang harus aku tanamkan betul saat itu.
Suatu hari seorang teman meluncurkan SMS pada handphoneku, dia menawarkan pekerjaan untuk bekerja di salah satu resto di Kota Cirebon, entah untuk menduduki posisi apa, aku tidak begitu tertarik, tapi sempat ingin kucoba tawarannya, namun dengan pikir panjang, karena posisiku sedang menunggu panggilan pula.
Saat itu juga aku menghubungi pihak perusahaan lagi, dan aku mendapat balasan telepon dari kepala personila, beliau mengatakan agar aku datang esok pagi pukul 8 untuk tes lagi dengan Ibu Yuli.
Ahh mengapa tes lagi, kurang yakinkah padaku? Tanyaku dalam hati saat itu.
Jum'at, 07 Agustus 2015 pukul 8.15 aku tiba di tempat. Security memberitahu bahwa aku ingin bertemu pihak personalia. Ibu Yuli datang menghampiriku di pos security, beliau heran dengan kedatanganku, padahal bukannya kemarin Pak Wawan, kepala personalia menjajikanku untuk tes dengan Ibu Yuli?? Ahh ya sudahlah, anggap ini kejutan atas kesabaranku menunggu, hihii..
Aku duduk di ruang tunggu personalia, menunggu kepala personalia selesai dengan urusannya.
"Silahkan, mba"ujar laki-laki muda karyawan personalia.
Tidak lama ku bercakap dengan pak kepala, beliau langsung memberitahu bahwa aku ditempatkan sebagai admin Quality Control (selanjutnya disebut QC) dengan masa training 3 bulan dan upah awal Rp. 57.750,-/hari dengan jam kerja 8 jam sehari selama 5 hari dalam seminggu (Senin-Jum'at).
Pak kepala menghubungi kepala bagian QC dimana aku akan ditempatkan, tidak lama beliau datang, Pak Jaja namanya. Kuperkenalkan diri dan kusapa, kucium tangannya sebagai tanda hormatku sebagai anak kawannya.
Pak Jaja membawaku ke ruangannya, dimana tempatku akan menghabiskan hari. Kudiperkenalkan dengan karyawan-karyawan di dalamnya, kembali kuperkenalkan diri dan kusapa dengan cium tangan, karena jiwa pelajarku belum lepas, aku masih merasa menjadi siswa yang hormat kepada guru, belum muncul sama sekali jiwa sebagai karyawan dan menganggap mereka rekan kerja.
Pertama kusapa Pak Muktar, sobat karib ayahku. Kemudian di samping beliau, Mas Taufik, Adm Qc, dia memasang muka heran seheran-herannya saat kucium tangannya, hahaa, kembali lagi alasanku, aku masih merasa sebagai anak kecil di sini pada saat itu.
Mba Uni, Adm. Qc juga, yang posisinya akan kugantikan.
Pak Surtina, kabag QC, dan karyawan-karyawan lain yang tak bisa aku sebutkan satu per satu. Sebagian besar dari mereka adalah kawan karib ayahku, karena beliau menduduki posisi di QC-Produksi.
Dan sebagian besar dari mereka adalah sudah tahu akan diriku, walau hanya semasa kecil, haduhh malu rasanya. Mereka dibuat ramai dengan kemunculan diriku di tengah-tengah mereka, semoga ini awal yang baik, pikirku.
Kembali mereka dibingungkan olehku, mereka menanyakan dan memikirkan dimana aku akan tinggal, sedang rumahku sangat jauh dari sini. Aku ingat pesan ibu, agar aku menanyakan pada pemilik warung nasi di depan untuk mengontrak rumah di situ.
Sepulang kerja, Pak Jaja menghampiri warung Mba Asih namanya untuk menanyakan mengenai tempat tinggal. Alangkah baik atasanku ini..
Karena jarak dari pabrik ke jalan raya dimana aku bisa mendapatkan transportasi umum, aku diantarkan oleh Mba Uni. Sungguh semua orang baik padaku, terima kasih Ya Rabb... :)

0 komentar:

Posting Komentar