LARI BUKAN SOLUSI
“It’s time to begin
the third lesson” suara speaker terdengar dari pojok ruang kelas, tanda
pergantian pelajaran, pelajaran penjas adalah pelajaran ketiga di hari Jum’at.
“Hari ini materi
olahraga kita yaitu jalan-jalan, selama di perjalanan kalian cari 7 macam
tanaman yang bisa dijadikan untuk obat. Nanti kalian berjalan sampai ke perumahan
di sebelah utara ada belokan, kalian belok kiri melewati sawah sekitar
1km................................................................................................................................................................paham
?” penjelasan panjang lebar dari Bapak H. Dade, guru penjaskes SMKN 1
Lemahabang
“Paham pak..” serentak
murid XII AP2 mengiyakan kejelasan apa yang diterangkan oleh Pak Dade
“Perwakilan setiap
baris maju, hom pim pa”
“hom pim pa alayahum
gambreng...” serempak Hadi, Fikri, dan Kukuh menggoyang-goyangkan telapak
tangan untuk menentukan siapa pemenangnya, yang berbeda sendiri itulah yang
menang.
“kelompok Kukuh
jalan pertama.....” ujar Pak Dade
“Kelompok Hadi
kedua”, setelah Hadi dan Fikri suitt..
Setelah kelompok
Kukuh jalan agak jauh, kemudian Pak Dade menginstruksikan kelompok Hadi untuk
melaju, aku dan Nurida berlarian dari kamar mandi mengejar kelompok Hadi, ya
karena kita termasuk kelompok kedua, takut tertinggal...
Di sepanjang jalan,
aku melirik-lirik tumbuhan di kanan kiri jalan, tapi aku tak mengerti tumbuhan
apa saja, mataku terfokus ke bunga-bunga kecil mirip bunga matahari yang
tangkainya panjang, aku cabut, itu tumbuhan liar kok, di pinggiran sawah biasa
tumbuhnya...
“Ya ampun Ofi...”
salah seorang teman kelompok menegur...
“kalian jalan duluan
aja, ntar aku nyusul lari” jawabku..
Sambil jalan aku
merangkai bunga-bunga itu menjadi bandana, begitupun seterusnya ketika bunga di
tangan habis, aku petik lagi untuk menyambung rangkaian, aku lari lagi mengejar
kelompokku yang sudah di depan.
Dia melirik ke
arahku, memperhatikan langkahku, menatapku. Aku tetap jalan santai seolah tak
ada apa-apa di sekelilingku.
Dia semakin
mendekat, semakin menatapku dengan tajam. “Manik...manik..manik..” suara majikannya
menyahut, “guk..guk..gukk..” sontak aku melayangkan kaki untuk lari, namun
entah kenapa serasa berat kaki ini melangkah, badanku membungkuk, semakin
membungkuk, mungkin anjing itu mengejar, bukkkk !!!! aku terjatuh.. teman-teman
yang sudah di depan mendahuluiku.
Aku terselungkup ke
tanah, aku pasrah, hati aku tak memikirkan apa-apa, hanya pertolongan Allah
yang kuharapkan, aku pikir kaki aku bakal kena karena itu anjing sangat dekat
jaraknya denganku.
Teman-teman
membangunkanku dan mereka membersihkan baju dan wajahku yang kotor terkena
tanah, entah bagaimana kelanjutan anjing itu. Mungkin dia berhenti saat aku
jatuh, dan atau mungkin dia diambil oleh pemilinya, entahlah..
“tuhh kotor
banget..”
“kamu tadi gimana ?”
“kamu lari sihh..”
“aduh jatuhnya
nyungsep lagi..”
“harusnya kalo ada
anjing gak usah lari..”
“kamu gak apa-apa ?”
Banyak pertanyaan
& pernyataan yang mereka, aku hanya tertawa mengingat kejadian beberapa
detik lalu, walaupun sakit.
“aku tahu kok apa
yang kamu rasain, soalnya aku juga pernah” Yosi berusaha menenangkan..
“hahaaa...” aku
terus tertawa
Setibanya di
sekolah, banyak teman yang nanyain lagi, mereka tanya, ketawa, nasihatin,
nenangin, dll.
“Ofi kenapa ?”
“hahaaa......”
“Ofi dikejar anjing
pak..”
“tadi gimana sih ?”
Pak Dade kemudian
melanjutkan pelajaran, kami diintruksikan untuk mempresentasikan mengenai
tumbuh-tumbuhan yang tadi kami dapatkan..
Kelompok 1, 2, 3
selesai.....
“Demikian olahraga
kali ini, wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh” tutup Pak Dade
Sampai di kelas,
masih ada yang tanya lagi, aku ceritain kronologi kejadiannya dari awal sampai
akhir.
“kamu tadinya abis
jongkok yaa ?” tanya Ma’ripah
“iya..”
“ya pantesan aja
jadi gak kuat lari, badannya jadi condong ke depan terus”
“harusnya kalau ada
anjing jangan lari”
“susah Ma’, awalnya
aku gak mau lari, tapi tetap aja takut”
Mereka pada bilang “kalau ada anjing jangan lari..”. aku
sering dengar kok obrolan, tips, nasehat, atau apalah yang menyatakan kalau ada
anjing gak usah lari. Tapi apa daya, aku manusia biasa yang punya perasaan
takut juga, ya sudah aku ambil saja hikmahnnya..
0 komentar:
Posting Komentar